Linda Rahmadanti Yuliani | MataMata.com
Adipati Dolken (Suara.com/Fajarina Nurin)

Matamata.com - Pemeran utama film Perburuan, Ayushita dan Adipati Dolken memiliki pandangan tersendiri menilai sosok maestro Sastra Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Melalui karya-karyanya, yang dua di antaranya diangkat ke layar lebar, Bumi Manusia dan Perburuan, Adipati mengenal sosok Pram.

"Pak Pram itu menurut saya punya ideologi yang besar ya dan di tengah kondisi seperti itu bisa at least menyalurkan ideologi-ideologinya melalui tulisannya dan itu menurut gue cara yang brilian dan apa ya? kalau kata Ayu (Ayushita) itu bukan manusia kayaknya," kata Adipati Dolken saat ditemui di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

Pramoedya Ananta Toer di ruang kerja dalam rumahnya, Bogor, tahun 2001. [Reuters]

Meski di posisi tertekan, sosok Pramoedya Ananta Toer dianggap Dodot -sapaan akrab Adipati Dolken- mampu bertahan dan melawan dengan kata-kata. Oleh karenanya, aktor berusia 27 tahun itu senang karena sesaat sebelum filmnya rilis, karya-karya Pram dipamerkan secara gratis di RBOJ Coffee sebulan ke depan.

Baca Juga:
Nggak Ngerasain Mati Lampu, Adipati Dolken: Makanya Beli Genset!

"Jadi gue senang banget karya-karya Pak Pram bisa dipamerkan. Karya-karya Pak Pram bisa diapresiasi lebih luas oleh masyarakat di pameran ini," kata Adipati Dolken lagi.

Sementara itu, menambahkan pandangan Adipati Dolken pada sosok Pramoedya Ananta Toer, Ayushita menyebut Pram adalah sosok yang konsisten. Penjara bukan mengurungnya, tapi justru membebaskannya.

"Meski 30 tahun di penjara, Pak Pram tetap konsisten pada apa yang dikerjakan. Beliau sosok yang dipilih Tuhan dan semesta untuk menyampaikan pesan untuk kita," timpal Ayushita.

Baca Juga:
Anti Narkoba, Adipati Dolken: Gue Saklek, Galak Segala Macam!

Adipati Dolken [Sumarni/Suara.com]

Keduanya pun sependapat banyak belajar dari tulisan-tulisan beliau. Mereka merasakan semangat Pram yang begitu besar.

Keduanya pun berharap, banyak orang datang ke Pameran Jejak Karya Pram sehingga dapat menelaah karya-karya Pramoedya Ananta Toer dan berkontribusi baik bagi film Perburuan dan Bumi Manusia.

Untuk diketahui, kisah film Perburuan diambil dari novel pertama yang diterbitkan Pramoedya Ananta Toer pada 1950 berjudul sama. Film yang diangkat dari novel mahakarya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Bumi Manusia dan Perburuan akan tayang serentak di seluruh bioskop di Indonesia pada 15 Agustus 2019.

Baca Juga:
Jauhi Narkoba, Adipati Dolken Tetapkan Aturan Saklek Ini di Rumahnya

Sebelum dua film tersebut diputar di bioskop, Falcon Pictures selaku rumah produksi film akan menggelar gala premier di Surabaya, Jawa Timur pada 9 Agustus.

Load More