Matamata.com - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) akan memasuki usia dua dekade dan siap diselenggarakan kembali. Festival ini berlangsung selama delapan hari, mulai 29 November hingga 6 Desember 2025.
Acara pembukaan JAFF 2025 akan berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Yogyakarta, menandai resminya rangkaian perayaan 20 tahun ajang sinema Asia tersebut.
Untuk merayakan momen istimewa ini, JAFF akan kembali menayangkan film musikal ikonik Opera Jawa besutan sutradara maestro Garin Nugroho.
Karya tersebut dipilih karena menjadi salah satu film yang diputar pada gelaran perdana JAFF tahun 2006.
Penayangan ini bukan sekadar kilas balik semata. Opera Jawa akan diputar dalam format orisinalnya, yaitu rol seluloid 35mm.
Format tersebut kini tergolong langka dan menawarkan pengalaman menonton yang autentik, sesuatu yang semakin jarang ditemukan di era digital.
Direktur Festival JAFF, Ifa Isfansyah, menjelaskan bahwa tema “Transfiguration” tahun ini dipilih karena selaras dengan perjalanan panjang festival, termasuk dalam cara film dihadirkan kepada publik.
Ia menilai tema tersebut mencerminkan perubahan besar dalam dunia sinema, baik dari perkembangan industri film di Indonesia dan Asia maupun perjalanan JAFF sendiri.
“Transfiguration benar-benar transformasi tentang sinema Indonesia, Asia, atau pelaksanaan JAFF pada khususnya yang selama ini kita rasakan selama 20 tahun,” ujar Ifa Isfansyah dalam konferensi pers di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2025).
Sutradara berusia 46 tahun itu menambahkan bahwa perayaan ini juga menjadi kesempatan untuk melihat kembali pencapaian yang sudah diraih sekaligus menyusun mimpi baru untuk masa mendatang.
Menurut Ifa, pesatnya perkembangan sinema juga tergambar dari peran festival yang kini terhubung erat dengan ekosistem perfilman yang lebih luas.
Ia menegaskan, hubungan antara penonton dan festival sangat saling memengaruhi: antusiasme di bioskop akan memberi energi pada festival, dan kegiatan festival turut menghidupkan komunitas film.
“Apa yang terjadi di bioskop, penonton banyak, itu berdampak pada festivalnya. Apa yang terjadi di festival, itu berimpact pada komunitasnya. Itu yang sebenarnya menyenangkan,” jelasnya.
Selain Opera Jawa, penutupan JAFF edisi ke-20 akan menampilkan film Suka Duka Tawa, karya debut sutradara Aco Tenriyagelli.
Berita Terkait
-
Pelajari Budaya Jawa, Celine Evangelista jadi Sinden di Film 'Danyang Wingit Jumat Kliwon'
-
Raihaanun Perjuangkan Cinta Omar Daniel di Film 'Keluarga Suami Adalah Hama'
-
Wow! Jalin Kolaborasi dengan Iko Uwais, Nagita Slavina jadi Produser Eksekutif Film 'Timur'
-
Banyak Cara Menuju Pernikahan, Saskia Chadwick Kepikiran Konsep Taaruf
-
Sepanjang Kariernya! Mawar de Jongh Tampil Total, demi Film 'Sampai Titik Terakhirmu'
Terpopuler
-
Menag Ajak Guru Madrasah Perkuat Pendidikan Beradab Berlandaskan Nilai Pancasila
-
RCTI Didukung Kemenparekraf dan Langit Musik, Hadirkan 'IMA 2025'
-
PBNU Sesalkan Perilaku Gus Elham yang Dinilai Tak Cerminkan Akhlakul Karimah
-
KPK Periksa Sestama Baznas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag 20232024
-
Menkes: 52 Juta Warga Ikuti Cek Kesehatan Gratis, Dorong Peningkatan Skrining Tuberkulosis
Terkini
-
Lonjakan Peserta dan Penambahan Layar, JAFF 2025 Siap Pecahkan Rekor Penonton
-
Dua Ibu, Satu Anak: Citra Kirana Dihadapkan dengan Cinta dan Kehilangan di Air Mata di Ujung Sajadah 2
-
Tangis Pecah di Solo! Air Mata di Ujung Sajadah 2 Bikin Penonton Terisak, Resmi Tayang di Seluruh Bioskop Hari Ini
-
Andre Rosiade Ketum DPP IKM Gelar Nobar Film Menuju Pelaminan, Seribu Perantau Minang Rasakan Hangatnya Pulang Kampung
-
Hari Ekonomi Kreatif Nasional, Kementrian Ekonomi Kreatif dan PFN Gelar Nobar 'Menuju Pelaminan' di Lippo Mall Nusantara