Orangtua Kaya Raya, Reino Barack Hampir Tak Pernah Minta Bantuan Materi

Matamata.com - Di usia yang terbilang muda, yakni 34 tahun, Reino Barack sudah menjadi pengusaha yang sukses. Kesuksesan berbisnis ini ia termotivasi dari keluarganya yang juga notabene pebisnis.

Reino Barack merupakan Wakil Presiden Senior Pengembangan Usaha di Global Mediacom. Global Mediacom sendiri adalah perusahaan investasi milik Media Nusantara Citra (MNC) yang menaungi seluruh perusahaan media dan telekomunikasi MNC, seperti RCTI, Koran Sindo, Okezone.com dan Indovision.

Meski terlahir dari keluarga kaya raya, Reino Barack merintis usahanya dari nol. Ia memulai usahanya dengan investasi di beberapa perusahaan, salah satunya Apple.

"Jadi dulu waktu umur 19 tahun dikasih modal terus invest di beberapa perusahaan salah satunya Apple," kata Reino Barack.

Saat teman-temannya beramai-ramai membeli produk Apple, Reino Barack membeli sahamnya.

"Jadi produk pertama yang saya beli di Apple, mungkin temen-temen udah beli iPhone, iPad, saya beli sahamnya dulu," ungkap Reino Barack saat menjadi bintang tamu di Hitam Putih, 25 April 2017.

Hasil dari menanam saham itu, Reino Barack gunakan untuk membuka restoran. Kemudian ia mulai tertarik bergerak di bidang media dan membuat program anak-anak, Bima Satria Garuda.

Sebagai pengusaha, Reino Barack tentu saja pernah mengalami pasang surut dalam membangun usahanya. Meski orangtuanya kaya raya, suami Syahrini ini hampir tak pernah meminta atau menerima bantuan dari orangtuanya.

Ia akan meminta bantuan jika memang dirasa itu sangat mendesak. Jika tidak dalam keadaan darurat, ia usahakan tangani sendiri.

"Orang kan selalu mikir, oh ya dilahirkan di keluarga yang punya, tapi itu hampir nggak pakai. Opportunity itu saya nggak pernah pakai, saya nggak pernah datang merengek-rengek minta dana ini-itu selalu dari awal itu dari nol," jelas Reino Barack.

Reino Barack menceritakan jika usahanya dari awal ia bangun benar-benar dari nol dan tanpa bantuan orangtua. Kisah perjalanan bisnis Reino Barack ini cukup memotivasi publik.