Yohanes Endra | MataMata.com
Baim Wong, Paula Verhoeven dan Kiano Tiger Wong (Instagram/@baimwong)

Matamata.com - Baim Wong ternyata pernah mempunyai keinginan menjadi pejabat negara. Namun, Baim Wong mendapat banyak pertentangan sebelum mencalonkan diri. Selain merasa ada banyak musuh, suami Paula Verhoeven ini tidak mendapat dukungan dari keluarga.

Hal itu terungkap dalam video 'NSS Ep.16 - Baim Wong: Direndahkan & Gagal Selama 13 Tahun, Baru Dapat Hikmahnya Sekarang' yang diunggah di YouTube CXO Media belum lama ini.

Awalnya Baim Wong mengatakan bahwa ingin menjadi seorang Gubernur. Pasalnya pemain Bebas ini berharap bisa mendapat banyak pahala.

Baca Juga:
Seorang Pria Datang Minta Diruqyah, Baim Wong Syok Tahu Penyakitnya: Duh!

"Waktu itu sih berpikiran Gubernur. Karena saya tahu banget kalau bisa mimpin benar, ladang pahalanya banyak banget. Tapi mengerikan sih pasti banyak musuh," ujar Baim Wong.

Baim Wong (Instagram/baimwong)

"Keluarga saya nggak setuju kalau saya jadi seperti itu. Cuma saya pengen banget mensejahterakan orang," sambungnya lagi.

Tidak cuma itu, Baim Wong juga berharap ke depannya ingin menjadi menteri. Itu pun kalau dia punya kesempatan.

Baca Juga:
Terungkap Cara Licik Baim Wong Palsu Tipu Korban Giveaway

"Kalau agamanya jago, saya mau jadi menteri agama. Kalau sekarang saya senang pas sosial yah, kreatif saya juga suka. Pokoknya yang saya bisalah. Kalau saya nggak bisa, buat apa di situ, buang-buang waktu dan juga kita nggak suka," tuturnya.

Namun dia menyadari bahwa menjadi pejabat negara bukanlah hal yang mudah. Apalagi Baim Wong tahu betul uang yang diperoleh dari sana tidak sebanyak saat menjadi artis.

"Saya selalu berpikir gue mau jadi pemimpin tapi disaat gue jadi pemimpin pasti nggak banyak uang yang masuk. Karena gue selalu nanya kepada para petinggi, 'Bos kalau gue jadi petinggi bisa kaya nggak?' Dia bilang 'Nggak'," ucap Baim Wong.

Baca Juga:
Baim Wong Sebut Dirinya Presiden, Mantap Indonesia Makmur Banyak Giveaway

"Yang harus dilakuin kayain diri dulu baru peduli sama masyarakat. Karena jadi pemimpin yang benar itu ladang pahala tapi kalau kita nggak benar itu berjuta-juta dosa yang ditanggung," pungkasnya. (Sumarni)

Load More