Tak Bisa Berobat Pakai BPJS, Ferry Irawan Dibantu Saudara dan Teman-Teman

Matamata.com - Kondisi kesehatan Ferry Irawan masih memprihatinkan. Memakai gips di leher dan berbicara terbata, aktor berusia 44 tahun itu mengaku tak bisa berobat memakai BPJS, sehingga memilih pengobatan alternatif.

"Ya berobat medis, alternatif juga. Cuma pengobatan saya butuh biaya banyak ya..., karena emang tidak bisa pakai BPJS juga," kata Ferry Irawan dengan suara putus-putus tersengal saat ditemui di kediamannya di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Kamis (15/7/2021).

Ferry menyebut asuransi miliknya juga tak bisa dipakai karena riwayat penyakitnya. Oleh karena itu, ia berterima kasih pada rekan, sahabat, dan keluarga yang selama ini membantu.

"Asuransi juga nggak bisa karena ada riwayat sakit jadi ya semua keluarga, sahabat, banyak yang bantuin (biaya pengobatan) dan support," lanjutnya.

"Banyak yang support sahabat-sahabat, temen-temennya alhamdulillah banyak yang support," Ari, adik Ferry menimpali.

Pengobatan alternatif pun dipilih karena beberapa pertimbangan. Apalagi, di tengah kasus Covid-19 yang melonjak saat ini, perawatan di rumah dirasa lebih aman.

"Kalau di rumah sakit pasti biaya lebih besar dan sekarang ini kasus covid makin ini ya (besar)," ujar Ferry Irawan.

Oleh karena itu saat ini Ferry Irawan memilih di rumah saja sementara. Sebab, biaya berobat sekarang lebih besar karena harus melakukan prosedur swab juga.

"Jadi saya juga tiap berobat ke rs dan alternatif, semua harus swab dulu. Prokes dijalanin," sambungnya.

Pasalnya, sekali berobat, Ferry Irawan harus menggelontorkan uang jutaan rupiah. Tak bisa berbicara banyak karena sakitnya, ia lantas pamit dan menyerahkan pada keluarga untuk wawancara.

"Obatnya lumayan ya..., mahal, sekali tebus tuh kadang buat seminggu dua minggu bisa 3 juta. Ya bayangin aja lagi keadaan seperti ini ya," ungkap Ferry Irawan terbata lagi.

"Saya mohon pamit ya (tersengal-sengal napasnya) lanjut sama ini aja makasih," sambungnya mengakhiri.

Diberitakan sebelumnya, kabar Ferry Irawan sakit pertama diberitakan oleh Ferry Ardiansyah dan Marcelino Lefrandt. Kedua sahabatnya itu menggalang dana untuk membantu pengobatan Ferry yang alami pecah pembuluh darah di kepala.