Matamata.com - Setelah antri lama akhirnya dapat tiket nonton film Petualangan Menangkap Petir di Studio 5 Ambarukmo Plaza XXI, Sabtu (1/9/2018) sore. Bersama anak-anak usia TK dan SD, ada juga mama papa muda yang mengantar anak-anaknya, kru MataMata.com masuk ke studio bioskop karena pukul 14.10 filmnya dimulai.
Oh ya tak ketinggalan ada juga oma opa yang ikutan nemenin cucunya ikut duduk memenuhi kursi bioskop.
Nonton film Petualangan Menangkap Petir jadi lebih seru karena kedatangan beberapa pemain di film tersebut. Si imut dan cantik Zara Leola (pemeran Neta), Fatih Unru (pemeran Gianto/Jayen), Danang Parikesit (Kuncoro) serta Kunzt Agus (sutradara).
Baca Juga:
7 Momen Viral Selama Asian Games 2018
''Halo, nama aku Zara Leola,'' sapa bocah 12 tahun ini ke penonton bioskop sebelum film dimulai.
''Nonton apa kita?'' sambungnya.
''Petualangan Menangkap Petir,'' teriak kompak anak-anak di bioskop yang tampak antusias menjawab pertanyaan idolanya.
Baca Juga:
Selain Siwon Super Junior, 5 Idol K-pop Ini Juga Tajir dari Lahir
Fatih Unru dan Danang Parikesit juga Kuntz Agus bergantian menyapa penonton dan mengucapkan terima kasih.
Setelah jumpa idola, waktunya nonton film berdurasi 93 menit dengan ditemani popcorn dan segelas soda dingin. Soal cerita film keseluruhannya kamu langsung datang ke bioskop terdekat saja ya. Filmnya sudah rilis sejak 30 Agustus lalu.
Nah, MataMata.com hanya ingin mengulas alasan kenapa kamu wajib ajak keluarga nonton film Petualangan Menangkap Petir produksi Fourcolors Film.
1. Ceritanya relevan dengan kehidupan sekarang
Film Petualangan Menangkap Petir menceritakan seorang anak bernama Sterling yang dibesarkan penuh kasih sayang orangtua. Saking disayangnya, ibu Sterling tidak memperbolehkannya bermain ke luar rumah. Si ibu mengajarkan Sterling untuk berinteraksi dengan orang lain menggunakan sosial media. Jadilah Sterling seorang YouTuber cilik, yang setiap hari membuat konten sebagai kesibukannya.
Hanya saja lama-lama ayah Sterling khawatir anaknya akan menjadi anti sosial karena tak pernah punya teman nyata atau bertemu orang lain.
Ayah Sterling berpikir mengajaknya pindah dari Hong Kong dan menetap di Indonesia. Namun sebelum benar-benar tinggal di Jakarta, Sterling diajak liburan ke rumah kakeknya di Boyolali.
Nah di situlah, Sterling mulai berinteraksi langsung dengan orang bukan lagi di sosial media. Menemukan keseruan baru selain teknologi dan gadget.
Sayangnya, ibu Sterling tidak suka kalau anaknya berbaur dengan anak kampung di Boyolali. Inginnya Sterling hanya bermain dengan gadget-nya saja seperti di Hong Kong dulu.
Konflik pun terjadi antara Sterling dan ibunya. Namun di situlah pesan mendalam ingin disampaikan bahwa terkadang orangtua terlalu mengekang anaknya untuk meraih mimpi. Bahagia versi ibu dengan bahagia versi anak ternyata berbeda. Di situlah bagaimana caranya orangtua menanggapinya dengan bijak agar anaknya tidak terkekang.
Satu lagi, di zaman sekarang orangtua juga lebih suka memberikan fasilitas gadget dan tidak membiarkan anak bermain dengan teman-teman sebayanya.
2. Disisipi kisah legendaris Ki Ageng Selo
Kono katanya, Ki Ageng Selo seorang tokoh penyebar Islam di tanah Jawa. Ia masih memiliki garis keturunan raja terakhir Majapahit.
Penulis naskah Eddie Cahyono dan Jujur Pranoto memang sengaja mengenalkan tokoh itu pada anak-anak generasi sekarang yang jarang lagi mendengar kisah-kisah masa lalu.
3. Mengenalkan anak-anak dunia film
Film petualangan menangkap petir mengajarkan anak-anak agar terus mengembangkan kreativitas. Karena kreativitas tak bisa dibatasi dengan kekurangan asalkan punya kemauan dan tekad yang kuat.
Film ini juga jadi yang pertama bercerita soal dunia perfilman kepada anak-anak. Bagaimana caranya membuat film yang tak hanya sekadar jadi namun bermakna.
''Jangan asal ambil video atau gambar kalau tak ada maknanya.''
Sepertinya kalimat ini bisa relevan buat siapa saja di era digital. Ya nggak?
4. Menyuguhkan pemandangan indah Boyolali
Diakui Kuntz Agus bahwa syuting di Boyolali punya kesulitan tersendiri. Namun kalau hasilnya memuaskan karena pemandangan yang disuguhkan menyegarkan mata penonton. Lelah pun berubah jadi bungah (bahagia).
Selain Jakarta dan Semarang, lokasi utama syuting film ini memang di Boyolali. Mereka memang sengaja ingin memperkenalkan Boyolali yang punya banyak potensi alamnya. Misalnya keindahan Desa Selo yang dekat dengan gunung dan punya pemandangan alam indah.
Kamu juga bisa melihat keindahan Waduk Kedung Ombo yang sangat menggoda pada traveler.
5. Bertabur pemain film berbakat
Alasan terakhir kenapa kamu harus nonton film petualangan menangkap petir karena para pemainnya. Kamu akan melihat betapa mumpuninya bakat akting Bima Azriel (Sterling), Fatih Unru (Gianto/Jayen), Zara Leola (Neta), Jidate Ahmad (Wawan) dan Danang Parikesit (Kuncoro). Sebagai pemain film cilik, aktingnya tak perlu diragukan.
Kamu bakal menemukan kelucuan-kelucuan natural khas anak-anak dari mereka.
Selain mereka, film ini makin spesial karena didukung aktor dan artis profesional. Di antaranya Slamet Rahardjo (kakek Sterling), Darius Sinathrya (Mahesa/ayah Sterling), Putri Ayudya (Beth/ibu Sterling), Abimana Aryastya (Arifin) dan Arie Kriting (Kriwil).
Akting Putri Ayudya sangat memukau sebagai seorang ibu padahal ia sendiri masih single. Lalu karakter Arie Kriting yang selama ini sering dapat peran humoris, ia kini jadi sosok realistis dan bijaksana.
Nah itu tadi ulasan soal film Petualangan Menangkap Petir. Jadi kamu mau nonton kapan?
Berita Terkait
-
Darius Sinathrya Menyesal Tak Menyayangi Luna Maya: Harusnya Berpikir Bijak, Sehingga Tidak Perlu Ada Anak Setan
-
Reza Rahadian, Arie Kriting hingga Wanda Hamidah Gelar Demonstrasi Tolak RUU Pilkada di Gedung DPR dan MK
-
Gemas Banget, Begini Tingkah Lucu Naka Anak Arie Kriting saat Diajak Kondangan
-
Anak Gagal Masuk Timnas U-16, Donna Agnesia Beri Pesan Bijak: Good Luck untuk Garuda Muda
-
Ikut Joget TikTok bareng Indah Permatasari dan Arie Kriting, Naka Bikin Gemas: Ganteng Sekali!
Tag
Terkini
-
Muda dan Bergerak: Pameran Moda-Modif Dipersembahkan di Galeri Rumah DAS
-
Next Generation Visinema: Michael Rainheart dan Febri Darmayanti, Wajah Baru Perfilman Indonesia Lewat 'Hutang Nyawa'
-
Cine-Concert Samsara: Sebuah Simfoni Cahaya dan Suara
-
Kenali Ciri-ciri Pasangan Red Flag Seperti Arya yang Diperankan Ibrahim Risyad, Jangan Sampai Terjebak dan Menyesal!
-
Identitas Sinema Asia Terjawab di JAFF 2024: Yohanna Sabet 5 Piala, Happyend Bawa Pulang Golden Hanoman