Dipertanyakan Karyanya oleh Faldo Maldini, Addie MS: Saya Hanya Pengamen

Matamata.com - Twitterland sedang ramai 'perang dingin' antara musisi Addie MS dengan Wasekjen PAN, Faldo Maldini. Lewat cuitannya, Faldo mengaku tak tahu siapa sosok komponis ternama ini.

Berawal dari cuitan netizen yang mengabarkan pada Faldi Maldini jika dirinya tengah dibicarakan oleh Addie MS. Akun itu meninggalkan komentar tersebut pada cuitan Addie MS yang membahas tentang hoax editan poster mobil.

"Lagi rame hoax editan poster mobil yang nutupin wiper mobil ya? Itu maksudnya gimana sih? kepo," tulis Addie MS.

Baca Juga:
Anaknya Pingsan saat Akan Ditahan, Begini Komentar Ayah Vanessa Angel

Tiba-tiba saja akun tersebut merasa jika sosok yang dibicarakan Addie MS adalah Faldo Maldini.

"Bang @FaldoMaldini diomongin sama musisi beken Addie MS, nih. Jawab, dong," tulis @BobK34809040.

Secara terang-terangan, Faldo Maldini juga mempertanyakan karya-karya Addie MS. Ia menyebut orang-orang di kampungnya hanya hafal lagu Rhoma Irama.

Baca Juga:
Elza Syarief Laporkan Farhat Abbas atas Dugaan Penipuan Uang 10 M

"Siapa Bapak @addiems? Lagu beliau yang mana? Orang kampung saya hapalnya lagunya Bang Haji Rhoma Irama. Mohon pencerahannya," tulis Faldi Maldini.

Mengetahui dirinya dinotice oleh politikus muda itu, Addie MS membalas cuitan Faldi Maldini dengan kerendahan hatinya. Addie MS memang terbilang aktif di Twitter.

"Saya? Saya bukan siapa-siapa, nak. Hanya pengamen biasa. Sukses selalu ya, nak," tulis Addie MS.

Baca Juga:
Kecelakaan Kerja, Tangan Suami Hesti Purwadinata Kepotong Mesin

Usai mendapat tanggapan dari Addie MS, Faldo Maldini kembali membalas cuitan ayah Kevin Aprilio itu. Ia menyemangati juga berpesan jika mengamen di Kabupaten Bogor, Faldo Maldini akan menemuinya.

"Semangat terus, Bapak, menghibur masyarakat Indonesia. Kalau ngamen di Kab. Bogor, kabari ya, InsyaAllah saya samperin," balas Faldo Maldini.

Cuitan Faldo Maldini turut mengundang perhatian beberapa pesohor Tanah Air, termasuk politikus PSI (Partai Solidaritas Indonesia), Tsamara Amany Alatas. Ia mengingat kan pada rekannya jika ingin menyerang sebaiknya serang argumen bukan personal apalagi pencapaian karier.