Linda Rahmadanti Yuliani | MataMata.com
Syekh Ali Jaber (Instagram/@ syekh.alijaber)

Matamata.com - Sebelum menjadi korban penusukan, Syekh Ali Jaber merasakan firasat yang tidak enak. Sebagai informasi, Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan saat ia sedang berdakwah di Bandar Lampung pada Minggu (13/9/2020).

"Firasatnya luar biasa, tadi beliau (Syekh Ali Jaber ) cerita, setelah sekian lama nggak pakai jubah hitam, kok pas hari itu kok pakai jubah hitam, biasanya putih Syekh?," kata Gus Miftah di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (16/9/2020).

Syekh Ali Jaber dan Gus Miftah di Podcast Deddy Corbuzier. (YouTube/Deddy Corbuzier)

"Biasanya memang pakai warna putih atau abu-abu," jawab Syekh Ali Jaber membenarkan.

Baca Juga:
Syekh Ali Jaber Ingin Umrahkan Anak 9 Tahun sebelum Ditusuk

Syekh Ali Jaber saat mengenakannya merasakan perasaan yang tidak biasanya. Ia pun mengaku sudah cukup lama tidak menggunakan jubah berwarna hitam.

"Cukup lama nggak pakai, terakhir pas acara kultum lah, untuk acara jemaah jarang," kata Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber, Gus Miftah dan Deddy Corbuzier (Instagram/@gusmiftah)

Lebih lanjut, Syekh Ali Jaber  mengaku bersyukur karena memakai pakaian hitam saat terjadi penusukan. Jika tidak, maka jemaahnya akan lebih panik melihat darah. 

Baca Juga:
Tak Ingin Kasusnya Dimanfaatkan, Adem Banget Pesan Syekh Ali Jaber

"Saya pakai hitam jadi terlihat basah saja, ndak terbayang kalau pakai putih bagaimana jemaah," tuturnya.

Syekh Ali Jaber pun percaya tak ada sesuatu di dunia ini yang kebetulan. Mulai dari pemilihan baju yang ia pakai, hingga kejadian yang menimpanya.

Syekh Ali Jaber (MataMata.com/Madinah)

"Saya mempercayai satu hal. Tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan. Semua ditentukan oleh Allah. Semua dituntun oleh Allah. Kita lari dari takdir ke takdir. Saya percaya ketika kita reaksi dengan takdir, marah, emosi, takdir ini nggak akan berubah. Kalau bisa mengubah saya marah, maka saya hanya tenang diam," kata Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun membongkar rahasia ketenangannya saat insiden terjadi. Saat itu, ia justru mengucap syukur, bukan menyesali apalagi mengumpat.

"Dan saya belajar ketika ucapkan alhamdulillah itu, dan ini yang saya ajarkan ke jamaah-jamaah.. kalau ada yang meninggal biasa kita ucap innalillahi, jangan. Pertama ucap alhamdulillah, kenapa? Karena ini ujiannya. Jadi ketika musibah kita mengucapkan (alhamdulillah) tidak hanya pas senang. Karena itu tidak mudah," ujarnya.

Alpin Andria, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber (ist)

"Pasti ketika kena musibah, begini begitu, beda sama orang yang meyakini ini musibah dari Allah, lalu ucap alhamdulillah. Berarti kita masih memuji Allah, di situ kita rasakan ketenangan yang luar biasa," lanjutnya.

Load More