Jadi Korban Penjambretan, Cidera Kepala Anjasmara Butuh Penanganan Serius?

Matamata.com - Kejadian tak menyenangkan saat Anjasmara dijambret berdampak buruk pada kesehatannya. Selain mengalami cidera pada tulang belakang, kepala belakang aktor 44 tahun ini alami masalah juga. Ia mengungkapkan kalau dirinya harus menjalani pencitraan resonansi magnetik. Atau dalam bahasa bahasa Inggris: Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Kabar itu disampaikan Anjasmara di Instagram. Didampingi sang istri, Dian Nitami, bintang film Joshua Oh joshua itu pun mendatangi sebuah rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan MRI. "Diantar istriku ke rumah sakit mau MRI. Kepala belakang sebelah kanan masih sakit euy karena jatuh dari sepeda kemarin. Semoga aman-aman aja ya," ujar Anjasmara di bagian caption.

Anjasmara pun langsung banjir doa dari netizen dan rekan artis. Mereka berharap, tak ada luka serius pada kelapa Anjasmara.

Baca Juga:
Insiden Anjasmara Dijambret hingga Luka-luka, Ini Kata Polisi

"insya Allah cepat sembuh mas @anjasmara," kata Dude Harlino. "Be well dear. Kisses buat ibu @bu_deedee yaaa semua amaannn, aamiin," ujar penyanyi Nina Tamam. "Get well soon Aa, Semoga semua baik baik ya," timpal produser Sukhdev Singh, yang juga suami artis Bunga Zainal.

Sebelumnya, Anjasmara juga mengabarkan kalau tulang belakangnya mengalami masalah akibat kasus penjambretan. Ia pun harus menjalani terapi kiropraktik atas masalahnya itu.

Terapi kiropraktik adalah prosedur di mana spesialis terlatih menggunakan tangan atau alat kecil untuk memberikan kekuatan yang terkontrol ke sendi tulang belakang.

Baca Juga:
Ngeri! Anjasmara Luka-luka Usai Gebuk Jambret

Tujuan dari prosedur ini juga dikenal sebagai manipulasi tulang belakang untuk meningkatkan gerakan tulang belakang dan fungsi fisik tubuh. Sehingga tubuh bisa menyembuhkan cedera secara alami tanpa obat atau operasi.

Terapi kiropraktik ini sering dianggap sebagai alternatif penyembuhan nyeri pada otot, sendi, tulang dan jaringan ikat. Kiropraktik juga termasuk metode untuk memulihkan mobilitas sendi karena cedera jaringan setelah peristiwa traumatis. (Ferry Noviandi)