Ade Wismoyo | MataMata.com
Daniel Mananta dan Ustaz Abdul Somad [Instagram/ustadzabdulsomad_official]

Matamata.com - Ustaz Abdul Somad (UAS) ikut angkat bicara soal dukun yang tengah ramai diperbincangkan publik. Hal itu ia sampaikan  di podcast Daniel Mananta. baru-baru ini

Awalnya Daniel mengaku penasaran dengan pawang hujan yang banyak dikategorikan sebagai dukun.

Ustaz Abdul Somad lantas menjelaskan apabila ada salat untuk menurunkan hujan di musim kemarau dalam Islam. Lantas apa beda ustaz yang memimpin salat dan pawang hujan?

"Apa beda ustaz dengan pawang hujan? Toh dua-duanya melakukan sesuatu yang tidak logis," kata Ustaz Abdul Somad dalam tayangan podcast yang diunggah Kamis (1/9/20222).

"Ustaz, dia berdoa minta sama Allah. Sedangkan dukun, dia minta sama setan, kepada musuh Tuhan," kata Ustaz Abudl Somad menjelaskan.

Ustaz Abdul Somad sendiri memahami apabila pernyataannya akan menjadi boomerang bagi pembenci. Oleh sebab itu, ulama 45 tahun ini memuji Daniel Mananta karena berani mengundangnya meski mengetahui risiko tersebut.

Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad membicarakan pemusnahan dukun di era kepemimpinan sahabat Nabi hingga gerakan Renaisans di Eropa sesudahnya. Dengan tegas, UAS menyebut dukun harus ditangkap.

Ustaz Abdul Somad tak tertarik masuk politik. (YouTube/Danie Mananta Network)

"Orang lupa bahwa di abad 15 di Eropa, di antara gerakan Renaisans adalah menangkap dukun-dukun. Jauh sebelum itu, pada masa setelah Nabi Muhammad meninggal, diadakan razia dukun. Semua dukun ditangkap, disuruh bertaubat," ucap UAS.

"Kalau kita mau bersih, maka dukun-dukun harus ditangkap," kata Ustaz Abdul Somad yang membuat Daniel Mananta cukup terkejut. Namun UAS juga tak masalah apabila pernyataannya tak ditayangkan Daniel dalam podcast.

"Ini bakal problem sih," tutur Daniel Mananta. "Boleh di-cut untuk tidak di-upload," imbuh Ustaz Abdul Somad.

Bukan karena takut diserang warganet, Daniel Mananta rupanya lebih seram mendapat "kiriman" dari para dukun. "Gue mikirnya lebih kayak kita bakal dikirim-kirimin apa," seloroh Daniel Mananta mengakhiri perbincangan.

Kontributor: Neressa Prahastiwi
Load More