Matamata.com - Punya tubuh nggak lengkap harusnya bukan penghalang seperti gadis asal New Jersey, Amerika Serikat bernama Rebekah Marine.
Rebekah dilahirkan dengan sebuah keunikan. Tungkai tangan kanannya tidak tumbuh dengan sempurna. Hal ini disebabkan oleh symbrachydactyly, yakni sebuah penyakit yang mempengaruhi pertumbuhan tungkai tangan.
Belum diketahui kenapa penyakit ini bisa terjadi. Namun yang jelas, tangan kanan Rebekah hanya tumbuh sebatas siku dan sisanya seolah menciut menjadi gumpalan daging yang menyerupai seruas jari. Rebekah merasa sangat terbantu dengan 'ruas jari' tersebut dan dia menyebutnya sebagai lucky fin, atau sirip keberuntungan.
Meskipun lucky fin sering membantunya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tapi itu tidak bisa menggantikan fungsi lengan Rebekah sepenuhnya.
Hingga akhirnya pada usia 22 tahun, Rebekah berjuang mendapatkan sebuah lengan untuk tangan kanannya. Demi mendapatkan lengan bionik itu, Rebekah harus adu ngotot dengan pihak asuransi karena harga yang mesti dibayarkan tidaklah murah, yakni sekitar Rp 1,25 milyar.
Rebekah akhirnya bisa bernafas lega setelah suatu perusahaan lengan bionik mendonasikan sebuah lengan untuk tangan kanannya dan sekaligus menjadi dirinya sebagai duta untuk produk tersebut.
Bionik sendiri adalah istilah yang merujuk pada penggantian salah satu bagian tubuh dengan benda buatan yang dilengkapi dengan komponen elektronik. Ilmu bionik sedang mengalami kemajuan besar belakangan ini dengan pengembangan bagian-bagian tubuh seperti telinga dan lengan bionik.
Perusahaan itu membuat lengan yang cukup canggih dengan bantuan aplikasi untuk mengontrolnya.
Rebekah tentu girang mendapatkan lengan baru. Meskipun begitu, dirinya mengaku masih dalam tahap penyesuaian untuk menggunakannya.
Tak berapa lama setelah mendapatkan lengan baru, Rebekah mulai percaya diri untuk membangun karier di bidang fashion. Dia pun debut sebagai model di gelaran New York Fashion Week. Rebekah pun terkenal sebagai 'bionic model' karena ciri khasnya.
Rebekah mengaku senang menjadi model dengan keunikannya sekarang ini. Profesi ini bisa memberikan dampak luas bagi orang-orang yang memiliki nasib sama dengannya.
Rebekah ingin menyebarkan sudut pandang positif bahwa anak-anak harus bisa menerima keunikan mereka masing-masing dan tetap percaya diri.
Meskipun Rebekah kecil selalu berpikir jika lengannya akan tumbuh suatu saat nanti, bukan berarti dia bisa mengatasi rasa mindernya dengan cukup baik.
Pemikiran positif tentang lengan yang akan tumbuh 'entah kapan' itu hanyalah pengalihan dari krisis percaya yang dia rasakan. Dalam lubuk hatinya, dia tetap seorang gadis normal yang bisa merasa minder karena keunikannya.
Hal inilah yang mendorong dia untuk aktif berbicara sebagai motivator bagi anak-anak yang memiliki keluhan sama. Ia rajin mengunjungi kelompok anak-anak dan mengedukasi setiap orang dengan menulis buku seputar gerakan melawan bullying pada remaja.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Dewiku.com dengan judul : Rebekah Marine, Model Cantik Pertama dengan Lengan Bionik
Berita Terkait
-
RI Tegaskan Negosiasi Tarif dengan AS Tetap Berjalan, Isu Pembatalan Dibantah
-
Iran Tegaskan Tak Gentar Hadapi Ancaman Sanksi Baru dari AS
-
Xi Jinping Ajak Donald Trump Perkuat Kemitraan China-AS untuk Kemakmuran Bersama
-
China Hormati Kesepakatan Penjualan TikTok ke Investor AS
-
Trump Kembali Mundurkan Tenggat Larangan TikTok hingga Akhir 2025
Terpopuler
-
Stok Pangan DIY Dipastikan Aman Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK Soroti Rekrutmen Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
-
Presiden Prabowo Apresiasi Perjuangan Atlet SEA Games, Kirim Salam dan Siapkan Bonus Rp1 Miliar
-
Lupa Daratan, Uji Nyali Ernest Prakasa Membongkar Ego Seorang Bintang lewat Vino G. Bastian
-
Miss Tourism International Indonesia 2024, Nagia Halisa Meriahkan 'Safari Bazaar Putaran 16'
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia