Matamata.com - Penyanyi internasional Anggun C Sasmi mendadak curhat panjang soal pengalamannya menjadi minoritas di negeri orang.
Dalam tulisannya, penyanyi Snow In Sahara ini juga ungkit soal perlakukan prioritas kepada pihak tertentu di Indonesia, termasuk paspor maupun pakaian yang dikenakan.
"Saya nggak butuh pengakuan ini itu. Yang memasalahkan kewarganegaraan hanya mereka yang bermentalitas tertentu, yang kebanyakan belum pernah pergi kemana-mana, belum merasakan menjadi minoritas yang nggak tau kalau warna paspor yang 'salah', sering diberi masalah di banyak negara (misalnya dulu dengan paspor Indonesia saya nggak dibolehi dapat visa ke Portugal). Ada ranking negara-negara yang berpaspor 'kuat' (Indonesia No 75, Prancis No 4).
Dan banyak orang yang sukanya memberi prioritas dari 'bungkusan' (paspor, pake batik,dll) tapi nggak paham makna," tulis Anggun C Sasmi panjang lebar.
Selanjutnya, Anggun C Sasmi juga sindir mengenai anak yang lahir dari orang tua yang berbeda kewarganegaraan.
Seperti diketahui, Anggun C Sasmi dikaruniai Kirana Cipta Montana, anak semata wayang dari pernikahannya dengan Cyrill Montana.
Cyril Montana merupakan penulis dan wartawan berkebangsaan Prancis. Dia menikah pada tahun 2010 dengan Anggun dan bercerai pada tahun 2015. Dari pernikahan mereka lahir satu anak perempuan yang bernama Kirana Cipta Montana Sasmi.
"Banyak sekali WNI yang lahir dan tinggal di Indonesia tapi anaknya sendiri nggak bisa berbahasa Indonesia. Ini yang buat saya gemas karen diaspora Indonesia yang tinggal di negara-negara lain banyak sekali, dan untuk anak-anak blasteran mereka diharuskan memilih antara 2 kewarganegaraan. Buat saya sayang sekali, kenapa harus milih? kenapa nggak boleh dua-duanya? sudah banyak kok contohnya.
Kita kan sekarang hidup d dunia yang setiap orang beradaptasi dengan kultur berbeda. Mungkin sudah saatnya Indonesia memikirkan untuk bisa memberi dwikewarganegaraan seperti negara-negara lain," lanjut Anggun C Sasmi.
Berita Terkait
-
RIPrancis Bentuk Tim Kecil Bahas Peran Negara Palestina
-
Prabowo dan Delegasi RI Berdiri Tepuk Tangan saat Macron Umumkan Prancis Akui Palestina
-
Dukungan Prancis ke Palestina Dinilai Buka Jalan Baru bagi Perdamaian Dunia
-
Perkuat Diplomasi Ekraf, IndonesiaPrancis Bahas Kolaborasi Film hingga Game
-
PINTU Incubator Memperkuat Kolaborasi Indonesia dan Prancis
Terpopuler
-
Stok Pangan DIY Dipastikan Aman Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK Soroti Rekrutmen Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
-
Presiden Prabowo Apresiasi Perjuangan Atlet SEA Games, Kirim Salam dan Siapkan Bonus Rp1 Miliar
-
Lupa Daratan, Uji Nyali Ernest Prakasa Membongkar Ego Seorang Bintang lewat Vino G. Bastian
-
Miss Tourism International Indonesia 2024, Nagia Halisa Meriahkan 'Safari Bazaar Putaran 16'
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia