Sinta Keong Racun dan Jojo Keong Racun bertemu.
Matamata.com - Ingat nggak nih dengan sosok Sinta dan Jojo yang lip sync lagu dangdut Keong Racun?
Sudah lewat bertahun-tahun, keduanya kini telah memiliki kehidupan di luar dunia hiburan.
Jojo pun tampil berhijab dan membuat pangling netizen dengan gaya yang lebih tertutup.
Penasaran nggak nih? Langsung simak yuk rangkuman Matamata.com di bawah ini :
1. Tetap cantik
Potret Jojo sudah berhijab, tetap cantik ya?
2. Manis
Penampilan Jojo yang manis dengan hijab pashmina dan riasan simpel.
3. Pakai makeup bold
Kalau yang satu ini penampilan Jojo dengan makeup bold.
4. Reunian
Potret Jojo saat reunian dengan Sinta nih, sama-sama makin kece!
Berita Terkait
-
Celine Evangelista Ungkap Perjalanan Spiritual: Saya Sudah Mulai Belajar Islam Saat Masih Bersama Stefan William
-
Mantap Jadi Mualaf dan Berhijab, Celine Evangelista Ungkap Perjalanan Spiritualitas Sejak 2017
-
Kembali dari Umrah, Dewi Gita Mantap Berhijab dan Berharap Istikamah di Jalan Baru
-
Nyesek! Rachel Vennya Ungkap Dampak tak Punya Ayah Sejak Kecil: Gak Akan Nikah Muda
-
Sambil Menangis, Paula Verhoeven Ungkap Alasan Pakai Hijab: Aku Sebenarnya Nyesel...
Terpopuler
-
Bisnis Kuliner Dibakar di TMP Kalibata, A. Hadiansyah Lubis Desak Pihak Terkait Usut Tuntas
-
Tim Gabungan Tangkap Tiga Terduga Pemburu Rusa di Pulau Komodo
-
Prabowo Jenguk Korban Kecelakaan Mobil Pengantar MBG di RSUD Koja
-
Atalia Praratya Dijadwalkan Hadiri Sidang Perdana Gugatan Cerai di PA Bandung
-
Polri Bidik Korporasi Pembalakan Liar Penyebab Banjir Sumut dengan Jerat Pidana Lingkungan dan TPPU
Terkini
-
100,000 Lebih Penonton Sudah Hadapi Bunda Corla di Bioskop, Film 'Mertua Ngeri Kali' Disambut Hangat Penonton
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola