Matamata.com - Netflix merupakan salah satu platform paling digandrungi oleh pengguna internet. Pasalnya tak hanya mudah diakses, Netflix juga selalu menyuguhkan berbagai tontonan menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Kembali hadir dengan serial terbaru, Gadis Kretek akan ditayangkan di Netflix. Baru memasuki proses produksi, Gadis Kretek ini sudah jadi trending di Twitter, lho. Penyebabnya adalah daftar pemain yang akan membintangi serial ini.
Nama Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino muncul sebagai pemeran Gadis Kretek. Kedua nama tersebut tentunya sudah tidak asing lagi bagi pecinta film. Gara-Gara mereka lah Gadis Kretek sempat jadi perbincangan hangat netizen.
Bakal gandeng dua aktris kenamaan tanah air, yuk simak beberapa fakta Gadis Kretek yang berhasil dirangkum Matamata.com berikut ini:
1. Diadaptasi dari novel
Serial baru Netflix yang berjudul Gadis Kretek ini ternyata merupakan adaptasi dari sebuah novel, lho. Buku karya Ratih Kumala ini telah diterbitkan pada tahun 2012 lalu sebelum akhirnya dibuat serialnya oleh Kamila Andini dan Ifa Ifansyah.
2. Sinopsis gadis Kretek
Dalam novelnya, Garis Kretek menceritakan tentang kisah cinta yang memiliki latar masa perkembangan Industri kretek dan berbagai peristiwa sejarah di Indonesia.
Yang menarik dari cerita ini tentu saja kesempatan penonton untuk sekaligus belajar sejarah sembari menonton kisah percintaan permainnya
3. Dibintangi sederet artis papan atas
Netflix telah mengumumkan sederet nama yang bakal membintangi serial ini. Salah satunya Dian Sastrowardoyo yang namanya sudah sering mengisi daftar pemeran film terkenal di negeri ini.
Lalu, ada Putri Marino yang semakin melejit karirnya setelah memerankan serial Layangan Putus. Sementara pemeran utama pria akan diperankan oleh Ario Bayu sebagai Soeradja dan Arya Saloka sebagai Lebas.
4. Karakter Dian Sastrowardoyo
Dian Sastrowardoyo akan memerankan tokoh Dasiyah, seorang perempuan visioner yang dikenal berkat kemampuannya meracik rokok Kretek yang sedap.
Sebelumnya, Dian Sastrowardoyo memang sudah dikenal dengan berbagai perannya di film bergenre romantis seperti Ada Apa Dengan Cinta, Milly dan Mamet, 7 Hari 24 Jam, dan masih banyak lagi. Ia juga pernah memainkan film berlatar yaitu Kartini.
5. Karakter Putri Marino
Selain Dian Sastrowardoyo, ada juga Putri Marino yang akan bergabung sebagai salah satu pemeran Gadis Kretek. Istri Chicco Jericko tersebut akan memerankan sosok Arum, gadis independen yang dipenuhi dengan rasa ingjn tahu.
6. Kolaborasi Kamila Andini dan Ifa Ifansyah
Serial baru Netflix ini merupakan hasil arahan Kamila Andini dan Ifa Isfansyah. Sedangkan naskahnya adalah tulisan Tanya Yuson, Ratih Kumala, Kanya K. Priyanti, dan Ambaridzki Ramadhantyo.
7. Perkiraan jadwal tayang
Saat ini serial 'Gadis Kretek' telah memasuki proses produksi, namun untuk penayangannya diperkirakan baru akan rilis pada 2023 mendatang.
Nah, itu dia sederet fakta Gadis Kretek yang bakal ditayangkan di Netflix.
Berita Terkait
-
Piyu Padi dan Once Antarkan Dian Sastro Pulang: Kami Tak Menyangka Dia Jadi Seperti Sekarang
-
Cinta Laura, Dian Sastro hingga Arumi Bachsin Rayakan Hari Kartini dengan Berkebaya
-
Film 'Qodrat 2' Tembus 2 Juta Penonton, Sutradara dan Dian Sastrowardoyo Bangga
-
Pilih Jadi Produser, Dian Sastrowardoyo Tak Berani Bintangi Film Horor
-
Dian Sastrowardoyo Bicara Inspirasi di Balik Film Pendek Kotak
Terpopuler
-
Satgas PKH Selidiki 31 Perusahaan Terkait Banjir Bandang di Tiga Provinsi Sumatera
-
Prabowo: Penanganan Bencana di Sumatra Hasil Gotong Royong Semua Pihak
-
Ulama Aceh Minta Presiden Tetapkan Bencana Nasional di Tiga Provinsi Sumatera
-
PPN 2026 Masih Dikaji, Menkeu Tunggu Arah Pertumbuhan Ekonomi
-
KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau Terkait Penyidikan Kasus Abdul Wahid
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia