Matamata.com - Minggu (21/04) menjadi momentum sakral atas lahirnya karya retrospektif dengan tajuk Pertunjukan Hindia dan Kawan-Kawan: “DEFRAG”, yang digawangi oleh Hectic Creative, Bits and Bops, dan Sun Eater. Pertunjukan ini merupakan refleksi kolektif dimana seluruh entitas bebas untuk mengingat kembali kekecewaan, kekesalan, maupun kesedihan atas berbagai peristiwa yang pernah terjadi.
Terlebih perkara yang sudah lama mengendap menahun, hingga membawa implikasi gigantik lintas generasi. Di titik ini, kekecewaan harus disuarakan, keluh kesah diwajarkan, rasa sakit jangan diabaikan. Selama ini, generasi kita telah banyak terdistraksi, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu kembali terulang karena abai.
Pertunjukan Hindia dan Kawan-Kawan:“DEFRAG” dibagi dalam fragmen-fragmen ringkas nan tematik, dengan membawakan karya-karya terbaik dari album “Menari dengan Bayangan” dan “Lagipula Hidup Akan Berakhir”.
Daftar lagu yang dibawakan dalam pertunjukan ini dirancang khusus, agar menjadi satu kesatuan yang memiliki muatan dan pesan.
Pada kesempatan ini, Hindia mengajak tiga kolaborator untuk menggabungkan mozaik pertunjukan atas arahan artistik Sirin Farid Stevy, yaitu Fajar Merah, Dania Joedo, dan Kidung Paramadita.
Ketiga kolaborator tersebut bagaikan jembatan bagi fragmen- fragmen yang saling terpisah. Sosok dan persona ketiga kolaborator juga memiliki keterkaitan dengan isu yang disuarakan. Fajar Merah mengisi interlude pertama pertunjukan inti dengan membacakan puisi ayahnya, Widji Thukul, yang berjudul “Momok Hiyong”.
Baca Juga:
Nagita Slavina Disebut Kebiasaan Kasih Minuman Bekas, Bikin Rafathar Protes
Tepat pukul 19.00 WIB, riff gitar khas Perunggu mulai berdentum menjadi pertanda sebuah permulaan. Karya andalan seperti “33x” dan “Biang Lara” sukses memecah riuh gemuruh 6.000+ penonton yang memadati area GOR Universitas Negeri Yogyakarta. Pun lenggak-lenggok heroik Daniel Baskara Putra / Hindia yang berkolaborasi dengan Lomba Sihir menjadi pertunjukan spesial pertama di Yogyakarta.
“DEFRAG” sendiri diambil dari kata defragmentasi yang merujuk pada sebuah proses menyusun kembali file-file yang tersebar menjadi kesatuan yang lebih teratur. Terinspirasi dari hal tersebut, pertunjukan ini akan membawa kembali ke dalam ingatan kita semua, berbagai "peristiwa" di "rumah" ini yang tersebar bebas tak beraturan menjadi kesatuan. Tergabung dalam panggung pertunjukan yang tak mungkin terlupakan.
Pertunjukan ini juga menyajikan angin segar bagi para penikmat musik, khususnya di Yogyakarta, dengan mengajak penonton menggunakan dress code berupa pakaian formal warna bebas dan menggunakan dasi. Hal ini merupakan representasi dari realitas sosial yang berkesinambungan dengan pertunjukan.
Baca Juga:
Dirumorkan Aneh-aneh dengan Arya Saloka oleh Fans Halu, Amanda Manopo Murka
Tak hanya itu, Hectic Creative bersama Bits and Bops juga merespon pohon- pohon yang ada di area pintu masuk GOR Universitas Negeri Yogyakarta. Pohon “Nelangsa” garapan HK Sidharta, seniman Yogyakarta, menjadi wadah untuk menggantungkan rasa kekecewaan penonton terhadap segala sesuatu yang terjadi.
Berita Terkait
-
Viral Konser Hindia Bak Pemuja Setan, Mongol Klaim Menohok: Musisi Satanic Lagunya Dark, Dia Melow!
-
Libur Nataru, TMII Gelar Pesta Musik Selama 12 Hari dengan Penampil Aldi Taher, GJLS, Hindia hingga Dikta
-
Konser Hindia Disebut Sebarkan Aliran Satanic Dan Iluminti, Baskara Putra Malah Bersyukur: Aku Sudah Sukses?
-
Lirik Lagu Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah - Hindia, Langsung Hits di TikTok!
-
Lirik Lagu Alexandra - Hindia
Terpopuler
-
Fadly Faisal Dihujat gegara Belakangi Wajah Duta SO7 saat Tampil, Dibela Fans: Sombong dari Mana Sih?
-
Foto Bareng Keanu Massaid di Barcelona, Angelina Sondakh Ingat Adjie Massaid: Senyumnya Mirip!
-
Terlihat Tegar, Geni Faruk Pernah Nangis Ngeluh Capek Punya 11 Anak
-
Tarif Band Gilga Sahid Suami Happy Asmara Capai Rp310 Juta per Manggung, Tuai Sindiran Pedas: Berasa Sekelas Agnez Mo
-
Uut Permatasari Goyang Erotis Padahal Istri Perwira Polisi: Walaupun Kamu Artis, Tolong Kurangi!
Terkini
-
Muda dan Bergerak: Pameran Moda-Modif Dipersembahkan di Galeri Rumah DAS
-
Next Generation Visinema: Michael Rainheart dan Febri Darmayanti, Wajah Baru Perfilman Indonesia Lewat 'Hutang Nyawa'
-
Cine-Concert Samsara: Sebuah Simfoni Cahaya dan Suara
-
Kenali Ciri-ciri Pasangan Red Flag Seperti Arya yang Diperankan Ibrahim Risyad, Jangan Sampai Terjebak dan Menyesal!
-
Identitas Sinema Asia Terjawab di JAFF 2024: Yohanna Sabet 5 Piala, Happyend Bawa Pulang Golden Hanoman