Matamata.com - Setiap orang mendambakan cinta yang membawa kebahagiaan dan ketenangan. Namun, bagaimana jika cinta yang diharapkan justru berubah menjadi penjara emosional? Inilah perjalanan yang dihadapi Hanna, karakter yang diperankan dengan penuh kedalaman oleh Febby Rastanty dalam film Sampai Nanti, Hanna!.
Hanna adalah perempuan yang di permukaan tampak kuat dan penuh semangat. Namun, di balik itu, ia menyimpan luka dan rasa takut akibat pola asuh yang mengekang sejak kecil. Demi melarikan diri dari bayang-bayang masa lalunya, Hanna memutuskan untuk menikah dengan Arya (Ibrahim Risyad), seseorang yang ia kira mampu membawanya pada kebahagiaan.
Namun, pernikahan itu justru menjadi jebakan baru. Pasangan yang tampak sempurna di mata orang lain, menunjukkan sisi manipulatif dan penuh tekanan. Kekerasan verbal dan tekanan emosional yang terus menerus membuat Hanna kehilangan dirinya. Di saat dunia seolah melihatnya baik-baik saja, Hanna terperangkap dalam hubungan yang tidak sehat,
terombang-ambing antara keinginan untuk bertahan dan hasrat untuk melarikan diri.
Baca Juga:
Boney M 50th Anniversary Tour Menghidupkan Kembali Kejayaan Era Disco di Jakarta
Febby Rastanty membawa karakter Hanna ke dalam hidup yang begitu emosional dan menyentuh. “Hanna adalah karakter yang sangat kompleks. Dia menghadapi konflik batin yang mendalam, di satu sisi, dia ingin bertahan karena takut akan penilaian orang, tetapi di sisi lain, dia tahu bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa ia temukan dengan melepaskan diri dari hubungan ini,” ungkap Febby tentang peran yang ia mainkan.
Melalui akting Febby, penonton akan merasakan setiap luka dan perjuangan Hanna. Setiap dialog, setiap tatapan, dan bahkan keheningannya mampu menggambarkan betapa berat beban yang ia pikul. Hanna tidak hanya berjuang melawan Arya, tetapi juga melawan rasa takutnya sendiri, takut akan kegagalan, takut penilaian orang lain, dan takut untuk kembali berdiri sendiri.
Sutradara Agung Sentausa menciptakan ruang bagi karakter Hanna untuk berkembang, menunjukkan bagaimana ia perlahan-lahan menemukan kembali kekuatannya. “Hanna bukan hanya karakter dalam cerita. Ia adalah suara bagi mereka yang mungkin tidak bisa berbicara tentang luka mereka sendiri,” kata Agung.
Film ini juga memperlihatkan bagaimana Hanna menemukan secercah harapan dalam sosok Gani (Bio One), seorang pria yang mencintainya dengan tulus dari kejauhan. Meski Gani hadir sebagai secret admirer yang tak pernah menyuarakan perasaannya, kehadirannya memberikan Hanna pengingat bahwa kebahagiaan sejati mungkin masih bisa ia raih.
Sampai Nanti, Hanna! akan tayang perdana di Jogja-Netpac Asian Film Festival pada 3 Desember 2024 dan mulai menghiasi layar bioskop di seluruh Indonesia pada 5 Desember 2024. Kisah Hanna adalah pengingat bahwa luka bukanlah akhir dari segalanya, dan keberanian untuk melangkah pergi adalah langkah awal menuju kebahagiaan sejati.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan kisah penuh makna ini. Untuk informasi terbaru, kunjungi Instagram @sampainantihanna.
TENTANG PICKLOCK FILMS
Pic[k]Lock Films adalah rumah produksi yang didirikan pada 10 Juni 2008 oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh dan Dewi Umaya Rachman, dua sahabat yang berbagi visi untuk menciptakan karya-karya film dengan latar belakang sosio-politik-kultural yang kuat.
Mengambil spesialisasi dalam biopik dan drama politik, Pic[k]Lock Films tetap mempertahankan elemen hiburan dalam setiap karyanya. Nama Pic[k]Lock sendiri diambil dari istilah Picture Lock—tahap akhir dalam proses editing—dan frasa Pick a Lock. Seperti locksmith yang piawai dalam “pick a lock”, Pic[k]Lock ingin menjadi wadah yang versatile dalam menyelesaikan setiap masalah, one way or another.
Sebagai rumah produksi, Pic[k]Lock Films berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman visual yang mendalam dan menginspirasi. Visi ini diwujudkan melalui berbagai karya film panjang, video klip, iklan televisi, film dokumenter, program televisi, hingga animasi. Setiap karya yang dihasilkan mencerminkan upaya untuk mengajak penonton bersentuhan langsung dengan tayangan gambar yang kaya akan pesan dan makna, serta menjadi
medium komunikasi visual yang kuat.
Beberapa karya terkemuka yang diproduksi oleh Pic[k]Lock Films meliputi film Minggu Pagi di Victoria Park, Rayya: Cahaya di Atas Cahaya, dan Guru Bangsa Tjokroaminoto, yang semuanya telah tayang di layar bioskop. Selain itu, Pic[k]Lock juga memproduksi serial dokumenter seperti Maestro dan Gue Jakarta bekerja sama dengan Usee TV,
serta The Quest yang dihasilkan bersama Direktorat Perfilman Musik dan Media Kemendikbud Ristek RI dan Madani International Film Festival. Setiap karya yang dihasilkan merupakan perwujudan dari semangat Pic[k]Lock untuk terus membuka wawasan baru melalui kekuatan sinema.
Berita Terkait
-
Bio One Jadi Sad Boy, Pendam Rasa Jadi Secret Admirer yang Berakhir Ditinggal Nikah!
-
Berakting Perdana di Film Horor 'Hutang Nyawa', Rachel Vennya Punya Pengalaman Khusus
-
Ashira Zamita, Ogah Nikah Muda Karena Menjadi Saksi Kengerian Pernikahan yang Dialami Sang Kakak
-
Oka Antara yang Ambisius dan Kisahnya Menghadapi Pilkada Penuh Ketegangan
-
Totalitas Febby Rastanty di Film Wanita Ahli Neraka: Dari Adegan Berat hingga Latihan Jadi Istri yang Baik
Terpopuler
-
Fadly Faisal Dihujat gegara Belakangi Wajah Duta SO7 saat Tampil, Dibela Fans: Sombong dari Mana Sih?
-
Foto Bareng Keanu Massaid di Barcelona, Angelina Sondakh Ingat Adjie Massaid: Senyumnya Mirip!
-
Terlihat Tegar, Geni Faruk Pernah Nangis Ngeluh Capek Punya 11 Anak
-
Tarif Band Gilga Sahid Suami Happy Asmara Capai Rp310 Juta per Manggung, Tuai Sindiran Pedas: Berasa Sekelas Agnez Mo
-
Uut Permatasari Goyang Erotis Padahal Istri Perwira Polisi: Walaupun Kamu Artis, Tolong Kurangi!
Terkini
-
Bio One Jadi Sad Boy, Pendam Rasa Jadi Secret Admirer yang Berakhir Ditinggal Nikah!
-
Biru Baru dan Und Bodevan Gelar Tur Bertajuk Kembali Menemukan
-
Generasi Muda Bicara Ekonomi: Youth Economic Summit 2024 Cetak Optimisme Baru untuk Indonesia
-
Ashira Zamita, Ogah Nikah Muda Karena Menjadi Saksi Kengerian Pernikahan yang Dialami Sang Kakak
-
Oka Antara yang Ambisius dan Kisahnya Menghadapi Pilkada Penuh Ketegangan