Matamata.com - Alam mendukung digelarnya penutupan Pameran Moda-Modif dengan suasana terbuka yang mengusir kebosanan. Pameran yang dipersembahkan di Rumah DaS ini resmi ditutup pada Sabtu (11/1/2025) kemarin.
Selayaknya, acara penutupan ini mampu menggeser bagian pembukaan yang dibalut rintikan hujan dan keintiman dalam ruangan. Alih-alih terjebak dalam ruang galeri, pengunjung berinteraksi langsung dengan 'aktor-aktor' yang telah dipersiapkan.
Keunikan yang familiar dan membumi serta merakyat dirasakan oleh Matamata.com ketika hadir secara langsung. Melewati lorong, pengunjung disambut dengan meja registrasi untuk mendapatkan koin-koin berwarna emas.
Koin-koin ini wajib dimiliki setiap pengunjung demi merasakan secara nyata ruang kolaborasi di balik tulisan rumah DaS di depan. Koin-koin ini adalah pintu bagi satu agenda terbesar di penutupan Moda-Modif, Pasar Setupon.
Serupa namanya, Pasar Setupon adalah pasar yang digelar khusus pada hari Sabtu Pon sesuai dengan penanggalan kalender Jawa. Event pasar alternatif ini sebenarnya sudah unjuk diri sejak lama dan digandrungi beragam kalangan, dari sepasang kekasih hingga pekerja yang berwelas asih.
Pasar Setupon bisa dibilang keputusan terbaik dari pihak Rumah DaS dalam rangkaian Pameran Moda-Modif. Selain merangkul penggemar seni, Pasar Setupon bisa merangkul erat mereka yang sekadar datang untuk bersenang-senang.
Kerajinan tangan hingga beragam makanan disajikan seperti pasar pada umumnya. Namun yang begitu spesial adalah keberadaan koin-koin pengganti uang, yang mewakili jiwa gotong royong antara pembeli dan penjual.
Shop-Learn-Chill, begitu lah pihak Moda-Modif menyebutnya. Pada ruang ini, penjual dan pembeli bukan sekadar penjual dan pembeli.
Penjual dan pembeli adalah aktor yang melaksanakan tugas untuk merealisasikan konsep blue-economy. Konsep di mana diskusi 'terjadi' secara intensional dan santai, baik dalam berbagi ilmu ataupun curahan hati.
Bila haus dan ingin mengenang masa kecil, pengunjung bisa menikmati es puter berbagai rasa. Bila terasa lapar, donat hingga sandwich bisa jadi pilihan utama. Bahkan Coto Makassar disediakan hanya dengan menukar empat koin emas.
Baca Juga
Beranjak sejenak, ada ragam kerajinan yang diidam-idamkan. Gelang, kalung, hingga pouch yang bisa diserasikan dalam penampilan dijejer dengan indah nan menggoda.
Sisi dalam sedikit berbeda dari tenant-tenant yang berlindung di bawah naungan pohon. Tepat di ruang baca, digelar agenda Pojok Seni Rupa Anak.
Anak-anak diajak tidak hanya untuk membuat karya seni. Mereka diperkenalkan dengan sumber dari segala ide untuk seni, termasuk tumbuhan di sekitar.
Kemudian di sisi dalam yang lain, Secangkit Cengkerama: Sesi Teh Tematis diisi dengan banyak tawa dan rasa penasaran. Merasakan pengalaman yang datang sekali-kali, pengunjung diperkenalkan pada bilik di balik daun-daun teh yang kerap diabaikan, terutama oleh pecinta tren kopi.
Take Over Kedai dan Lokakarya Cetak Saring turut meramaikan penutupan Moda-Modif dalam suasana yang sama. Live Coding Music dan Visual dan Lokakarya Watercolor ditambah sebagai pernak-pernik yang tidak ketinggalan untuk dirayakan.
Meski telah usai, semangat dan visi yang ditorehkan para seniman serta panitia akan terus terkenang. Khususnya, upaya dari 17 seniman muda untuk memastikan masa depan seni di Indonesia terus berjalan di tengah ketidakpastian.
Ekspresi akan terus diupayakan meski tantangan terus berdatangan. Ruang-ruang baru akan terus tercipta meski terhalang dengan mata-mata yang mulai dibutakan oleh warna.
Kesenian dari generasi demi generasi akan terus dihidupkan, meski dalam ruang dan waktu yang berbeda. Selamat tinggal, Moda-Modif dan sampai jumpa di perayaan berikutnya.
Untuk informasi yang lebih lanjut mengenai ruang kolaboratif, Rumah DaS, bisa mengunjungi laman resmi www.pojokrumahdas.com. Sementara bagi yang ketinggalan menikmati Pameran Moda-Modif, bisa menilik dalam katalog, bit.ly/e-KatalogPameranModaModif.
Berita Terkait
-
Pameran Seni Turki di Jakarta Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Indonesia
-
Muda dan Bergerak: Pameran Moda-Modif Dipersembahkan di Galeri Rumah DAS
-
Main ke Pameran Seni di Korea, RM BTS Pakai Baju Rp 7 Juta: Gak Berat Bawa Motor?
-
Kunjungan Pameran Seni LACMA, RM BTS Pakai Outfit Nyaris Rp 15 Juta: Bisa Buat Makan 2 Bulan
Terpopuler
-
Rhoma Irama Duet dengan JKT 48 di Puncak Perayaan HUT ke-31 Indosiar: Musik Itu Universal
-
PDIP Tegaskan Hormati Langkah KPK, Ingatkan Penegakan Hukum Harus Adil dan Bebas Kepentingan
-
Praperadilan Tambang Pasir Bojonegoro Ditolak, Kemenhut Tegaskan Kawasan Perhutanan Sosial Bukan Area Tambang
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Bukan Sekadar Viral, IMPACT Ajak Kreator Indonesia Bangun Warisan Bisnis Berkelanjutan
Terkini
-
Bukan Sekadar Viral, IMPACT Ajak Kreator Indonesia Bangun Warisan Bisnis Berkelanjutan
-
Gebrakan Baru Sinema Laga! Film 'TIMUR' Resmi Tayang Hari Ini: Debut Sutradara Iko Uwais yang Fenomenal dan Emosional
-
Kumara Perkenalkan 'Dari Ketiadaan', Debut Instrumental yang Meramu Psychedelic, Jazz, hingga Etnik Indonesia
-
5 Hal tentang Iko Uwais: Dari Merantau ke Hollywood, Kini Kembali Membangkitkan Sinema Aksi Indonesia
-
100,000 Lebih Penonton Sudah Hadapi Bunda Corla di Bioskop, Film 'Mertua Ngeri Kali' Disambut Hangat Penonton