Matamata.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa 50 persen perempuan dan 25 persen laki-laki di Indonesia mengalami obesitas sentral berdasarkan hasil Cek Kesehatan Gratis (CKG). Kondisi ini meningkatkan risiko terkena penyakit katastropik seperti jantung dan stroke.
“Obesitas sentral dihitung dari lingkar pinggang, lebih dari 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita. Ini bukan hanya masalah orang tua, tapi juga mulai menyerang usia muda,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/6).
Program CKG, yang merupakan bagian dari Quick Win Presiden Prabowo Subianto, telah menjangkau lebih dari 8,2 juta orang sejak diluncurkan Februari 2025. Dari total peserta, 62,2 persen adalah perempuan.
Selain obesitas, data Kemenkes per 12 Juni 2025 juga menunjukkan 1 dari 5 peserta mengalami hipertensi, 5,9 persen menderita diabetes, dan separuhnya menghadapi masalah kesehatan gigi dan mulut. Menkes menekankan bahwa hipertensi, diabetes, dan obesitas merupakan faktor utama pemicu jantung dan stroke—dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
“Masyarakat jangan menunggu sakit dulu baru periksa. Deteksi dini memungkinkan kita mengubah gaya hidup atau melakukan pengobatan lebih awal,” kata Budi.
Ia juga mengingatkan pentingnya pola hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak, rutin bergerak selama 30 menit per hari, serta menjaga kesehatan gigi dengan prinsip 4M: Menggosok gigi, Membatasi gula, Memeriksa gigi rutin, dan Mengonsumsi buah serta sayur.
Program CKG telah dilaksanakan di hampir 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia, dengan partisipasi terbanyak berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sementara itu, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan menjadi daerah dengan jumlah peserta terendah.
Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Endang Sumiwi, menegaskan bahwa pemeriksaan CKG bersifat adaptif, disesuaikan dengan kondisi dan risiko individu. “Setiap peserta akan mendapatkan layanan dasar, seperti cek tekanan darah, gula darah, penglihatan, pendengaran, hingga kesehatan jiwa,” ujarnya.
Endang mendorong masyarakat memanfaatkan program ini melalui puskesmas atau aplikasi Satu Sehat Mobile, sebagai langkah awal menuju transformasi gaya hidup sehat. (Antara)
Berita Terkait
-
Yenny Wahid: Gus Dur Menjunjung Tinggi Martabat Perempuan dan Perbedaan
-
Didik Nini Thowok Bawa Teror Nyata, Nonton Film Perempuan Pembawa Sial Bisa Buy 1 Get 1!
-
Teror Dimulai Hari InI! Film Horor Perempuan Pembawa Sial Resmi Menghantui Bioskop Seluruh Indonesia
-
5 Fakta Mencekam di Balik Layar 'Perempuan Pembawa Sial': Trauma Sutradara Hingga Kutukan Nyata
-
Didik Nini Thowok: Dari Penjaga Tradisi Hingga Teror dalam Perempuan Pembawa Sial
Terpopuler
-
PDIP Tegaskan Hormati Langkah KPK, Ingatkan Penegakan Hukum Harus Adil dan Bebas Kepentingan
-
Praperadilan Tambang Pasir Bojonegoro Ditolak, Kemenhut Tegaskan Kawasan Perhutanan Sosial Bukan Area Tambang
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Bukan Sekadar Viral, IMPACT Ajak Kreator Indonesia Bangun Warisan Bisnis Berkelanjutan
-
Pemerintah Atur Pemanfaatan Kayu Banjir di Sumatera untuk Percepat Rehabilitasi
Terkini
-
PDIP Tegaskan Hormati Langkah KPK, Ingatkan Penegakan Hukum Harus Adil dan Bebas Kepentingan
-
Praperadilan Tambang Pasir Bojonegoro Ditolak, Kemenhut Tegaskan Kawasan Perhutanan Sosial Bukan Area Tambang
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Pemerintah Atur Pemanfaatan Kayu Banjir di Sumatera untuk Percepat Rehabilitasi
-
Seskab Teddy: Media Berperan Jaga Optimisme Pemulihan Bencana