Matamata.com - Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang juga Gubernur Jambi, Al Haris, mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi pemerintah daerah akibat berkurangnya Transfer ke Daerah (TKD). Hal itu disampaikannya usai melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, Selasa (8/10).
Menurut Haris, penurunan TKD memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan daerah, terutama dalam pembayaran tunjangan tambahan penghasilan (TPP) dan pembiayaan operasional pegawai.
“Karena dengan TKD yang dikirim ke daerah ini luar biasa turunnya, daerah tentu banyak sekali yang merasakan dampak dari TKD itu sendiri. Di antaranya ada daerah yang mungkin sulit membayar TPP-nya, operasional belanja pegawai besar sekali apalagi ada keharusan membayar PPPK dan sebagainya,” ujar Haris.
Ia menjelaskan, pengurangan Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), serta tunda salur membuat sejumlah daerah kesulitan menjaga keseimbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2026. Kondisi tersebut dinilai paling berat bagi daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kecil karena sangat bergantung pada Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
“Daerah yang PAD-nya kecil tentu paling terdampak, karena kemampuan menjalankan program pembangunan prioritas bisa terganggu,” katanya.
Selain itu, Haris menyebut sejumlah kepala daerah khawatir penurunan TKD akan berdampak pada kinerja aparatur sipil negara (ASN) akibat keterlambatan pembayaran hak pegawai yang berpotensi menurunkan produktivitas pemerintahan daerah.
Ia mencontohkan, Provinsi Jambi mengalami penurunan TKD yang cukup signifikan.
“Kalau saya sih besar juga, dari Rp4,6 triliun tinggal Rp3,1 triliun. Dari DAU, DBH, tunda salur. Nah itu semua gabung ke sana semuanya gitu,” ungkapnya.
Meski demikian, Haris menyampaikan bahwa Menteri Keuangan merespons positif masukan dari para kepala daerah dan berjanji akan mengevaluasi pelaksanaan APBN serta APBD pada tahun anggaran 2026.
Pertemuan antara APPSI dan Kementerian Keuangan itu membahas penguatan sinergi fiskal melalui mekanisme TKD dan DBH. Selain Gubernur Jambi, pertemuan terbatas di Kantor Kemenkeu juga dihadiri oleh sejumlah kepala daerah seperti Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos, serta Gubernur Aceh Muzakir Manaf. (Antara)
Baca Juga
Tag
Berita Terkait
-
Ekonomi Kuartal IV Diprediksi Melambat, Purbaya Siapkan Opsi Suntikan Dana dan Tambahan Anggaran BNPB
-
Realisasi Dana TKD Sulsel Tembus Rp26 Triliun, Kemenkeu Optimistis Serapan Capai Maksimal Akhir Tahun
-
Kemenkeu Siapkan Tabayyun dengan MUI soal Pajak: Samakan Persepsi, Redam Polemik
-
Realisasi KUR di NTT Tembus Rp2,32 Triliun hingga Oktober 2025
-
Presiden Prabowo Minta Mensesneg Periksa Penyerapan Dana Transfer ke Daerah Jelang Akhir Tahun
Terpopuler
-
Erick Thohir: Atlet SEA Games Harus Tunjukkan Kedigdayaan Indonesia
-
Satgas Telusuri Dugaan Kerusakan Hutan Penyebab Banjir dan Longsor di Sumatera
-
ESDM Identifikasi 23 Izin Tambang di Tiga Provinsi Terdampak Banjir dan Longsor
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
Terkini
-
Erick Thohir: Atlet SEA Games Harus Tunjukkan Kedigdayaan Indonesia
-
Satgas Telusuri Dugaan Kerusakan Hutan Penyebab Banjir dan Longsor di Sumatera
-
ESDM Identifikasi 23 Izin Tambang di Tiga Provinsi Terdampak Banjir dan Longsor
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia