Matamata.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan langkah tegas pemerintah dengan mencabut izin 2.039 kios, distributor, dan pengecer pupuk subsidi yang terbukti melakukan pelanggaran. Kebijakan ini diambil demi melindungi kepentingan petani di seluruh Indonesia.
“Ada keluhan petani seluruh Indonesia, kami temukan ada 2.039 kios, distributor, pengecer yang bermasalah. Hari ini kami umumkan izinnya dicabut,” ujar Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (13/10).
Menurut Amran, keputusan tersebut diambil setelah tim Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan investigasi dan menemukan berbagai pelanggaran, seperti kenaikan harga pupuk bersubsidi jenis NPK dan urea hingga 18–20 persen di atas harga eceran tertinggi.
“Kami sudah cek satu per satu. Tim kami turun langsung ke lapangan secara diam-diam, memeriksa harga dan bukti pembelian pupuk. Semua datanya kami simpan,” jelasnya.
Kementan memperkirakan praktik curang itu menimbulkan kerugian sekitar Rp600 miliar per tahun. Jika dibiarkan, potensi kerugian bisa mencapai Rp6 triliun dalam satu dekade.
Amran menegaskan, tindakan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar sektor sarana produksi pertanian bersih dari praktik manipulatif yang merugikan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional.
Pemerintah memastikan pencabutan izin tidak akan mengganggu distribusi pupuk, sebab kebutuhan petani telah diperhitungkan, terutama menjelang masa puncak tanam pada Desember hingga Januari.
“Kalau ada yang merasa benar, silakan menyampaikan klarifikasi ke direksi Pupuk Indonesia. Tapi hari ini izinnya tetap kami cabut. Ini permainan yang sudah lama dan tidak boleh terjadi lagi,” tegas Amran.
Sebagai langkah lanjutan, Kementan menyiapkan pengganti kios bermasalah dengan mitra baru yang lebih profesional. Pemerintah juga mendorong Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) untuk ikut memperpendek rantai distribusi agar lebih efisien.
Amran menambahkan, perbaikan tata kelola pupuk dilakukan agar subsidi tepat sasaran, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendorong produktivitas menuju kemandirian dan swasembada pangan berkelanjutan.
Dengan stok pupuk nasional mencapai 9,5 juta ton dan 5,9 juta ton di antaranya telah tersalurkan, pemerintah optimistis sistem distribusi yang baru akan memperkuat ketahanan pangan secara menyeluruh. (Antara)
Berita Terkait
-
Pupuk Indonesia Revitalisasi Pabrik Tua untuk Tekan Konsumsi Energi dan Biaya Produksi
-
Zulhas Sebut Penurunan Harga Pupuk Subsidi Jadi Sejarah Baru di Sektor Pertanian
-
Mentan Amran Tegaskan Cabut Izin Kios Pupuk yang Langgar HET Tanpa Toleransi
-
Mentan: Deflasi Beras di 23 Provinsi Hasil Sinergi Lintas Sektor
-
Petani di Sulbar Minta Pengawasan Harga Pupuk Bersubsidi Diperketat
Terpopuler
-
VinFast dan Strategi Cerdas Bikin Mobil Listrik Jadi Gaya Hidup Terjangkau
-
Selamat! Atta Halilintar hingga Fenita Arie, Raih Juara 3 Ajang 'TOSI Season 4'
-
Pelajari Budaya Jawa, Celine Evangelista jadi Sinden di Film 'Danyang Wingit Jumat Kliwon'
-
Mentan Dorong Hilirisasi Kelapa untuk Genjot Ekspor hingga Rp2.400 Triliun
-
Prabowo: Keberhasilan Negara Ditentukan oleh Kepastian Hukum
Terkini
-
VinFast dan Strategi Cerdas Bikin Mobil Listrik Jadi Gaya Hidup Terjangkau
-
Mentan Dorong Hilirisasi Kelapa untuk Genjot Ekspor hingga Rp2.400 Triliun
-
Prabowo: Keberhasilan Negara Ditentukan oleh Kepastian Hukum
-
Menteri ATR: Empat Visi Presiden Prabowo Bertumpu pada Pemanfaatan Tanah dan Tata Ruang
-
Pemprov Jabar Terbitkan Edaran Larangan Hukuman Fisik bagi Murid