Matamata.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa dana subsidi pangan senilai Rp150 triliun akan diawasi secara ketat dan real time guna menjaga stabilitas pasokan serta keterjangkauan harga bagi masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan Amran usai melakukan serah terima jabatan dari Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin (14/10). Usai pelantikan, ia langsung memimpin rapat perdana untuk mengenal jajaran pejabat di lingkungan Bapanas dan membahas strategi pengendalian harga pangan strategis.
Dalam rapat tersebut, Amran menekankan pentingnya pemantauan harga harian secara langsung agar setiap perubahan harga di pasar dapat segera direspons dengan kebijakan yang tepat.
“Permasalahan-permasalahan apa yang harus ditindaklanjuti secepat-cepatnya. Satu adalah harga pangan strategis. Ini harus dipantau real time. Tiap hari kami minta dipantau terus-menerus. Terus diawasi, khususnya pangan yang disubsidi pemerintah, Rp150 triliun subsidi pemerintah,” ujar Amran.
Amran menjelaskan, pengawasan terhadap pangan bersubsidi perlu dilakukan secara menyeluruh karena dana besar tersebut menyangkut kepentingan petani dan masyarakat luas. Ia juga menegaskan pentingnya intervensi pemerintah untuk menjaga keseimbangan harga melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) bagi petani dan Harga Eceran Tertinggi (HET) bagi konsumen.
“Itu kita wajib intervensi karena kita harus jaga petani dengan HPP, jaga konsumen dengan HET, mutlak. Semua beras yang disubsidi pemerintah itu harus diintervensi, harus diawasi,” tegasnya.
Amran optimistis langkah pengawasan lintas lembaga akan berjalan efektif karena didukung oleh tim yang telah lama bekerja dengannya dan memahami sistem kerja cepat serta terukur.
“Mereka ini bukan tim baru, ini dari dulu saya sama-sama semua. Dia sudah ngerti cara kerja kita. Jadi, insyaallah kami yakin ke depan lebih baik,” katanya.
Salah satu bentuk intervensi yang tengah berjalan adalah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Perum Bulog. Hingga 13 Oktober 2025, realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 463,5 ribu ton. (Antara)
Berita Terkait
-
Mentan: Kenaikan Harga Telur Jadi Angin Segar bagi Peternak Berkat Program MBG
-
Prabowo dan PM Albanese Akan Bahas Penguatan Kerja Sama Pangan dan Pertanian
-
Mentan Amran: Pejuang Pertanian Adalah Pahlawan Masa Kini Penjaga Kedaulatan Pangan
-
Mentan Amran Tegaskan Cabut Izin Kios Pupuk yang Langgar HET Tanpa Toleransi
-
Mentan: Deflasi Beras di 23 Provinsi Hasil Sinergi Lintas Sektor
Terpopuler
-
RCTI Didukung Kemenparekraf dan Langit Musik, Hadirkan 'IMA 2025'
-
PBNU Sesalkan Perilaku Gus Elham yang Dinilai Tak Cerminkan Akhlakul Karimah
-
KPK Periksa Sestama Baznas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag 20232024
-
Menkes: 52 Juta Warga Ikuti Cek Kesehatan Gratis, Dorong Peningkatan Skrining Tuberkulosis
-
Presiden Prabowo Minta Mensesneg Periksa Penyerapan Dana Transfer ke Daerah Jelang Akhir Tahun
Terkini
-
PBNU Sesalkan Perilaku Gus Elham yang Dinilai Tak Cerminkan Akhlakul Karimah
-
KPK Periksa Sestama Baznas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag 20232024
-
Menkes: 52 Juta Warga Ikuti Cek Kesehatan Gratis, Dorong Peningkatan Skrining Tuberkulosis
-
Presiden Prabowo Minta Mensesneg Periksa Penyerapan Dana Transfer ke Daerah Jelang Akhir Tahun
-
Mentan: Kenaikan Harga Telur Jadi Angin Segar bagi Peternak Berkat Program MBG