Matamata.com - Perum Bulog memperkuat intervensi distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP) guna memastikan masyarakat di daerah tersebut tetap mudah memperoleh beras subsidi.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan untuk mengarahkan stok beras SPHP ke wilayah yang rawan mengalami disparitas harga.
“Bulog memperluas intervensi di wilayah 3TP agar seluruh masyarakat memiliki akses terhadap beras dengan harga terjangkau,” kata Rizal dalam keterangan di Jakarta, Minggu (3/11).
Sebagai BUMN pangan strategis, Bulog berkomitmen melaksanakan mandat pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, ketersediaan pasokan, serta keterjangkauan pangan pokok bagi masyarakat.
Ia menambahkan, sinergi Bulog sebagai bagian dari Satgas Pengendalian Harga Beras menjadi bukti nyata peran perusahaan dalam mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional, sekaligus menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika pasar.
Rizal memastikan Bulog akan terus hadir di tengah masyarakat untuk menjaga stabilitas harga dan menjamin ketersediaan pasokan beras. Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh beras berkualitas baik dengan harga sesuai ketentuan harga eceran tertinggi (HET) berdasarkan zonasi.
“Stabilitas harga pangan adalah stabilitas rakyat,” tegasnya.
Hingga saat ini, penyaluran beras SPHP telah mencapai lebih dari 560 ribu ton. Angka tersebut menunjukkan tingginya kepercayaan dan minat masyarakat terhadap beras pemerintah. Adapun target distribusi beras SPHP hingga Desember 2025 mencapai 1,5 juta ton.
Bulog memastikan stok beras SPHP tersedia di wilayah yang mengalami disparitas harga dan mendistribusikannya secara cepat serta merata. Intervensi dilakukan terutama di enam provinsi utama, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
“Bulog terus melakukan operasi pasar dan distribusi beras SPHP di daerah yang harga berasnya terpantau naik. Kami juga berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau sesuai HET,” ujar Rizal.
Beras SPHP dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yakni:
Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, Sulawesi);
Rp13.100 per kilogram untuk zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan); dan
Rp13.500 per kilogram untuk zona 3 (Maluku, Papua). (Antara)
Berita Terkait
-
Stok Melimpah, Bulog Cianjur Pastikan Ketersediaan Beras Aman hingga Awal 2026
-
Dirut Bulog: Perpres Pembangunan 100 Gudang Jadi Dasar Hukum Lex Specialis
-
Bulog Pastikan Stok Beras 3,8 Juta Ton Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Bulog Luncurkan Kemasan Baru Beras Premium Befood Sentra Ramos untuk Perkuat Citra Produk Nasional
-
Bulog Kirim 270 Ton Beras ke Ternate, Pastikan Reproses Beras Turun Mutu Tetap Sesuai Standar
Terpopuler
-
Dari Jakarta Hingga Jayapura, Special Screening Film Timur Banjir Antusiasme Penonton
-
BGN Perketat SOP MBG, Distribusi Makanan Kini Hanya Sampai Depan Pagar Sekolah
-
Stok Pangan DIY Dipastikan Aman Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK Soroti Rekrutmen Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
-
Presiden Prabowo Apresiasi Perjuangan Atlet SEA Games, Kirim Salam dan Siapkan Bonus Rp1 Miliar
Terkini
-
Dari Jakarta Hingga Jayapura, Special Screening Film Timur Banjir Antusiasme Penonton
-
BGN Perketat SOP MBG, Distribusi Makanan Kini Hanya Sampai Depan Pagar Sekolah
-
Stok Pangan DIY Dipastikan Aman Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK Soroti Rekrutmen Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
-
Presiden Prabowo Apresiasi Perjuangan Atlet SEA Games, Kirim Salam dan Siapkan Bonus Rp1 Miliar