Matamata.com - Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi meluncurkan Program Masjid Ramah Pemudik untuk mendukung kelancaran arus perjalanan libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Peluncuran program ini dipusatkan di Masjid Jami’ An Nur, Karawang, Jawa Barat, Rabu (24/12).
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa program ini merupakan wujud nyata praktik toleransi beragama di Indonesia. Ia menegaskan bahwa masjid harus menjadi ruang yang inklusif dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat yang sedang dalam perjalanan.
“Inilah bukti bahwa Indonesia memiliki toleransi sejati, bukan hanya dalam teori, tetapi dalam praktik. Masjid adalah rumah bagi siapapun,” ujar Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya.
Sebanyak 6.919 masjid di berbagai jalur mudik telah disiapkan untuk memberikan pelayanan bagi para pemudik dan musafir. Menag mengimbau para pengelola masjid (takmir) agar menyediakan fasilitas pendukung guna menjamin keselamatan pengguna jalan.
“Jika memungkinkan, sediakan kopi atau minuman hangat bagi para pengemudi agar tidak mengantuk. Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti mampu menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya,” tambahnya.
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa momentum akhir tahun memiliki keunikan karena menggabungkan dimensi ibadah bagi umat Nasrani serta fenomena sosial libur nasional bagi seluruh masyarakat. Menurutnya, menyediakan layanan bagi musafir adalah praktik keagamaan yang bernilai luhur.
“Sebagaimana Idul Fitri, ada aspek yang bersifat syariat dan ada pula yang bersifat sosial kemasyarakatan. Mudik dan liburan merupakan fenomena sosial yang dinikmati bersama oleh seluruh masyarakat,” jelas Abu Rokhmad.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, menambahkan bahwa konsep ini merupakan bagian dari kebijakan besar Kemenag dalam mewujudkan "Masjid Ramah". Standar ini mencakup berbagai aspek, mulai dari ramah lansia, ramah anak, ramah lingkungan, hingga ramah terhadap perbedaan.
Meskipun peluncuran resmi untuk momentum Nataru baru pertama kali dilakukan, Kemenag berkomitmen untuk terus mematangkan program ini guna menyambut arus mudik Lebaran Idul Fitri mendatang sebagai bagian dari upaya mewujudkan kerukunan melalui tindakan nyata. (Antara)
Berita Terkait
-
Kuota Lebih Besar, Pemerintah Pastikan Mudik Gratis untuk Libur Nataru 20252026
-
Menag Ajak Guru Madrasah Perkuat Pendidikan Beradab Berlandaskan Nilai Pancasila
-
Menag Nasaruddin Umar: Santri dan Pesantren Harus Jadi Motor Transformasi Sosial Bangsa
-
Menag Nasaruddin Umar Minta Publik Pahami Pesantren Secara Utuh: Pesantren Benteng Moral Bangsa
-
Pemerintah Siapkan Langkah Konkret Perkuat Keamanan Pesantren dan Rumah Ibadah
Terpopuler
-
Satgas PKH Klarifikasi 27 Perusahaan Terkait Pemicu Banjir Bandang di Sumatera
-
Pejabat Negara Pantau Misa Malam Natal di Katedral, Menko PMK Ajak Doakan Korban Bencana
-
KPK Buka Peluang Kembangkan Kasus Suap Bupati Bekasi ke Pihak Lain
-
MEYS 2025: Nida Saithi Bicara Kepemimpinan Etis dan Literasi Hukum untuk Generasi Muda
-
Joneri Alimin Jadi Sorotan di MEYS 2025, Bicara Diplomasi Ekonomi dan Peran Pemuda Muslim
Terkini
-
Satgas PKH Klarifikasi 27 Perusahaan Terkait Pemicu Banjir Bandang di Sumatera
-
Pejabat Negara Pantau Misa Malam Natal di Katedral, Menko PMK Ajak Doakan Korban Bencana
-
KPK Buka Peluang Kembangkan Kasus Suap Bupati Bekasi ke Pihak Lain
-
Presiden Prabowo Terima Laporan Pembangunan Kampung Haji di Mekkah
-
Gubernur Pramono Izinkan Lelang Proyek Jakarta Dimulai Lebih Awal demi Optimalisasi APBD