Tsania Marwa Tak Batasi Atalarik Bertemu Anak Usai Menang Hak Asuh

Matamata.com - Tsania Marwa dinyatakan menang terhadap hak asuh anak berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat. Kendati begitu, dia tak akan melarang mantan suaminya, Atalarik Syah, untuk bertemu anak-anak.

"Saya tidak pernah membatasi Atalarik untuk bertemu anak-anak karena itu bapaknya," kata Tsania Marwa ditemui di Pengadilan Agama, Cibinong, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021).

Baca Juga:
Bisa Dijemput Paksa, Atalarik Syah Harus Serahkan Anak ke Tsania Marwa

"Yang pasti saya juga bilang, walaupun istilahnya empat tahun saya nggak sama anak saya, saya nggak pernah ada niat di hati saya sedikitpun untuk melarang bertemu ayahnya," ujarnya lagi.

Selain itu, Tsania Marwa meminta sang mantan untuk tak khawatir bila anak-anak sudah berada di tangannya. "Kalau nanti ada perdamaian berarti kan ada hitam di atas putih. Jadi kedua belah pihak menjalankan yang udah ada," ujar Tsania Marwa.

Tsania Marwa sendiri sudah tak sabar ingin bertemu kedua anaknya. Setidaknya, Atalarik diberi waktu 8 hari dari sekarang untuk jalani putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat.

Baca Juga:
Tsania Marwa Menang Hak Asuh, Ingin Atalarik Serahkan Kedua Anak Secepatnya

"Anak-anak itu sempat empat tahun nggak sama aku. Jadi pasti mereka ada fase ingin diberikan kasih sayang berlebih saat sama aku. Aku rindu sekali," katanya.

Tsania Marwa pun memaklumi jika kedua anaknya nanti agak canggung saat bertemu. Hal itu kata dia wajar lantaran sudah lama sekali tak bertemu.

"Jadi wajar kalau nanti ada pendekatan dulu," kata Tsania Marwa.

Baca Juga:
Pengadilan Eksekusi Hak Asuh, Tsania Marwa Berharap Bertemu Anak

Tsania Marwa dan Atalarik Syah resmi bercerai pada 15 Agustus 2017. Dalam putusan itu, Marwa mendapatkan hak pengasuhan anak perempuannya. Sementara hak asuh anak laki-laki jatuh ke tangan Atalarik.

Pengadilan Tinggi Jawa Barat kemudian memutus hak asuh kedua anak mereka jatuh ke tangan Tsania Marwa.

Baca Juga:
Dituntut Balikin Kado Atalarik Syach, Tsania Marwa Jual Emas Batangan