Matamata.com - Noe Letto ternyata memiliki kisah hijrah yang cukup mendalam. Bertahun-tahun lalu, Noe Letto putuskan jadi atheis sebelum akhirnya kembali Islam.
Noe Letto mengatakan, perjalanan hijrah cukup panjang sampai dia bertemu seorang syekh dan mendapatkan jawaban menohok soal setan.
Kisah Noe Letto mencari pemaksanaan soal keberagamaan itu disampaikan saat berbincang-bincang dengan Habib Husein Jafar.
Noe Letto mengaku berpemikiran kritis dan selalu menggunakan logika ketika mempelajari Islam sehingga membuatnya sulit mempercayai adanya Tuhan.
"Kebetulan pada agama itu, saya gak bisa lari dari modal dasar yang diberikan Tuhan. Saya inkuisitif. Saya gak akan makan kalau gak bener-benar punya train of thoughts yang jelas. Salah satu contohnya, paling ekstremnya saya pernah juga ateis dengan sadar," ungkapnya saat berbincang dengan Habib Husein Ja'far Al Hadar dalam kanal YouTube Cahaya Untuk Indonesia.
Lantas seperti apa profil Noe Letto? Simak ulasannya berikut.
Profil Noe Letto.
Noe Letto lahir dengan nama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh di Yogyakarta 10 Juni 1979. Semasa kecil dia harus merantau ke Lampung akibat perceraian kedua orang tuanya sampai akhirnya kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 7 Yogyakarta.
Setelah menamatkan SMA, Noe melanjutkan kuliah di University of Alberta, Kanada dengan dua gelar sekaligus yakni sarjana matematika dan fisika. Barulah setelah lulus kuliah Noe pulang ke Yogyakarta dan merintis karier bermusiknya.
Noe Letto ternyata tak cuma aktif bermain musik, dia juga mengikuti jejak dakwah sang ayah Emha Ainun Najib di Rumah Maiyah, Yogyakarta. Di samping itu, Noe Letto menaruh perhatian lebih pada aktivitas di media sosial.
Musik di Kehidupan Noe Letto
Noe tak pernah membayangkan bahwa bermusik bakal menjadi salah satu jalan hidupnya. Musik pertamanya yang menggetarkan kalbu adalah ketika pamannya menghadiahi Noe kaset yang berisi lagu-lagu Queen. Sejak saat itu, Noe bercita-cita ingin menciptakan musik yang dapat menggetarkan rasa orang lain.
Gayung bersambut, setelah kembali dari Kanada Noe sering bermain musik di Studio Kiai Kanjeng, grup musik pimpinan Novi Budianto yang merupakan sahabat karib Cak Nun. Dari sana, Noe belajar teknik membuat musik, mulai mixing, mastering hingga memproduksi dan menulis musik. Noe kemudian banyak menulis lirik lagu yang akhirnya tertuang dalam album perdana Letto, Truth, Cry, and Lie.
Di saat yang sama, Noe juga menjalin kembali hubungan persahabatannya semasa di SMA Negeri 7 Yogyakarta bersama Patub, Arian, dan Dhedot. Keempatnya sepakat membentuk sebuah grup band bernama Letto pada 2004. Dalam sebuah sesi wawancara, para personel mengaku tak memiliki makna khusus dalam menamai kelompok musik mereka. Noe bahkan sempat berujar Letto berarti melet difoto sebagai gaya andalan mereka di depan kamera.
Antara Alquran dan Media Sosial
Noe mengikuti jejak sang ayah untuk berdakwah lewat Rumah Maiyah, Yogyakarta. Rumah Maiyah pimpinan Cak Nun mengajarkan konsep-konsep agama yang bisa membuat laku kehidupan menjadi lebih ringan, seperti percaya kepada takdir Allah dan tidak berharap pada manusia.
Noe Letto yang sampai menimba ilmu Matematika dan Fisika hingga ke Kanada ini pun meyakini bahwa semua sumber pengetahuan ada di Alquran. Hubungan antara Alquran dan sains, lanjutnya, ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Di dalam Alquran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu pengetahuan dan sains.
Dalam sebuah kesempatan ketika Ma’ruf Amin berkunjung ke Rumah Maiyah 2018 lalu, Noe memberi nasihat kepada sang wakil presiden soal menyikapi fenomena di media sosial. Menurutnya, fenomena di media sosial yang menimbulkan perpecahan patut mendapat perhatian lebih.
Noe menyebutkan anak-anak muda pengguna media sosial kini sedang mengalami kebingungan. Salah satu penyebabnya adalah melimpahnya informasi yang bisa berujung pada hoaks. Apalagi media sosial kini menyebabkan sulitnya menemukan sumber-sumber primer atas sebuah informasi.
Itulah profil Noe Letto yang menyimpan cerita hijrah mengagumkan bahkan pernah menjadi seorang atheis. (Nadia Lutfiana Mawarni)
Berita Terkait
-
Letto Melepas Single 'Sebening Senja', Perjalanan Jiwa Mencari Jawaban Kehidupan
-
Profil, Biodata, dan Agama Noe Letto Kembali Peluk Islam setelah Jadi Atheis
-
Pernah Atheis, Ini yang Bikin Noe Letto Balik ke Islam: Benar Enggak Setan Berkembangbiak?
-
Ini 2 Momen Penting yang Bikin Noe Letto Kembali ke Islam setelah Sempat Ateis
-
Alami Pendarahan Otak, Noe Letto Sebut Cak Nun Belum Sadarkan Diri
Terpopuler
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
-
211 Titik Blank Spot di Sulsel Segera Teraliri Internet, Pemerintah Targetkan Aktivasi Akhir Tahun
-
Wapres Gibran Janji Percepatan Penanganan Bencana di Sumut
-
Sekjen Liga Muslim Dunia Sampaikan Belasungkawa dan Tawaran Dukungan untuk Korban Banjir Indonesia
-
Mangkir Dua Kali, Selebgram Lisa Mariana Dijemput Paksa Terkait Video Asusila
Terkini
-
Bandit Tayang Perdana di JAFF 2025: Drama Aksi tentang Pelarian & Balas Dendam
-
Bukan Sekadar Nostalgia: Ini 3 Alasan Setting Film 'Rangga & Cinta' Tetap di Tahun 2000-an
-
LAKON Indonesia Membawa Warisan dan Inovasi ke Panggung Utama Osaka World Expo
-
Siapa Rachquel Nesia? Aktris Muda yang Baru Resmi Menikah dengan Kevin Royano
-
Tak Perlu Bingung, Ini 5 Tips Mengunjungi Universal Studio Japan Saat Peak Season