Kenang Sosok Mendiang Bob Tutupoly semasa Hidup, Sang Putri: Dia Ayah Terbaik

Matamata.com - Sang putri mengenang sosok Bob Tutupoly semasa hidupnya. Ternyata Bob Tutupoly merupakan ayah yang terbaik di mata anak-anaknya. Seperti diketahui, Bob Tutupoly meninggal dunia pada Selasa (5/7/2022).

Bob Tutupoly menghembuskan napas terakhir di usia 82 tahun setelah sempat dirawat secara intensif. Musisi legendaris ini meninggalkan seorang anak istri, satu anak, menantu, dan dua orang cucu.

"Meninggalkan seorang istri, satu anak, satu menantu dan dua orang cucu," kata putri Bob Tutupoly, Sasha Karina Tutupoly di rumah duka San Diego di RS Siloam Semanggi, Jakarta, Selasa (5/7/2022).

Sepeninggal sang ayah, Sasha Karina Tutupoly pun mengenang bagaimana sosok Bob Tutupoly semasa hidup.

"Dia adalah ayah terbaik," kata dia.

Sasha kemudian menerangkan kenapa kepribadian Bob Tutupoly begitu berkesan untuknya.

"Papa adalah orang yang keras, tapi sebenarnya hatinya itu sangat lembut. Dia selalu mencoba untuk membantu siapa saja yang memang perlu dibantu. Cuma memang keras bicaranya, juga kadang-kadang ketus, tapi hatinya ya luar biasa," ujar Sasha.

Sasha juga merasa bangga sekaligus terhormat bisa jadi bagian keluarga Bob Tutupoly yang dikenal sebagai salah satu musisi besar Tanah Air.

"Pastinya bangga. Mudah-mudahan saya bisa menjaga nama baik beliau dan meneruskan apa yang beliau lakukan. Mudah-mudahan saya juga bisa melakukan apa yang seharusnya menjadi pesan beliau kepada penerusnya," kata Sasha.

Bob Tutupoly menghembuskan napas terakhir pada pukul 00.03 dini hari tadi di RS Mayapada, Jakarta. Sebelumnya, ia sempat dirawat di sana selama satu bulan. Jenazah Bob Tutupoly rencananya akan dimakamkan pada 7 Juli 2022. Namun keluarga belum menentukan lokasi pemakamannya.

Bob Tutupoly semasa hidup pernah menjadi pembawa acara kuis di TVRI. Meski begitu, perjalanan karir Bob lebih dikenal sebagai penyanyi.

Memulai rekaman pada 1965 bersama Pattie bersaudara, Bob Tutupoly melahirkan beberapa single hits. Di antaranya seperti "Widuri", "Mengapa Tiada Maaf", dan "Lidah Tidak Bertulang". (Adiyoga Priyambodo)