Nur Khotimah | MataMata.com
Baim wong. (Instagram/baimwong)

Matamata.com - Dituduh Jualan Panci gara-gara Sepi Job, Baim Wong Kasih Tanggapan Nyelekit

Baim Wong bisa dibilang mulai jarang tampil di layar kaca. Ayah dua anak itu lebih sering membuat konten YouTube sambil menjalankan bisnis yang dibangunnya sejak dulu.

Terpantau, Baim Wong terakhir kali bermain sinetron pada tahun 2022. Begitu pun dengan film dan web series.

Baca Juga:
Kayak Gak Bahagia, Muka Paula Verhoeven Disorot: Ngebatin Baim Wong Tempramen?

Ketimbang sinetron, Baim Wong memilih acara televisi seperti Rezeki Dadakan di NET. yang terakhir tayang bulan April 2023 lalu.

Selain itu, Baim Wong juga lebih aktif jadi YouTuber beberapa tahun ke belakang. Namun jarangnya Baim Wong muncul di layar kaca membuat muncul hoax yang menyebut ia sepi job hingga banting setir jualan panci.

Semua berawal dari kanal YouTube Kiano & Kenzo Diary yang merekam momen Baim Wong berjualan panci di media sosial. Tak hanya memperdagangkan panci-panci di hadapannya, Baim Wong juga mengajak penonton untuk mengobrol asyik.

Baca Juga:
Baim Wong Kehilangan Uang Segepok, Pelakunya Terungkap Lewat Rekaman CCTV

Sayangnya salah satu netizen justru menyebut Baim Wong jualan panci karena sepi job. Bapak dua anak tersebut terang membantah tudingan yang tak berdasar itu.

Kendati demikian, Baim Wong enggan menyombongkan kekayaan maupun pekerjaannya. Ia hanya memberi nasihat agar warganet berhenti nyinyir terhadap orang lain, apalagi tidak mengenalnya secara pribadi.

"Saya dibilang jualan panci, sepi job. Kalian kalo ke sini juga lihat. Sepi job mah, naon atuh. Daripada kamu nyinyir melulu," tegas Baim Wong.

Baca Juga:
Baim Wong Bantu Bikin Pesta Pernikahan Mulyadi 'Goyang Derago', Potret Nikahnya Bikin Orang Gagal Paham

Baim Wong berjualan panci bukan karena sepi job atau bangkrut, melainkan menjadi salah satu usahanya mencari rezeki halal. Baim Wong yang mulai berkarier sebagai artis di usia 19 tahun kini lebih banyak melakukan pekerjaan di balik layar karena menikmati hasil kerja kerasnya di masa muda.

Kontributor: Neressa Prahastiwi
Load More