BTS (soompi)

Matamata.com - K-Pop atau Korean Pop memang tengah mewabah di dunia. Apapun yang berhubungan dengan musik, drama, atau pun 
produk dari Negeri Gingseng menghipnotis para pencintanya untuk menggemari atau bahkan memiliki. 

Seseorang yang menggemari sesuatu secara antusias biasanya akan membentuk basis penggemar, yang biasa disebut fanbase atau fandom. Fandom ini biasanya kumpulan fans yang membentuk suatu forum untuk mendukung idolanya. 

Di Indonesia sendiri Korean Wave ini memunculkan begitu banyak fandom K-Pop. Bahkan popularitas K-Pop sudah hampir menyaingi komunitas Bollywood atau Hollywood. 

Baca Juga:
Farhat Abbas - Hotman Paris Tegang Gara-gara Dewi Perssik

Terbukti makin ke sini banyak sekali boyband atau girlband K-Pop yang menyelenggarakan konser di Indonesia. Tiketnya selalu terjual habis meskipun harganya sendiri tidak murah. 

Hal ini karena setiap penggemar pastilah memiliki intensitas keterlibatan intelektual dan emosional terhadap idolanya. Intinya sekali suka, mereka bisa dibilang melakukan hampir segala cara. 

Keterlibatan intelektual biasanya mereka hapal di luar kepala mengenai sejarah dan musik K-Pop. Sedangkan keterlibatan emosional ditunjukkan melalui bentuk interaksi dan gaya hidup. 

Baca Juga:
Ussy Sulistiawaty Polisikan Netizen yang Bully Anaknya?

Hal ini bisa dilihat dari para penggemar BTS di Jogja. Mereka yang biasa disebut ARMY ini punya kesetiaan yang luar biasa pada idolanya lho. 

Mengulik sedikit soal BTS. Ini adalah boyband K-Pop beranggotakan 7 orang yang berada di bawah naungan Big HIT Entertainment. 

BTS (Instagram/@bts.bighitofficial)

RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V dan Jungkook debut pada 13 Juni 2013 dengan singel No More Dream. Lagu dari album pertama 2 Cool 4 Skool itu membawa BTS meraih penghargaan New Artist of the Year di MelOn Music Awards dan Golden Disk Awards 2013, serta Seoul Music Awards 2014.

Baca Juga:
Kegilaan Fandom K-Pop: Jadi Fan Itu Mahal

Popularitas BTS semakin menanjak sejak merilis trilogi Most Beautiful Moment in Life dengan The Most Beautiful Moment In Life, Part 2 dan The Most Beautiful Moment in Life: Young Forever yang berhasil debut di tangga album Billboard 200. The Most Beautiful Moment In Life, Part 2 bahkan mampu menduduki posisi teratas Billboard World Albums Chart selama beberapa minggu dan mengantarkan BTS sebagai musisi Korea pertama yang berhasil meraih pencapaian tersebut. 

Grup ini kian meroket dengan dirilisnya album penuh kedua mereka, Wings, yang bertengger pada posisi #1 di iTunes di lebih dari 26 negara. Album tersebut juga menjadi album K-pop dengan peringkat tertinggi sepanjang sejarah, serta mengantarkan BTS sebagai penyanyi K-pop pertama yang menempatkan tiga albumnya di Billboard 200. 

Pencapaian BTS tidak hanya sampai di situ. BTS berhasil membawa pulang piala Favorite Social Artist di ajang American Music Awards 2018. Sebelumnya, BTS memenangkan penghargaan Top Social Artist dari Billboard Music Awards tahun 2017 dan 2018. Luar biasa bukan?

Punya deretan prestasi membanggakan seperti itu wajar kalau BTS begitu dicintai penggemarnya. ARMY rela niat banget untuk menabung atau bekerja demi terkumpulnya uang konser BTS.

BTS menang Daesang di Asia Artist Awards 2018 (Soompi)

Salah satu narasumber yang Matamata.com temui di lapangan, sebut saja namanya Chu, mengaku sangat menyukai BTS. Chu ini bisa dibilang senior sebagai fan K-Pop karena sudah menyukai K-Pop sejak 2008, bahkan sebelum BTS debut. 

Mengaku menyukai K-Pop awalnya karena ketularan teman kampus, Chu lama-lama ketagihan. Apalagi doi punya cita-cita untuk sekolah di sana meski akhirnya kandas. 

Naksir berat sama Jimin BTS, Chu mengaku suka gelap mata kalau berhubungan dengan grup yang dia suka. Nggak cuma koleksi CD aja, tapi juga nonton konser BTS langsung ke Korea. 

''Aku pribadi selalu gelap mata kalo berhubungan dengan grup yang aku suka. So like BTS, ak dateng ke setiap konsernya (yang di Asia aja pastinya), koleksi merchandise (official/dari fansite) juga, koleksi cd dan dvd itu pasti, punya lighsticknya, nonton youtube juga sampe ga ada lowongnya. 

''Kayanya hal tergila yang aku lakukan sejak suka BTS adalah pulang pergi Korea - Yogyakarta dalam waktu 2 - 3 hari aja. Demi nggak bolos kerja dan bisa nonton mereka. Hampir setiap konser BTS di korea aku datang, dan paling aku cuma 2 atau 3 hari aja. Aku juga selalu nginep di hotel yang sama dengan artisnya,'' jelas Chu panjang lebar. 

Keren nggak tuh? 

Tapi semua itu tentu membutuhkan budget yang tidak sedikit. Untuk bepergian ke tempat konser, penggemar setidaknya membutuhkan biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi. 

Untuk tiket konser BTS di Jakarta tahun 2017 lalu, untuk posisi berdiri dekat panggung ARMY harus mengeluarkan uang konser sekitar Rp 3 juta. Itu belum termasuk akomodasi dan tiket pesawat bagi mereka yang berada di luar daerah. 

Lalu bagaimana dengan konser di Korea atau negara Asia lainnya? Harus seniat apa ARMY mengumpulkan uangnya? 

V dan Jimin BTS from Intagram @parkk__jiminn

''Kalau dulu jaman masih kuliah aku ngumpulin duit dengan cari kerja part time sama uang saku dari orang tua. 
Kalau sekarang karena sudah kerja aku sisihin, aku juga ada kerja sampingan jualan barang-barang yang berhubungan dengan BTS. Lumayan bisa kekejarlah tiket pesawat sama konsernya. 

Ya begituh aku jualan barang mereka, keuntungannya agak lumayan karena di Indonesia nggak banyak yang jual. Dari gaji juga sih, sama freelance. Demi banget sih ini,'' jelas Chu. 

Yup, memang harus seniat itu. Kesukaan pada idola membuat para penggemar berpikir kreatif dan mendorong diri untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan. Nyatanya menjadi seorang penggemar memang tidak murah. 

Meski cenderung dianggap konsumtif dan agak berlebihan, menjadi penggemar K-Pop juga ada sisi positifnya. Selain bisa menghibur diri dengan beragam genre musik K-Pop yang asyik, meningkatnya hubungan sosial para penggemar dalam suatu komunitas K-Pop juga layak diperhitungkan. 

Inilah yang disampaikan Chu saat ditanya apakah menjadi penggemar K-Pop itu cuma buang-buang waktu?

''Dilema sih, dibilang buang-buang waktu sebenernya iya, haha bisa betah seharian ngadep mereka. Tapi happy, jadi punya banyak mimpi. Aku bisa dateng ketempat-tempat atau negara yang aku nggak pernah bayangin sebelumnya. Aku bisa ketemu teman-teman dari seluruh penjuru dunia, sampai kayak saudara. Aku bisa belajar banyak hal. Bahkan sekarang lumayan bisa bahasa korea gara-gara termotivasi mereka dulu,'' ungkap Chu. 

Punya fanatisme berlebihan terhadap idola memang cenderung dipandang negatif. Tapi jika menjadi penggemar K-Pop, kita jadi lebih semangat memunculkan ide kreatif, tidak merugikan orang lain, mampu mencukupi diri sendiri, dan bahkan sampai termotivasi untuk jadi lebih pintar bahasa Korea, kenapa tidak? 

Tinggalkan yang buruk dan tingkatkan yang baik. So, selamat jadi Kpopers. 

Baca juga: Kegilaan Fandom K-Pop: Jadi Fan Itu Mahal

Load More