Matamata.com - Di industri film, tema bullying nggak luput diangkat menjadi tema besar. Dari sekian banyak film, deretan film ini bisa jadi pemantik motivasi untuk para korban bully biar nggak tinggal diam dan merubah keadaan.
1. Harry Potter
Siapa yang nggak tahu film fenomenal satu ini? Sebagai anak yatim piatu, Harry Potter diperlakukan semena-mena oleh keluarga tirinya. Nggak berhenti sampai di situ, teman-temannya di Hogwarts bahkan gurunya pun membully-nya.
Tapi Harry tetap kuat dan mengubah perlakuan negatif itu menjadi energi yang positif. Pada akhirnya, Harry mampu melawan semua musuh-musuhnya.
Remake dari film tahun 1984 yang berjudul sama ini dibintangi oleh Jackie Chan dan Jaden Smith. Menceritakan Dre Parker yang harus pindah rumah dan sekolahnya dari Detroit ke Beijing.
Seperti pendatang pada umumnya, ia mengalami kesulitan beradaptasi di tempat baru karena penampilannya yang berbeda. Di sana ia mengalami bullying dari Cheng dan geng yang jago kung fu.
Nggak tinggal diam, Dre bertekad mempelajari kungfu dari seorang tekhnisi yang bernama Mr. Han. Film ini mengajarkan kita untuk nggak lari dari masalah, tapi menghadapinya.
3. Forest Gump
Forest Gump adalah anak berkebutuhan khusus. Kakinya kuat namun tulang punggungnya bengkok sehingga ia harus menggunakan alat khusus. Hal itu membuatnya dibully oleh teman-temannya, bahkan ia sering dikejar dengan sepeda dan dilempari batu.
Tapi pada suatu hari ia bisa berlari kencang, mematahkan segala alat khusus yang menempel di tubuhnya, dan menjadi seseorang yang menggoncang dunia!
Film ini punya pesan kalau bisa saja seorang korban bully malah menjadi orang yang lebih sukses daripada yang membully-nya.
The Greatest Showman adalah film musikal yang menceritakan asal muasal sirkus PT Barnum. Dalam film yang dibintangi Hugh Jackman ini juga mengangkat isu bullying di mana orang-orang yang memiliki fisik kurang sempurna sering dianggap aneh dan diperlakukan semena-mena.
Tapi dengan adanya sirkus yang diciptakan PT Barnum, mereka yang dulu merasa dikucilkan kini dapat tampil bangga dengan kekurangan mereka bahkan memiliki ratusan ribu penggemar .
Irene sangat ingin menjadi pemandu sorak. Namun karena punya berat badan berlebih, rasanya hal itu mustahil. Namun tekadnya sudah bulat, Irene sudah membuat kostumnya sendiri, nggak peduli berapa banyak orang yang meremehkannya ia tetap bangkit dan berusaha.
Pada akhirnya setelah melewati rintangan dan cemoohan, Irene mampu jadi pemandu sorak dan membungkam para pembully-nya.
Itulah 5 rekomendasi film tentang bullying yang mampu memberimu motivasi untuk bangkit. Film-film di atas dapat mengajarkan kita untuk membela diri sendiri dalam melawan pembully, bahkan mencoba untuk berdamai dengan mereka.
Artikel ini sudah tayang di Dewiku.com dengan judul : Deretan Film yang Bikin Kamu Bangkit Lagi setelah Kena Bully
Tag
Berita Terkait
-
Profil Daniel Radcliffe Baru Dikaruniai Anak Pertama Bersama Erin Darke, Resmi Jadi Ayah
-
6 Fakta Harry Potter Akan Dijadikan Series, Banyak Potterhead yang Menentang
-
Harry Potter Bakal Dibikin Versi Series, Netizen Kurang Antusias
-
Dandan Ala Harry Potter, Muka Roy Kiyoshi Malah Bikin Merinding: Pucet Banget
-
Kabar Duka! Robbie Coltrane, Pemeran Hagrid di Harry Potter Tutup Usia
Terpopuler
-
Bisnis Kuliner Dibakar di TMP Kalibata, A. Hadiansyah Lubis Desak Pihak Terkait Usut Tuntas
-
Tim Gabungan Tangkap Tiga Terduga Pemburu Rusa di Pulau Komodo
-
Prabowo Jenguk Korban Kecelakaan Mobil Pengantar MBG di RSUD Koja
-
Atalia Praratya Dijadwalkan Hadiri Sidang Perdana Gugatan Cerai di PA Bandung
-
Polri Bidik Korporasi Pembalakan Liar Penyebab Banjir Sumut dengan Jerat Pidana Lingkungan dan TPPU
Terkini
-
100,000 Lebih Penonton Sudah Hadapi Bunda Corla di Bioskop, Film 'Mertua Ngeri Kali' Disambut Hangat Penonton
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola