Matamata.com - Sejak foto Luna Maya menjelma menjadi Suzzanna menyebar, publik telah dibuat kagum dengan penampilannya yang sangat mirip. Ungkapan kagum dan pujian terlontar untuk Luna dan makeup artis-nya (MUA).
Terlebih ketika trailer film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur rilis. Akting Luna Maya sebagai Suzzanna tampak begitu nyata, seolah benar-benar almarhumah Suzzanna yang main.
Selain Luna Maya, film ini juga menghadirkan Herjunot Ali dan suami mendiang Suzzanna, Clift Sangra. Film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur ini rencananya akan tayang pada 15 November mendatang.
YouTube/Soraya Intercine Films
Sebelum nonton, lebih baik kalian tahu dulu fakta-fakta di balik film ini. Berikut Matamata.com berikan ulasan mengenai fakta menarik di balik film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur versi Luna Maya.
1. Bukan film remake
Dalam trailer memperlihatkan adegan Suzzanna memesan sate 200 tusuk. Adegan itu sama dengan film Kuntilanak Suzzana versi lama.
Meski begitu, film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur bukan remake dari versi lama. Film ini memuat cerita baru.
Berkisah tentang sepasang suami istri, Suzzanna dan Satria yang telah menikah selama tujuh tahun, namun tak kunjung diberi keturunan. Pada akhirnya Suzzana mengandung, tapi harus ditinggal suaminya dinas ke luar negeri.
Suzzanna tinggal seorang diri di rumahnya. Suatu ketika rumahnya dirampok. Tahu dirinya kepergok, si rampok membunuh Suzzanna dengan menguburnya hidup-hidup.
2. Makeup artis dari Rusia
Nah, ini yang menjadi pertanyaan banyak orang. Siapa gerangan makeup artis yang luar biasa mengubah wajah Luna Maya persis menyerupai mendiang Suzzanna?
Tak tanggung-tanggung dan tak main-main, pihak film mendatangkan makeup artis langsung dari Rusia. Mereka menggandeng Tatiana Melkomova dan Peter Gorshenin dari FX Design Group Int.
Sebelum menjalani syuting, Luna Maya bertolak ke Rusia untuk mencetak prostetik wajah. Mereka juga menggunakan 200 foto masa kecil hingga dewasa Suzzanna sebagai bahan referensi.
3. Terjadi pergantian sutradara
Film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur sebelumnya disutradarai oleh Anggy Umbara. Namun karena berbeda visi, pihak Soraya Intercine Films mengganti Anggy dengan Rocky Soraya.
Tak hanya sempat mengganti sutradara, tapi syuting film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur dilakukan ulang selama 20 hari dan naskah juga dirombak hampir 70%.
4. Luna Maya makan bunga melati
Selain adegan lawas pesan sate 200 tusuk, film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur juga menampilkan adegan di mana Suzzanna memakan bunga melati. Ya, tentu saja Luna Maya juga melakukan adegan tersebut.
Kabarnya, Luna Maya sempat merasakan sakit perut setelah memakan bunga melati itu.
5. Film termahal Soraya Intercine
Untuk mendapatkan efek tahun 80-an dan hasil wajah Luna Maya yang mirip, pihak Soraya tentu harus mengeluarkan kocek yang tinggi. Apalagi ia mengandalkan MUA dari Rusia.
Tak heran jika film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur ini menjadi film termahal dari Soraya Intercine.
Berita Terkait
-
Luna Maya Bangga Berkolaborasi dengan Sportstive+, Tayangkan Cabor Bergengsi
-
Luna Maya Dikabarkan Hamil, Ini Jawaban Maxime Bouttier
-
Terungkap! Luna Maya Mulai Kurangi Gunakan Sabun dan Sampo, Ini Alasannya
-
Hadapi Kutukan, Luna Maya Beberkan Perjalanan Syuting Film Horor 'Jalan Pulang'
-
Serah Terima Presiden Jomblo, Raline Shah Sambut Gelar dari Luna Maya dengan Penuh Canda
Terpopuler
-
BGN Perketat SOP MBG, Distribusi Makanan Kini Hanya Sampai Depan Pagar Sekolah
-
Stok Pangan DIY Dipastikan Aman Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK Soroti Rekrutmen Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
-
Presiden Prabowo Apresiasi Perjuangan Atlet SEA Games, Kirim Salam dan Siapkan Bonus Rp1 Miliar
-
Lupa Daratan, Uji Nyali Ernest Prakasa Membongkar Ego Seorang Bintang lewat Vino G. Bastian
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia