Matamata.com - Eks ilusionis Deddy Corbuzier berdialog dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait keputusannya disuntik vaksin Sinovac asal China untuk membentengi diri dari virus corona covid-19. Padahal, vaksin tersebut masih simpang siur di masyarakat.
Obrolan tersebut bisa dilihat dari podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di situs berbagi video YouTube beberapa jam lalu. Di situ, Deddy Corbuzier blak-blakan bertanya soal keputusan Ridwan Kamil mau disuntikan vaksin Sinovac.
"Lo gila Kang. Ini vaksin, belum dicoba, belum diuji. Anda Gubernur, Anda disuntik, maaf nih. Buat saya nih kang, Cuma ada 3 pilihan; nekad, punya misi, atau goblok, hehehe," kata Deddy Corbuzier ke orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.
"Mungkin yang ke tiga, hahaha," jawab Kang Emil-sebutan Ridwan Kamil dengan nada santai.
"Kenapa lo berani, sedangkan banyak orang masih bertanya-tanya ini vaksin bener apa nggak, konspirasi kah," tanya Deddy lagi ke Kang Emil.
"Apa sih ending dari Covid, seperti sejarah pandemi manusia ini punya imunitas. Imunitas ini hanya datang dari vaksin. kalau orang sakit dikasih obat, apa obatnya debatable. kalau orang sehat dikasih namanya vaksin. Secara logika hanya itu," lanjut Ridwan kamil diplomatis.
"Apakah (Covid-19) ada vaksinya? nggak ada. yang ada hanya riset yang hampir selesai. yang terdekat itu Sinovac dari China," ujar Kang Emil lagi.
Ridwan Kamil ibaratkan pandemi saat ini dalam situasi perang dan musuh ada di mana-mana. Nah, senjata yang tersedia saat ini hanya dari China yakni Sinovac. Jika menunggu riset dari negara lain selesai, menurut Ridwan Kamil, sama saja bunuh diri.
"Harapan satu-satunya mengakhiri Covid-19 yaitu lahirnya vaksin. Saya takut juga, karena barang baru. Istri gak setuju. Yang saya lakukan adalah nge-google untuk tahu soal efek samping. Tanya ke pofesor soal ilmu vaksin," ucap Ridwan Kamil.
Tujuan Ridwan Kamil mau disuntik vaksin Sinovac salah satunya yakni untuk mencontohkan kepada publik terkait penggunaan vaksin Sinovac. Jika pemimpinnya tak percaya terhadap vaksin tersebut, bagaimana mungkin masyarakat mau mengikutinya.
Berita Terkait
-
Resmi! Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier
-
DPRD Bekasi Kritisi Rencana Penghapusan Tunggakan PBB-P2 di Jawa Barat
-
Polandia Tawarkan Teknologi Kereta Hidrogen, Jabar Jadi Target Kerja Sama Strategis
-
KDM Persilakan Polisi Selidiki Tragedi Pesta Rakyat Garut: "Silakan Ungkap Siapa yang Bertanggung Jawab"
-
Satu Polisi Gugur Saat Amankan Pernikahan Anak Dedi Mulyadi di Garut
Terpopuler
-
Stok Pangan DIY Dipastikan Aman Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK Soroti Rekrutmen Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
-
Presiden Prabowo Apresiasi Perjuangan Atlet SEA Games, Kirim Salam dan Siapkan Bonus Rp1 Miliar
-
Lupa Daratan, Uji Nyali Ernest Prakasa Membongkar Ego Seorang Bintang lewat Vino G. Bastian
-
Miss Tourism International Indonesia 2024, Nagia Halisa Meriahkan 'Safari Bazaar Putaran 16'
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia