Matamata.com - Paksiband memang dikenal kritis menyuarakan isu kemanusiaan lewat seni keroncong berbahasa Jawa. Di bulan September 2025 ini, Paksiband kembali menyuarakan kritik lewat rilisan single baru berjudul “BUTA MURKA”.
“Sudah agak lama kami tidak merilis karya, terakhir kami rilis album tahun 2023. Single terbaru ini sepertinya pas dirilis di kondisi saat ini”, terang Paksi Raras.
Paksiband terakhir merilis karya berupa album “PANEN RAYA” pada tahun 2023.
Karya PANEN RAYA di album tersebut meraih nominee Artis Keroncong Terbaik ANUGERAH MUSIK INDONESIA 2023.
Dipaparkan selanjutnya oleh Paksi Raras, band yang dibentuk tahun 2018 itu pada karya berjudul BUTA MURKA kali ini merespons isu politik yang sedang gonjang-ganjing di negeri ini.
“Tema lirik lagunya bercerita tentang legenda di tanah Jawa masa lampau. Tentang raja Dewata Cengkar yang berujud buta (raksasa), sang penguasa lalim yang dikisahkan suka memangsa manusia, dan akhirnya kalah ketika dilawan oleh sosok yang berbadan lebih kecil. Legenda itu bisa jadi merupakan potret negeri hari ini. Jadi alih-alih kami melestarikan kisah legenda dari sastra Jawa, juga sekaligus menyumbang dukungan pada aksi demonstrasi saat ini.”
Single BUTA MURKA adalah andil untuk menyuarakan tragedi politik dan kemanusiaan yang sedang berlangsung di negeri ini.
Andil dari seniman lewat karya, sesederhana apapun merupakan wujud dukungan bagi pergerakan rakyat.
Sementara Wawan, pemain ukulele cuk di Paksiband mengatakan bahwa sebagai musisi tradisional, Paksiband melakukan aksi dukungan lewat seni keroncong.
Musik perlawanan selama ini identik dengan musik punk, rock, metal dan genre musik modern. Namun, Paksiband sebagai pengusung musik Jawa juga bisa turut support.
“Tidak hanya musik-musik modern yang bisa menyuarakan aksi, seni tradisi juga bisa ikut aksi. Kalau selama ini musik keroncong Jawa identik dengan musik yang lembut dan mendayu, namun Paksiband justru menggunakan warisan tradisi ini untuk menyuarakan kegelisahan terutama isu-isu sosial. Musik Jawa juga bisa bersuara.”
Secara komposisi musik, single terbaru ini tetap kental dengan nuansa keroncong yang memang menjadi karakter Paksiband.
Meski demikian, ada penambahan beberapa instrumen etnik di dalamnya.
Selain Paksi (vokal, cak), Wawan (cuk), Dibya (bass), Bagas (drum), Irvan (flute), Rizky (keyboard), terlibat pula Jaeko (gamelan) dalam penggarapan single ini.
Paksiband sedang bereksperimen memadupadankan alat musik tradisional dalam single BUTA MURKA ini.
Single ini dirilis 12 September 2025 di berbagai platform digital, dan video klipnya akan ditayangkan di Youtube.
Berita Terkait
-
Menuju Tahun ke-5, Cherrypop Umumkan Lineup Fase Pertama dan Commission Artist
-
Kedewasaan Musikal Naura Ayu dalam Single 'Lampu Jalan'
-
Woro Widowati Tunjukkan Identitas Baru Lewat Lagu Sarat Makna, 'Patgulipat'
-
Hits di Era 90-an, Penyanyi Efah Aaralyn Bangkitkan Lagu 'Ingat Ingat Pesan Mama'
-
Menkum Supratman Dorong Audit LMK dan LMKN Demi Transparansi Royalti Musik
Terpopuler
-
Satgas PKH Selidiki 31 Perusahaan Terkait Banjir Bandang di Tiga Provinsi Sumatera
-
Prabowo: Penanganan Bencana di Sumatra Hasil Gotong Royong Semua Pihak
-
Ulama Aceh Minta Presiden Tetapkan Bencana Nasional di Tiga Provinsi Sumatera
-
PPN 2026 Masih Dikaji, Menkeu Tunggu Arah Pertumbuhan Ekonomi
-
KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau Terkait Penyidikan Kasus Abdul Wahid
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia