Matamata.com - Sepanjang 2023, sebanyak 266 warga Bangladesh dilaporkan meninggal dunia karena mengidap HIV. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi sejak kasus HIV ditemukan pertama kali pada 1989 lalu.
Mengutip Antara, Kamis (28/12/2023), Otoritas kesehatan Bangladesh juga menyebutkan bahwa total kasus terpapar HIV selama 2023 mencapai 1.276.
Menurut laporan Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan (DGHS), sebanyak 1.118 dari total kasus adalah warga Bangladesh, sedangkan sisanya adalah warga Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsi Cox's Bazar.
Pada 2022, sekitar 947 orang terdiagnosis mengidap HIV dan 232 lainnya meninggal akibat penyakit tersebut, menurut laporan yang dirilis di sebuah acara di Dhaka.
Berdasarkan data otoritas, sejak 1989 total 10.984 orang di Bangladesh terdiagnosis HIV dan 2.086 orang lainnya meninggal karena penyakit tersebut.
Pemerintah menyediakan pengobatan gratis bagi orang-orang pengidap HIV di Bangladesh.
Apa Itu HIV?
HIV adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
HIV adalah singkatan Human Immunodeficiency Virus. Artinya, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS adalah kondisi akibat serangan virus HIV.
Virus ini menghancurkan imunitas tubuh manusia, khususnya pada sel darah putih yang disebut sebagai sel CD4. Sehingga penderitanya rentan pada pneumonia, salmonella, kandidiasis, toxoplasma, tuberkulosis (TB) hingga kanker.
Jika sudah akut, HIV menyebabkan AIDS. Istilah lainnya, HIV stadium 3 dengan kondisi dan gejala yang kompleks adalah AIDS.
Menurut mitrakeluarga.com, ada tiga tahap dalam HIV dan AIDS ketika menginfeksi seseorang. Tahapan ini ditandai dengan berbagai gejala, dari yang ringan hingga parah.
Tahap HIV Akut ditandai dengan gejala awal yang umumnya dirasakan oleh penderita HIV dan AIDS:
- Sakit kepala
- Demam
- Flu
- Muncul ruam
- Kemudian, virus mulai menghancurkan sel darah putih dan melawan imunitas tubuh. Pada fase ini, tingkat HIV dalam darah juga sangat tinggi dengan risiko penularan yang cukup besar.
Meskipun baru terjangkit di tahap ini, penanganan seperti Antiretroviral (ARV) direkomendasikan agar penyintas dapat mengurangi risiko penularan HIV dan AIDS.
Penularan HIV dan AIDS
Soal penularan, tidak ada dalam perbedaan AIDS dan HIV. Sebab pola penularannya sama-sama terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air susu ibu (ASI), cairan yang dihasilkan dari organ reproduksi.
Sehingga seks bebas tanpa memakai kondom dan penggunaan jarum suntik berulang dan bergantian menjadi aktifitas rentan terkena AIDS dan HIV.
Bahkan jika kehamilan dan ibu menyusui pun dapat menularkan HIV dan AIDS kepada bayinya.
Maka dari itu menghindari seks bebas, setia pada pasangan, hindari narkoba, dan jangan menggunakan jarum suntik yang tidak steril.
Terpopuler
-
Fadly Faisal Dihujat gegara Belakangi Wajah Duta SO7 saat Tampil, Dibela Fans: Sombong dari Mana Sih?
-
Foto Bareng Keanu Massaid di Barcelona, Angelina Sondakh Ingat Adjie Massaid: Senyumnya Mirip!
-
Terlihat Tegar, Geni Faruk Pernah Nangis Ngeluh Capek Punya 11 Anak
-
Tarif Band Gilga Sahid Suami Happy Asmara Capai Rp310 Juta per Manggung, Tuai Sindiran Pedas: Berasa Sekelas Agnez Mo
-
Uut Permatasari Goyang Erotis Padahal Istri Perwira Polisi: Walaupun Kamu Artis, Tolong Kurangi!
Terkini
-
Mulianya Bos DRW Skincare Sumbang Rp100 Juta untuk Korban Kebakaran Pasar Kutoarjo
-
Pendapatan Tumbuh 40 Persen Sepanjang 2023, Arkadia Digital Media Siapkan Strategi Tingkatkan Kinerja
-
Sebut Presiden Boleh Kampanye, Jokowi Diingatkan Bagaimana SBY Memimpin Dulu
-
Foto Dirinya Menghadap Jokowi di Jogja jadi Sorotan, Kaesang Pangarep Bocorkan Isi Perbincangannya
-
Tanggapi soal Ramai Salam 4 Jari, Anies Baswedan Yakin Masyarakat Butuh Perubahan Besar