Matamata.com - Badan Perubahan Iklim Uni Eropa Copernicus (C3S) dalam sebuah laporan pada Selasa (9/1/2024) mengungkapkan bahwa 2023 menjadi tahun terpanas sepanjang masa. Tren ini pun diprediksi terus berlanjut.
"Dengan suhu rata-rata global sebesar 14,98 derajat celsius, 2023 telah menggantikan 2016 sebagai tahun kalender terhangat yang pernah tercatat," kata C3S dalam laporannya.
C3S menambahkan bahwa setiap bulan mulai Juni hingga Desember 2023 lebih hangat dibandingkan periode sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Juli dan Agustus 2023 adalah dua bulan terhangat yang pernah tercatat, tulis laporan itu lagi.
2023 adalah tahun kedua terhangat di Eropa, dengan suhu rata-rata 1,02 derajat Celcius lebih tinggi daripada rata-rata 1991-2020. Suhu rata-rata pada 2023 hanya 0,17 derajat Celcius, lebih dingin daripada 2020 yang merupakan tahun terhangat yang pernah tercatat di Eropa.
Suhu di Eropa rata-rata lebih tinggi dalam 11 bulan selama 2023, termasuk September yang merupakan bulan September terhangat yang pernah tercatat.
Musim dingin di Eropa (Desember 2022 – Februari 2023) juga merupakan musim dingin terhangat kedua yang pernah tercatat.
Laporan itu juga mengingatkan bahwa kenaikan emisi gas rumah kaca menyebabkan suhu laut meninggi.
Tag
Terpopuler
-
42 Tahun Terpisah, Ruben Onsu Akhirnya Dipertemukan Kembali dengan Keluarga Arab dari Pihak Ibunda
-
Piyu Padi dan Once Antarkan Dian Sastro Pulang: Kami Tak Menyangka Dia Jadi Seperti Sekarang
-
20 Aktor Korea Ultah Bulan Juni, Terkenal Semua Mulai dari Lee Min Ho Sampai Park Bo Gum
-
Jaja Miharja Derita Infeksi Ginjal dan Paru-paru, Ingatkan Masyarakat Akan Risiko Pola Makan
-
Busana Olla Ramlan Saat Hadiri Resepsi Luna Maya dan Maxime Bouttier Jadi Perbincangan, Begini Respons Sang
Terkini
-
Menelusuri Jejak Akulturasi Budaya Tionghoa di Tangerang: Dari Teluk Naga hingga Benteng Heritage
-
RI Tawarkan Diri Jadi Mitra Pembangunan Negara-Negara Melanesia
-
Danantara Bidik Kerja Sama Media dan Hiburan dengan Korea Selatan, Angkat Budaya Indonesia ke Kancah Global
-
Wapres Gibran: Kopi Indonesia Mendunia, Saatnya Perkuat Kualitas dan Hilirisasi
-
Kepala Daerah Mulai Adaptif, Wamendagri: Tak Ada yang Minta Pulang dari Retret IPDN