Matamata.com - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa pemberantasan pungutan liar (pungli) menjadi langkah penting dalam mencapai target pemerintah untuk menghapus kendaraan over dimension over loading (ODOL) pada 2027.
“Kalau (ODOL) alasannya agar logistik lebih murah karena banyak pungli, berarti masalah utamanya punglinya dulu yang harus dibereskan,” ujar AHY di kantornya di Jakarta, Selasa (21/10).
Menurut AHY, praktik pungli dalam sektor logistik telah menimbulkan distorsi biaya yang membuat sejumlah pelaku usaha memilih menggunakan kendaraan ODOL sebagai solusi instan. Padahal, kendaraan yang melebihi batas dimensi dan muatan tidak hanya berisiko tinggi terhadap keselamatan pengemudi, tetapi juga merusak infrastruktur jalan serta mengancam pengguna jalan lain.
Ia mengungkapkan, setiap tahun negara harus mengeluarkan sekitar Rp41 triliun untuk memperbaiki jalan yang rusak akibat kendaraan ODOL.
Untuk memperkuat penegakan hukum, AHY menyebut telah menggandeng sejumlah pihak, termasuk Kepolisian RI dan Korps Lalu Lintas (Korlantas). Namun, ia menekankan bahwa persoalan ODOL juga memerlukan keterlibatan lintas kementerian, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Ketenagakerjaan.
“Kementerian Ketenagakerjaan perlu dilibatkan karena isu ini menyangkut langsung para pekerja, terutama sopir truk,” ujarnya.
AHY menyoroti bahwa para pengemudi sering menjadi korban kecelakaan fatal di jalan, namun justru kerap disalahkan. Padahal, mereka hanya menjalankan tugas mengemudikan kendaraan yang sudah melebihi kapasitas.
“Tanggung jawab tidak bisa hanya dibebankan kepada pengemudi, tetapi juga harus kepada pemilik barang dan pemilik kendaraan,” tegasnya.
Lebih lanjut, AHY menyampaikan bahwa pemerintah juga melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengkaji dampak ekonomi dari kebijakan “Zero ODOL”. Berdasarkan temuan awal, penyesuaian kendaraan ke standar yang sesuai tidak memicu inflasi, bahkan berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peremajaan armada dan industri kendaraan. (Antara)
Berita Terkait
-
AHY Tinjau Aceh dan Sumut Hari Ini Pastikan Pemulihan Pascabencana Berjalan Efektif
-
AHY Tegaskan Infrastruktur Transportasi Siap Sambut Lonjakan Mobilitas Libur Nataru
-
Khofifah Minta Masyarakat Awasi dan Laporkan Pungli di Lingkungan Pemerintah
-
AHY: Restrukturisasi Utang KCIC Tak Boleh Ganggu Proyek Kereta Cepat JakartaSurabaya
-
Ratusan warga Kramatwatu Serang demo tolak truk ODOL melintas
Terpopuler
-
Putin kepada Prabowo: Rusia Siap Bantu Indonesia Bangun PLTN dan Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Erick Thohir Apresiasi Dominasi Tim Putra, Indonesia Tambah Emas di SEA Games 2025
-
Bea Cukai Terima 7.219 Laporan Penipuan, Mayoritas Modus Belanja Online
-
Prilly Latuconsina Tak Mau Asal-asalan, Perankan Risa di Film 'Danur: The Last Chapter'
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
Terkini
-
Putin kepada Prabowo: Rusia Siap Bantu Indonesia Bangun PLTN dan Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Erick Thohir Apresiasi Dominasi Tim Putra, Indonesia Tambah Emas di SEA Games 2025
-
Bea Cukai Terima 7.219 Laporan Penipuan, Mayoritas Modus Belanja Online
-
Mensos Ingatkan: Bantuan Pemerintah Jangan Sampai Dipakai untuk Judi Online
-
RI Tegaskan Negosiasi Tarif dengan AS Tetap Berjalan, Isu Pembatalan Dibantah