Matamata.com - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat menyatakan Provinsi Jabar menjadi pusat investasi Indonesia dan berperan penting sebagai lokomotif investasi yang menopang perluasan ekonomi nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya melalui penyelenggaraan West Java Investment Summit (WJIS) edisi ketujuh tahun 2025 ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menawarkan 104 proyek dengan total nilai Rp186,29 triliun dan telah memperoleh 14 komitmen kerja sama.
"Investasi di Jawa Barat memiliki peran yang sangat signifikan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, termasuk dalam penyediaan lapangan kerja," kata Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Achris Sarwani pada ajang WJIS 2025 di Bandung, Jabar, Jumat.
Jawa Barat, lanjut Achris, memegang peran penting sebagai penyumbang utama perekonomian nasional, yang terbukti dari statusnya sebagai daerah dengan target investasi nasional tertinggi, yaitu Rp271 triliun.
Jabar juga meraih Anugerah Layanan Investasi selama dua tahun berturut-turut sebagai provinsi terbaik dalam layanan perizinan terintegrasi.
Dengan deretan prestasi itu, BI menilai WJIS 2025 akan menjadi tonggak penguatan ketahanan ekonomi Jabar sekaligus perluasan peluang usaha baru bagi para pelaku industri.
Achris mengungkapkan, capaian Jabar membuat pemerintah pusat berencana menaikkan target investasi provinsi tersebut menjadi Rp340 triliun, sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi menuju 8 persen dalam empat tahun ke depan.
"Jumlah itu tidak kecil, tapi itu untuk mencapai target pertumbuhan Jawa Barat yang diharapkan sudah mendekati 6 persen, sehingga pada 2028 sesuai Astacita Presiden Prabowo bisa ke 8 persen. Angka-angka ini menjadi patokan kita, salah satunya melalui WJIS," ujarnya.
Achris menegaskan WJIS bukan hanya forum investasi, tetapi juga simbol komitmen bersama untuk menempatkan Jawa Barat sebagai pusat investasi hijau dan inklusif di Asia Tenggara.
"Ini adalah posisi yang semakin dicari investor global di tengah transisi menuju ekonomi berkelanjutan," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
-
BI Kucurkan Insentif Rp36,38 Triliun untuk Dorong Pembiayaan Hijau
-
Likuiditas Ekonomi Menguat, Uang Beredar Oktober Tembus Rp9.783 Triliun
-
Dana Mengendap Pemerintah Ditentukan oleh Kebutuhan APBN, Bukan Angka Tetap
-
Komisi XI DPR Ingatkan Penarikan Dana Rp200 Triliun di BI Harus Tepat Sasaran
-
Menkeu Siapkan Rp200 Triliun di BI untuk Pacu Ekonomi Nasional
Terpopuler
-
Survei: Mayoritas Remaja Indonesia Mager, Kemenkes Ingatkan Krisis Aktivitas Fisik
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia
-
Swaradwipa: Suara yang Menolak Punah, Dokumenter Titi Radjo Padmaja Debut di JAFF 20
-
Prabowo Hapus Utang KUR Petani Aceh Terdampak Banjir dan Longsor
-
Prabowo Tinjau Lagi Lokasi Banjir Aceh, Pastikan Respons Pemerintah Berjalan Cepat
Terkini
-
Survei: Mayoritas Remaja Indonesia Mager, Kemenkes Ingatkan Krisis Aktivitas Fisik
-
Prabowo Hapus Utang KUR Petani Aceh Terdampak Banjir dan Longsor
-
Prabowo Tinjau Lagi Lokasi Banjir Aceh, Pastikan Respons Pemerintah Berjalan Cepat
-
Antrean Panjang dan Panic Buying BBM di Aceh Barat Sebabkan SPBU Kehabisan Stok
-
Gus Yahya Siap Islah, Tegaskan Pentingnya Menjaga Tata Organisasi NU