Rendy Adrikni Sadikin | MataMata.com
Yusuf Mansur. (Suara.com)

Matamata.com - Siang itu, Jumat (31/8/2018), Ustaz Yusuf Mansur dan Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno bercengkerama. Mereka menyantap gado-gado di sekitaran Masjid At-Taqwa, Jakarta Selatan, sehabis menunaikan salat Jumat.

Yusuf Mansur menyebut Sandiaga Kakak. Dia merasa senang karena bisa bersilaturahmi dengan kawan lamanya tersebut.

''Makan ketoprak bareng sesuatu yang dari dulu sudah kita lakukan, ya. Alhamdulillah atas izin Allah bertemu dengan suasana yang tidak berbeda. Ini saya bukan sahabat tapi saya adeknya dia,'' kata Yusuf seusai salat seperti dikutip dari Suara.com.

Baca Juga:
Geregetan, Begini Tampang Prilly Latuconsina Cuma Pakai Daster!

Keakraban itu berlanjut. Sandiaga meminta restu Yusuf Mansur untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

''Untuk pertama kali pertemu saya hanya memohon doa restu karena ini sahabat dan sebagai ulama tentunya banyak saya dengarkan masukannya. Ketiga, saya ingin ucapkan selamat karena saya dengar-dengar dari teman-teman di bisnis paytern tambah maju,'' ujar Sandiaga.

Yusuf Mansur dan Sandiaga Uno. (Suara.com)

Ketika ditanya adakah kemungkinan menjadi tim sukses Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Yusuf Mansur tak banyak berkomentar. Tapi dia tersanjung jika ada tawaran yang dialamatkan untuknya.

Baca Juga:
Ashanty Jajal Makeup Tebal, Ternyata Begini Hasilnya

''Saya sih tersanjung ya. Siapa lah saya. So far judulnya adalah silahturahim. Cuman memang yang saya lupa beliau memang cawapres jadi wartawan ya gini juga sama banyaknya. Saya becanda sambil ngakak-ngakak. 'pak ustad ada urusan apa nih?' Timses!'' kata Yusuf sambil tertawa.

Masuk timses Jokowi-Maruf Amin

Di tengah keakraban tersebut, malah mencuat kabar bahwa Yusuf Mansur dipinang oleh kubu pasangan calon presiden petahana, Joko Widodo dan bakal calon wakil presiden, Maruf Amin, sebagai tim sukses.

Baca Juga:
Gus Yaqut Sebut Ahmad Dhani Mengolok-olok Dirinya Sendiri Idiot

Tapi, Yusuf Mansur tidak tahu kabar itu. Yusuf Mansur mengaku dekat dengan dua kubu pasangan capres dan cawapres. Namun, dia masih menimbang. Belum ditentukan ke mana dirinya akan berlabuh.

''Saya sendiri belum dengar. Saya sih maunya jadi ustaz, jadi ulama, sekarang posisi masih ubaru, belum ulama, doain bisa jadi ulama. Kan gini yang main di tengah ini perlu ada jadi ngademin, posisinya bawa kesejukan, juga berdoanya buat semua, saya memilih posisi itu atas ijin Allah SWT," kata Yusuf Mansur di Masjid At-Taqwa, Jalan Sriwijaya Raya, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2018).

Sandiaga Uno bersama Ustaz Yusuf Mansur. (Dok Gerindra)

Yusuf Mansyur menjelaskan pilihannya untuk netral bukan berarti menampik tawaran. Dia ingin berserah diri. Seluruh keputusannya diserahkan ke Allah SWT.

Baca Juga:
Potret Gaya Hidup Willabelle Ong, Selebgram Tajir Asal Singapura

''Kalau pun ada, saya nggak pernah mikir orangnya. Yang ada saya bawa istikharah. Sekarang belum ada yang saya mau bawa istikharah gimana. Di tengah kan enak, bisa ke kanan ke kiri,'' pungkasnya.

Tanggapan dari FKUB

Kabar masuknya Yusuf Mansur ke timses Jokowi dan Maruf Amin ditanggapi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Sang ketua, Ahmad Syafii Mufid tidak kaget. Menurut dia, sudah dari dulu agama kerap dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

''Itu sudah dari dulu yang namanya agama itu dimanfaatkan untuk kepentingan politik sejak zaman dahulu nggak kaget. Nanti kalau ada apa-apa agama semakin tertuduh, tapi nanti suatu saat agama digunakan, itu biasa,'' ujar Ahmad di sela sela peluncuran buku dan diskusi 'Menggapai Kerukunan Umat Beragama' di Ashley Hotel Jakarta, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Penunjukkan ustaz di dalam tim kampanye lantaran mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Ia mencontohkan ketika di Thailand, biksu juga menjadi tim kampanye saat Pemilu.

"Biasa siapapun akan menggunakan itu. itu biasa. Kalau disini ustaz, mayoritas Islam. Nanti pendeta dipakai, biksu dipakai. Kalau di Thailand yang dipakai biksu, itu biasa," kata dia.

Ahmad menuturkan kampanye bertujuan untuk menarik dukungan dan memperoleh suara.

"Tapi yang penting sebetulnya kampanye hanya untuk menarik vote untuk memperoleh suara. Lah sekarang untuk memperoleh suara apa kalau sudah berkuasa dibantu agama. Setelah pas kuasa, apa yang dilakukan untuk umat beragama itu yang lebih penting," kata dia.

"Misalnya perlindungan terhadap kebebasan beragama beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu harus semakin kuat, perlindungannya nggak boleh dong agama kemudian dilecehkan, agama kemudian digunakan untuk kepentingan-kepentingan," sambungnya.

Maruf yang bicara

Kabar masuknya Yusuf Mansur ke timses Jokowi terlontar dari mulut Maruf Amin. Dia mengatakan Yusuf Mansur dipastikan bergabung dengan tim kampanye Jokowi dan Maruf Amin. Tapi, belum tahu posisi apa yang bakal ditempati.

''Ya, ya. Pokoknya Yusuf Mansur ikut bersama. Saya lupa ya (bagian apa di tim kampanye),'' kata Maruf Amin saat ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2018), kemarin.

Saat ditanya oleh awak media mengenai siapa sosok ketua tim kampanye, Maruf Amin mengaku tidak mengetahuinya. Pasalnya, penentuan ketua tim kampanye ditentukan oleh Jokowi sebagai bakal capres.

''Belum tahu saya, nanti pak jokowi yang menetapkan,'' imbuh Maruf Amin.

Hingga kini, Jokowi masih merahasiakan sosok yang terpilih menjadi ketua tim kampanye dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Sejumlah nama satu per satu masuk dalam bursa ketua tim kampanye.

Mulai dari Ketua INASGOC Erick Thohir, CEO GoJek Nadiem Makarim hingga bos CT Corp Chairul Tanjung digadang-gadang memiliki peluang besar untuk menduduki posisi ketua tim kampanye. Bahkan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin juga mengakui sempat ditawari menjadi ketua tim kampanye.

(Chyntia Sami Bhayangkara/Ria Rizki Nirmala Sari/Ummi Hadyah Saleh)

Load More