Rendy Adrikni Sadikin | MataMata.com
Tino Saroengallo dalam adegan film Quickie Express. (Screenshoot YouTube/ngen thut)

Matamata.com - Artikel ini dibuat sebagai koreksi dari berita sebelumnya Matamata.com yang berjudul ''Menelurkan Banyak Film, Inilah 4 Fakta tentang Tino Saroengallo''.

Sebelumnya, artikel tersebut menggunakan foto profil almarhum Tino Saroengallo yang merupakan karya dari fotografer Aryono Huboyo Djati yang tayang di akun Instagram @matajeli.

Atas keberatan penayangan foto dari fotografer tersebut, redaksi Matamata.com menyampaikan permintaan maaf, baik melalui surat maupun dalam pemberitaan ini.

Baca Juga:
Reaksi Maia Estianty Tahu Dul Jaelani Bela Mulan Jameela

Seperti diketahui, Aktor senior Tino Saroengallo telah berpulang hari ini, Jumat 27 Agustus 2018 silam.

Tino Saroengallo meninggal di usia 60 tahun dikabarkan akibat kanker kandung kemih.

Melansir dari Suara.com, Tino meninggal dunia sekitar pukul 09.10 WIB.

Baca Juga:
Anti Mainstream, Ini 7 Momen Liburan Rachel Vennya di Kenya

Jenazah Tino Saroengallo dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Selain keluarga, rekan-rekan Tino merasa sangat kehilangan pemeran film Quickie Express ini.

Semasa hidupnya, selain menjadi aktor, Tino juga berprofesi sebagai produser dan penulis.

Baca Juga:
Susul Juniornya, Yuka Tamada Rilis Single Baru

Berikut Matamata.com memberikan ulasan mengenai fakta-fakta seputar Tino Saroengallo :

1. Pernah menjadi salesman

Tino Saroengallo merupakan alumni Universitas Indonesia. Ia lulus pada tahun 1986 dari Fakultas Sastra Jurusan Asia Timur Program Studi Cina.

Baca Juga:
Intip Yuk Foto - foto Lucu Bayi Chicco Jerikho dan Putri Marino

Tino menyelesaikan skripsinya setelah sempat menjadi salesman di perusahaan Electrolux selama enam bulan.
Berkat menjajal dunia persalesan, dia justru mendapat bekal utama mengawali karir di dunia jurnalistik.

Pengalaman penting dari bekerja sebagai sales yang ia terapkan di dunia jurnalistik ialah tidak malu menyapa calon responden seperti halnya menyapa calon pembeli.

2. Berkecimpung di dunia jurnalistik

Tino mulai berkecimpung di dunia media, khususnya jurnalistik, pada tahun 1987.

Ia pernah bekerja sebagai reporter di tabloid dwi-mingguan Mutiara, majalah berita dwi-mingguan X’tra, dan majalah berita bergambar Jakarta-Jakarta.

Tino juga pernah menjadi penulis lepas di berbagai media yang membuatnya terjun ke dunia audio-visual untuk sebuah stasiun televisi ternama di Jakarta.

3. Pernah menjadi manajer produksi

Berawal dari bergabung di salah satu perusahaan televisi swasta ternama di Jakarta, ia dipercaya menjadi manajer produksi sekaligus menulis untuk program acara dan drama.

Ia juga menggarap film iklan dan film cerita pada tahun 90-an. Pengalaman tersebut membuatnya berani mengambil langkah menjadi asisten sutradara dan manajer produksi pada tahun 2000-an.

4. Film-film yang telah ditelurkan Tino Saroengallo

Di dunia film, selain bergerak di belakang layar, ia juga turut berperan dalam filmnya.

Film-film yang pernah ia kerjakan sebagai bagian dari departemen produksi adalah Victory (1995), Last to Surrender (1999), Pasir Berbisik (2001), Ca-bau-kan (2002), The Fall (2006), Jermal (2008), Eat Pray Love (2010), Sang Penari (2011) dan The Philosophers (2013).

Sementara sebagai pemain, ia pernah tampil juga sebagai cameo, di antaranya adalah film Quickie Express (2007), yakni berperan sebagai Om Mudakir.

Film Quickie Express merupakan film komedi dewasa yang menceritakan tentang tiga orang pemuda bernama Jojo (Tora Sudiro), Marley (Amink) dan Piktor (Lukman Sardi) yang berprofesi sebagai seorang gigolo.

Tino juga sempat bergabung dalam film Night Bus (2017) sebagai Basir. Film Night Bus berhasil meraih Piala Citra sebagai Film Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2017.

Saat itu Night Bus berhasil menggeser film Cek Toko Sebelah, Kartini, Pengabdi Setan dan Posesif.

Load More