Bantah KDRT, Ini Alasan Edison Wardhana Digugat Cerai Istri

Matamata.com - Humas Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Eko Aryanto, mengatakan Ayu telah mendaftarkan gugatan cerai itu sejak 5 Juni 2020. 

Fyi, Stuntman Demian Aditya, Edison Wardhana digugat cerai istrinya, Ayuh Dyah Utami ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Terkait dengan alasan Ayu Dyah Utami menggugat cerai, Eko mengatakan, hal itu karena adanya percekcokan rumah tangga yang tak bisa didamaikan lagi. Detailnya, Eko tak bisa menyebut karena hal itu sudah masuk pokok perkara.

"Sudah tidak ada kecocokan di antara mereka," ucap Eko Aryanto di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (22/6/2020).

Terpisah, Ayuh yang ditanya soal alasan menggugat cerai Edison membeberkan hal senada. Dia bilang setiap rumah tangga pasti alami yang namanya pertengkaran.

"Ya namanya rumah tangga pasti ada aja pertengkaran ya. Dari pertengkaran mulut sampai fisik, kami juga sudah rasain," ujar dia.

"Tapi intinya aku tidak mau fokus ke situ, lebih fokus ke anak-anak. Kami secara pribadi ke depannya mau gimana," katanya lagi.

Sebelum kabar cerai mereka terkonfirmasi, sempat heboh kabar Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Kabar ini mencuat dari unggahan Ayuh di Instagram.

Lewat Instagram, Ayuh memperlihatkan foto memar merah di bagian leher dan luka darah pada daun telinga . Ibu empat anak ini bersiap ke pengadilan. Ia sekaligus men-tag akun sang suami, Edison Wardhana.

"Sampai ketemu di Pengadilan Negeri dan Catatan Sipil, Bos!!!  @edisonwisnuwardhana," tulisnya Jumat (22/5/2020).

Edison sendiri sudah membantah jika perceraiannya karena isu KDRT.

Diketahui, Edison Wardhana dan Ayuh Dyah Utami menikah pada Desember 2016 lalu. Sosok Edison sempat bikin heboh setelah dirinya alami kecelakaan ketika menjadi stuntman Demian Aditya.

Edison Wardhana digugat cerai istrinya, Ayuh Dyah Utami ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 5 Juni lalu.

"Iya jadi ada perkara perdata gugatan atas nama penggugat Ayuh Dyah Utami yang digugat adalah Edison Wisnu Wardana, yang masuk tanggal 5 Juni 2020 dengan nomor perkara 349/pttg.2020/ PN Jakarta Barat," kata Eko.