Matamata.com - Perseteruan Syakir Daulay dan label ProAktif yang berawal dari transaksi jual beli akun Youtube masih berlanjut. Tim kuasa hukum Syakir Daulay, Haris Azhar menyebut bahwa kliennya telah dimanfaatkan oleh pihak label musik ProAktif.
Dia mengatakan perjanjian kontrak kerja yang telah disepakati tidak sesuai kenyataan. Kejanggalan-kejanggalan itu pun diungkap pihaknya dalam jumpa pers di Hotel Amarossa di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (11/7/2020).
"Perjanjian tidak seimbang itu berlaku seumur hidup padahal kerjasama pengelolaan akun. Tapi dalam perjanjian itu harusnya memuat soal tentang apa yang dilakukan Syakir sendiri dan ada kurun waktunya," ujar Haris Azhar dalam jumpa pers di Hotel Amarossa di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (11/7/2020).
Hariz Azhar menjelaskan kontrak kerja yang sebenarnya mesti ada batasan waktu. Namun dia menduga pihak ProAktif seakan ingin memanfaatkan kliennya seumur hidup dengan cara membuat 4 konten dalam seminggu untuk diupload di YouTube.
"Jadi kalau saya kerja sama Syakir saya cuci sarung Syakir, Syakir cuci baju saya nah ini berapa lamanya Syakir harus tanya 'Berapa lama kita kerjaain ini bang?'. 'Satu tahun'. Nah perjanjian ini nggak ada ini kaya mau selama-selamanya," tuturnya.
"Jadi kaya kreatifitas, produktifitas, karya-karya Syakir itu kaya seumur dikunci. Syakir wajib membuat empat konten dalam seminggu dan kalau ada keterlambatan diancam dengan sanksi berupa denda," tambahnya.
Dia menyebut tidaklah mudah membuat kontens ebanyak itu. Apalagi, Syakir Daulay harus mencari ide kontennya sendiri.
"Seminggu empat kali Syakir harus setor empat konten nah produksi itu ada proses editing, ngambil gambar, cari ide. Nah kalau empat produksi dalam seminggu kalau dilakukan tiga bulan aja Syakir bisa kehilangan berat badan 10 kilogram, karena itu hampir bisa dikatakan tidak mungkin," ungkapnya.
Dia juga menyebut bahwa kliennya tak pernah mengerti soal perjanjian kontrak kerja dengan pihak ProAktif karena masih di bawah umur. Terlebih Syakir Daulay tak didampingi walinya saat membuat perjanjian.
"Ini bukti bahwa Syakir tidak paham dengan materi ketika tanda tangan perjanjian tersebut, selain tidak didampingi walinya Syakir juga masih di bawah umur Syakir nggak paham. Jadi produksi ini sebetulnya di luar akal sehat kalau produksi empat konten seminggu itu nggak mungkin," bebernya. [Herwanto]
Berita Terkait
-
Syakir Daulay Disomasi Gegara Singgung Teks Proklamasi Untuk Promo Film: Lu Napa Jadi Gini Bang?
-
Syakir Daulay Panen Hujatan karena Dinilai Lecehkan Teks Proklamasi, Kini Disomasi
-
Biodata dan Agama Syakir Daulay
-
Dianggap Lecehkan Teks Proklamasi, Syakir Daulay Ramai Kena Somasi: Itu Sakral!
-
Aksi Syakir Daulay Bersama Pemuda Aceh Bangunkan Warga untuk Sahur Disorot
Terpopuler
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
-
211 Titik Blank Spot di Sulsel Segera Teraliri Internet, Pemerintah Targetkan Aktivasi Akhir Tahun
-
Wapres Gibran Janji Percepatan Penanganan Bencana di Sumut
-
Sekjen Liga Muslim Dunia Sampaikan Belasungkawa dan Tawaran Dukungan untuk Korban Banjir Indonesia
-
Mangkir Dua Kali, Selebgram Lisa Mariana Dijemput Paksa Terkait Video Asusila
Terkini
-
Bandit Tayang Perdana di JAFF 2025: Drama Aksi tentang Pelarian & Balas Dendam
-
Bukan Sekadar Nostalgia: Ini 3 Alasan Setting Film 'Rangga & Cinta' Tetap di Tahun 2000-an
-
LAKON Indonesia Membawa Warisan dan Inovasi ke Panggung Utama Osaka World Expo
-
Siapa Rachquel Nesia? Aktris Muda yang Baru Resmi Menikah dengan Kevin Royano
-
Tak Perlu Bingung, Ini 5 Tips Mengunjungi Universal Studio Japan Saat Peak Season