Kerabat Pemimpin PKI, Komika Fico Alami Diskriminasi saat Sekolah

Matamata.com - Diskriminasi di sekolah pernah dialami oleh komika Fico Fachriza. Hal ini karena teman-teman sang komika tahu dirinya memiliki kerabat seorang PKI yang dianggap penjahat. Peristiwa itu berlangsung saat Fico Fachriza duduk di kelas 4 SD usai ia melayangkan protes pada guru sejarah soal kisah PKI.

Fico Fachriza yang merupakan cucu Murad Aidit, adik DN Aidit seorang pemimpin senior PKI, mengatakan cerita yang didapat dari kakeknya berbeda dari penjelasan guru.

"Dia tanya, 'kamu tahu dari mana?' Saya bilang tahu dari kakek saya, 'kakek kamu siapa?' Saya jawab Murad Aidit," kata Fico Fachriza kepada MataMata.com, Jumat (25/9/2020). "Saya tanya, jadi ibu mau jelek-jelekin kakek saya terus? Habis itu ibunya diam aja," imbuh komika 26 tahun ini.

Baca Juga:
Komika Fico Cerita Kisah Tragis sang Kakek sebagai Adik Pemimpin PKI

Teman-teman Fico Fachriza langsung memiliki pandangan negatif pada dirinya usai pelajaran itu. "Ada aja yang ngomong 'dih, nggak beragama'. Anggapannya PKI itu bukan orang yang beragama, padahal ya agamanya Islam," terang Fico Fachriza.

Diskriminasi itu bukan hanya terjadi di ucapan saja, tapi sudah mengarah dikucilkan. Seperti contohnya Fico Fachriza yang tak diperbolehkan menjadi imam saat salat.

"Dibilang, 'eh lu ngapain jadi imam salat? Lu kan komunis," kata Fico Fachriza. "Mereka kan pada masa itu nggak ngerti aja bahwa komunis itu ideologi, bukan agama. Ya agak sedikit ketuker antara komunis sama atheis," papar bintang film Manusia Setengah Salmon ini.

Baca Juga:
Geger Komika Fico Unggah Foto Bareng Kakek, Masih Kerabat Gembong PKI

Jadilah sepanjang sekolah SD, Fico Fachriza tidak diperbolehkan menjadi pemimpin salat ini. Setelah itu, di jenjang sekolah berikutnya dia tak lagi mengalami diskriminasi.  "Kalau SMP anak-anaknya sudah chill aja, sekarang pun hanya jadi bahan bercandaan," jelas Fico.

Untungnya, komika jebolan ajang pencarian bakat itu tak merasa putus asa saat mendapat perlakuan yang berbeda dari teman-temannya.   

"Ya itu kelakuan anak kecil, tapi maksudnya apa yang diharapkan dari anak SD dengan (bully) kayak gitu," ungkap Fico. "Mungkin kalau saya baper mah, ada perasaan dikucilkan begitu. Cuma kan saya komedian, jadi bawa asyik aja," imbuhnya. [Rena Pangesti]