Ade Wismoyo | MataMata.com
ilustrasi LGBT (freepik)

Matamata.com - Kejadian tak mengenakkan dialami seorang jurnalis Brasil, Victor Pereira saat meliput Piala Dunia 2022.

Hal ini lantaran Victor yang meliput aksi polisi lokal menyita bendera yang ada simbol pelangi mendapat perlakuan tak mengenakkan. 

Awalnya, seorang perempuan dan rekannya harus dihentikan oleh polisi lokal Qatar kerena dianggap membawa simbil LGBTQ. Kedua orang itu diintrograsi oleh pihak kepolisian saat berada di luar stadion. 

Baca Juga:
12 Momen Rafathar Nonton Lionel Messi di Piala Dunia 2022, Akhirnya Bisa Selfie Meski dari Jauh

Polisi Qatar sidak atribur LGBT (istimewa)

Namun polisi Qatar itu rupanya melakukan kesalahan, lantaran bendera yang dibawa oleh perempuan tersebut itu bukanlah simbol LGBTQ. 

Bendera berlatar biru dengan simbol salib serta ada gambar pelangi merupakan bendera negara bagian Pernambuco di Brasil. 

Meski sudah mendapat penjelasan dari, pihak kepolisian tetap menyebut bahwa bendera tersebut merupakan simbol LGBTQ yang kemudian menyitanya. 

Baca Juga:
Usai Rayyanza, Viral Rafathar Nonton Piala Dunia 2022 Bareng Bos Indosiar: Kasihan Lesti Kejora

Menurut laporan dari The Sun, petugas Qatar itu kemudian melemparkan bendera tersebut ke tanah dan menginjaknya. 

Victor pun merekam kejadian tersebut dan meliput aksi dari petugas kepolisian Qatar itu. Namun rupanya aksi tersebut membuat petugas tak suka dan berbalik mengintrogasi Victor. 

Tak hanya itu, Victor mengaku bahwa ponsel miliknya juga disita oleh pejabat kepolisian Qatar. 

Baca Juga:
Nonton Piala Dunia 2022 di Qatar, Raffi Ahmad Kaget Ketemu 'Denny Sumargo': Ngapain Lo?

Petugas meminta Victor untuk menghapus video yang direkamnya. 

Video tersebut sempat disebar Victor ke laman Twitter. Di salah satu klip yang telah ditonton satu juta kali itu, Victor mengaku sangat gugup saat petugas mendatanginya. 

"Teman-teman, saya gugup, gemetaran sebenarnya karena kami membawa bendera Pernambuco," ucapnya. 

"Saya gemetar, karena saya didatangi oleh beberapa pejabat kepolisian. Mereka mengira saya membawa bendera LGBT tapi nyatanya itu bendera Pernambuco," jelas Victor. 

"Saya pergi untuk merekam dan mereka mengambil ponsel saya. Mereka baru mengembalikannya setelah memasksa saya untuk menghapus video,"

Kabar terbaru menyebut bahwa pejabat Qatar pada akhirnya mengaku kesalahan petugas mereka dan meminta maaf kepada Victor. 

"Pejabat yang lebih tinggi mengatakan bahwa petugas itu tak punya hak untuk melakukan apa yang mereka lakuan itu dan jika mau, saya bisa melaporkannya. Saya ingin mencoba tapi ternyata itu semuat sangat rumit," (Galih Pras)

Load More