Matamata.com - Hatta, di sebuah pesta dansa, P Ramlee muda menyulut rokoknya dan memandang seorang wanita muda nan cantik.
Berkemeja putih dan berdandan necis, P Ramlee muda pun memberanikan diri untuk mengajaknya berdansa.
Diiringi musik, P Ramlee muda bernyanyi mengikuti alunan lagu.
"Bila pandangan mata bertemu. Rasaku terharu. Tetapi memang begitu, cinta berarti berpadu," ujar P Ramlee muda, bernyanyi.
Di sanalah, mereka berkenalan. "Bolehkan saya berkenalan," ujar P Ramlee muda.
"Boleh, nama saya Halimah," jawab wanita cantik tersebut sambil terus meladeni dansa P Ramlee muda.
P Ramlee muda menjawab, "Saya Salim."
Namun, ketika P Ramlee muda mengajak Halimah untuk pulang bersama, dia menolak. Mereka pun berpisah di malam itu.
Fragmen di atas diambil dari film besutan L Krishnan berjudul 'Penghidupan' yang dirilis pada tahun 1951.
Film hitam putih tersebut dibintangi salah satunya oleh legenda film Melayu, artis sekaligus penyanyi P Ramlee.
Bukan cuma itu, film 'Penghidupan' juga menjadi debut seorang bintang wanita cantik bernama Maria Menado.
P Ramlee muda memerankan seorang pria bernama Salim, sementara Maria Menado mendapat peran sebagai Halimah.
Meski terkenal dan masyur di negeri melayu, Malaysia dan Singapura, ternyata Maria lahir di Indonesia, Minahasa, Sulawesi Selatan, tepatnya.
Zaman keemasan aktris serba bisa bernama asli Liesbet Dotulong tersebut di dekade 1950 hingga 1960-an.
Meski berwajah cantik dan bertubuh seksi, bukan berarti Maria Menado nir prestasi.
Di periode tersebut, dia didaulat sebagai wanita paling cantik di Malaya oleh Majalah Times dan wanita dengan pakaian terbaik di Asia Tenggara oleh United Press International.
Menjadi mualaf
Dilahirkan di Tonsea, Minahasa,, Maria dihantar ke Makassar untuk tinggal dengan saudaranya.
Kala berusia 17 tahun, Maria muda ditawari untuk memamerkan baju kebaya di Singapura dan kemudian di Malaya.
Diiringi oleh paman dan bibinya, perjalanan pada 1950 membawa Maria ke Singapura, Kuala Lumpur, Ipoh, dan Pulau Pinang.
Nama Maria Menado diberikan oleh teman-temannya diambil dari tempat kelahirannya, dan nama itu kekal hingga saat ini.
Di usia 19 tahun, Maria Menado memeluk Islan dan menikah dengan promotor tinju sekaligus penulis skenario, A Razak Sheikh Ahmad.
'Penghidupan' hingga 'Pontianak'
Kemunculan Maria Menado di surat kabar dan majalah-majalah sebagai peragawati mode membawanya merambah dunia akting.
Pada 1951, dia ditawari oleh Shaw Brothers untuk beradu peran dengan P Ramlee di film 'Penghidupan'.
Inilah debutnya di dunia film.
Namun, pada 1957, Maria Menado mencapai puncak popularitasnya ketika membintangi film berjudul 'Pontianak'.
Pontianak ialah film horor Melayu yang pertama. Di film ini, Maria Menado berperan sebagai hantu kuntilanak.
Uniknya, skenario film ini ditulis sendiri oleh Maria Menado bekerja sama dengan mantan suaminya.
Meraih kesuksesan, Maria kemudian ikut berperan dalam 2 film berikutnya, yaitu Dendam Pontianak (1957) dan Sumpah Pontianak (1958).
Dalam jangka waktu 12 tahun, Maria bermain dalam 20 film lebih terbitan produksinya sendiri, Maria Menado Production (M. M. Production) antara lain film Siti Zubaidah pada tahun 1961.
Ia merupakan produser film wanita Melayu yang pertama, dan mungkin pula di Asia Tenggara.
Maria sendiri memerankan tokoh utama sebagai Siti Zubaidah.
Di sinilah sebutan artis serba bisa berasal, Maria Menado bukan cuma menjadi produser, melainkan turut berperan sebagai pemain utama.
Tiga film lain yang diterbitkan oleh perusahaannya ialah Darahku, Bunga Tanjung dan Pontianak Kembali.
Berita Terkait
-
Beredar Video Jordi Onsu Bilang Jijik, Benarkah Ditujukan ke Betrand Peto? Simak Faktanya!
-
Diduga Alami Depresi, Sandra Dewi Tiba-tiba Lakukan Hal yang Dianggap Kurang Elok dan Tak Pantas
-
Baca Buku Karya Penulis Israel, Zara Diperingatkan Netizen: Bikin Sesat, Kudu Kuat Iman!
-
Lily Anak Adopsi Raffi Ahmad dan Nagita Punya Akun Penggemar di Instagram, Segini Jumlah Followernya
-
Kasus Pelecehan Seksual Dijadikan Bahan Candaan, Ivan Gunawan Minta Maaf: Ini Kesalahan Besar
Terkini
-
Kerugian Miliaran Rupiah Ditanggung Ahmad Dhani Cs Imbas Penundaan Konser Dewa 19
-
Dari Relationship hingga Life Skills: Insight Berharga dari Festival of Twenties
-
Muda dan Bergerak: Pameran Moda-Modif Dipersembahkan di Galeri Rumah DAS
-
Next Generation Visinema: Michael Rainheart dan Febri Darmayanti, Wajah Baru Perfilman Indonesia Lewat 'Hutang Nyawa'
-
Cine-Concert Samsara: Sebuah Simfoni Cahaya dan Suara