Matamata.com - Bagi Band Fourtwnty dari lagu-lagu sebelumnya yang penuh makna, ada satu lagu spesial.
Lagu itu berjudul Trilogi dari album kedua 'Ego & Fungsi Otak' yang baru saja rilis 20 April 2018 lalu.
Lagu ini bisa dikatakan cocok dengan situasi Indonesia yang akhir-akhir ini digempar teror bom, misalnya di Surabaya awal Mei lalu.
Setidaknya lagu ini bisa memberikan pemahaman berbeda soal teroris yang selalu kaitkan dengan unsur agama.
Pesan mendalam yang ingin disampaikan Fourtwnty bahwa teroris bukanlah Islam.
"Sebenernya lagu ini lebih kayak edukasi teroris itu bukan Islam. Karena memang yang dia ceritakan itu ada yang bukan orang islam. Kalau islam itu islam yang ajarannya nggak jelas. Intinya ini kayak ngegambarin ternyata gue yang melakukan tapi gue juga yang merasakan kalau itu salah," jelas Ari Lesmana seperti diberitakan Suara.com.
Kesimpulan itu Fourtwnty dapatkan dari hasil wawancara langsung mantan teroris yang terlibat bom Bali.
Satu personil Fourtwnty, Ari Lesmana sempat mewawancarai langsung mantan teroris itu sebelum membuat lagu Trilogi tersebut.
Singkatnya, lagu Trilogi itu menceritakan kehidupan mantan teroris tersebut dari sudut pandang dia soal teror.
Dalam setiap liriknya menggambarkan batapa menyesalnya dirinya sudah terlibat dalam jaringan teroris.
Mantan teroris itu sadar bahwa paham teroris yang dianutnya bukanlah Islam.
Ada unsur lain yang menyebabkan mereka menjadi teroris, misalnya dendam dan juga tingkat ekonomi mereka.
Menurut cerita Ari Lesmana, dendam itu muncul karena teroris itu merasa negara telah merugikan bapak ibunya.
Berikut ini lirik lagu Trilogi:
Mendengung gendang telingaku
Memecah bising kala itu
Terlihat jiwa-jiwa layu
Terlentang didepan mataku
(Teror Memejamku... Teror melumpuhkanmu)
Trilogi otak bersatu
Trilogi hingga membatu
Dan langit memerah semesta pun marah bumiku berdarah
Meradang egoku
Meradang tangisku
Menghadang tawamu
Meradang egoku
Meradang tangisku
Menghalang tawamu
Sesal dan ku malu
Tangisanku tak membantuku
Akhirnya nelangsa yang menjamah aku
Menjamah aku...
Dan langit memerah semesta pun marah bumiku berdarah
Meradang egoku
Meradang tangisku
Menghadang tawamu
Meradang egoku
Meradang tangisku
Menghalang tawamu
Meradang egoku
Meradang tangisku
Menghalau tawamu
(Trilogi hingga membatu)
(Trilogi otak bersatu)
(Trilogi hingga membatu)
Maafkan ini karenaku
Biang masalah masa lalu
Bertemu faham-faham itu
Simpang siur kini namaku
Berita ini sebelumnya sudah ada di Suara.com >>
Berita Terkait
-
Menteri ATR Ingatkan Bali: LP2B Masih Jauh di Bawah Kebutuhan Lahan Sawah
-
TNI AD Kerahkan 300 Prajurit untuk Evakuasi Korban Banjir Bali
-
Semarak Kemerdekaan di Bali: Kemendagri Bagikan 10 Juta Bendera Merah Putih
-
Bali United Awali Musim Baru dengan Tirta Yatra, Pelatih Asing Kagumi Tradisi Spiritual Pulau Dewata
-
Tiga WNA Australia Jadi Tersangka Penembakan Maut di Vila Bali
Terpopuler
-
Miliki Wajah Glowing dan Tubuh Ideal, Melliza Putri Lakukan Perawatan Khusus di Dermaster
-
Erick Thohir: Atlet SEA Games Harus Tunjukkan Kedigdayaan Indonesia
-
Satgas Telusuri Dugaan Kerusakan Hutan Penyebab Banjir dan Longsor di Sumatera
-
ESDM Identifikasi 23 Izin Tambang di Tiga Provinsi Terdampak Banjir dan Longsor
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
Terkini
-
Ketika Cerita Bertemu Nada: Inovasi Massive Music yang Mengubah Proses Musikal Film
-
Kolaborasi Netflix dan Dee Lestari: Tiga Novel Ikonis Diadaptasi Menjadi Original Series
-
JAFF Market 2025: Kolaborasi Amar Bank dan JAFF Market, Bawa Semangat Film Indonesia Mendunia
-
Dari Identitas hingga Realita Sosial: MAXstream Studios Hadirkan Film Pendek Terbaik Program Secinta Itu Sama Indonesia
-
Transformasi Pencarian Musik: Massive Music Tawarkan Solusi Berbasis Data di JAFF Market 2025