Rendy Adrikni Sadikin | MataMata.com
Muhammad Iqbal Siddiq. (Dokumentasi Pribadi)

Matamata.com - Zagreb, Kroasia, menjadi tujuan pianis Indonesia Muhammad Iqbal Siddiq kali ini. Tahun 2018, pianis yang merintis karier di mancanegara tersebut menggelar resital piano solo di kota barat laut Kroasia tersebut.

Adapun resital piano tersebut merupakan kerja sama antara Jaya Suprana School of Performing Arts (JSSPA) dan Zagreb Music Academy. Resital tersebut didukung oleh Kedutaan Besar RI di Zagreb.

Kisah perjalanan Iqbal di Zagreb berliku. Mulai dari kesulitan lokasi latihan hingga mendapatkan piano rusak. Dia tiba di Zagreb pada 15 Oktober 2018. Selama di sana, KBRI Zagreb sangat banyak membantu: menjemput di bandara, memberi tempat tinggal, makanan, dan banyak hal lainnya.

Resital diadakan pada 18 Oktober. Sayang, pihak Zagreb Music Academy tidak menyiapkan tempat untuk berlatih sehingga Iqbal pun kelimpungan mencari tempat berlatih.

Zagreb Music Academy hanya menyiapkan piano berlatih pada hari H. Itu satu jam sebelum acara dimulai. Bisa dibayangkan sangatlah tidak mungkin pianist menggelar resital tanpa menyentuh piano berhari-hari hingga hari H dan hanya berlatih satu jam sebelum tampil.

Komposisi yang dimainkan pun bukan perkara mudah: Chopin – Sonata op.58 (salah satu komposisi Chopin yang paling rumit) dan Liszt – Sonata S.178 (sonata terpanjang di dunia yang tingkat kesulitannya juga terbilang tinggi).

''Pihak KBRI sempat membantu untuk menyediakan piano berlatih dari salah seorang kenalan yang tinggal di sebelah wisma KBRI. Piano tersebut rusak. Tidak kondusif untuk berlatih,'' kata Iqbal.

Hari kedua di Zagreb, Iqbal akhirnya bertemu pimpinan dari Zagreb Music Academy didampingi oleh pihak KBRI. Di sana, Iqbal meminta piano untuk berlatih. Tapi, tampaknya akademi tak memperhitungkan hal tersebut.

Jadwal penggunaan piano–piano di akademi tersebut sudah penuh, termasuk piano yang akan dipakai Iqbal, bahkan sempat ditawarkan berlatih dengan Clavinova.

''Setelah dicek, pihak akademi menemukan satu ruangan yang masih bisa dipakai berlatih sesuai jam yang kosong. saya akhirnya menggunakan piano itu,'' ujar Iqbal dalam siaran pers yang diterima Matamata, Selasa (23/10/2018),

Namun, piano tersebut pun memiliki kondisi yang kurang baik. Pedalnya tidak berfungsi. Tapi, tidak ada pilihan lain. Iqbal pun berlatih dengan piano tersebut.

''Tibalah di hari H dan Alhamdulillah resital berjalan dengan lancar,'' ujar Iqbal.

Sambutan dari para profesor pun juga sangat baik. Mereka menilai permainan Chopin dan Liszt Iqbal terasa original. Acara juga tentunya dihadiri oleh pihak kedutaan, dan ditutup dengan karya dari Iqbal sendiri yang berjudul 'Timun Emas'.

''Karya saya ini menceritakan tentang dongeng nusantara,'' tutup Iqbal.

Ini bukanlah kali pertama Iqbal menjejakkan kakinya ke tanah manca. Sebelumnya, Muhammad Iqbal Siddiq sempat memukau publik Warsawa, Polandia, pada tahun 2014 silam.

Bukan cuma itu, Iqbal juga diketahui sebagai pianist Indonesia pertama yang menggelar resital di Villnius, Lithuania, pada 2016 dan Havana, Kuba, pada 2017.

Load More