Matamata.com - Siapa yang tidak kenal artis cantik Luna Maya. Namanya sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun ternyata tidak banyak yang tahu kalau Luna Maya mempunyai seorang kakak laki-laki. Tipi Jabrik adalah kakak kandung Luna Maya yang berkecimpung di dunia selancar. Namanya mulai mencuri perhatian publik usai muncul dalam pembukaan Olimpiade Tokyo, Jumat (23/7/2021). Dalam siaran pembukaan Olimpiade Tokyo, Tipi Jabrik mengenakan setelan baju olahraga berwarna merah putih. Ia pun terlihat bangga berjalan di tengah Olympic Stadium dengan membawa bendera merah putih.
Kakak Luna Maya ini berdiri berdampingan dengan empat pelatih lainnya dari Indonesia, yaitu Rionny Maenaky pelatih bulutangkis, Dirdja Wihardja pelatih angkat besi, Permadi Sandra Wibowo pelatih panahan, dan Donny Budiarto Utomo pelatih renang. Setelah potret Tipi Jabrik muncul, banyak netizen yang penasaran dengan sosok Tipi Jabrik. Lantas bagaimana potret Tipi Jabrik Kakak kandung Luna Maya ini? Intip yuk potretnya berikut ini!
1. Pelatih Selancar
Jarang tersorot, ternyata Tipi Jabrik adalah seorang atlet selancar yang mumpuni. Tipi Jabrik ini juga pernah menjuarai kompetisi selancar Quicksilver Thailand 2010 dalam katagori Men's Open. Berkat kemampuannya ini Tipi Jabrik ini pun didapuk menjadi pelatih bagi peselancar muda termasuk Rio Waida. Rio Waida ini adalah peselancar andalan Indonesia dalam Olimpiade Tokyo 2020.
2. Jadi Pelatih Tim Indonesia
Di ajang Olimpiade Tokyo 2020, Tipi Jabrik mendampingi dan melatih Rio Waida. Ayah dua anak ini merupakan pelatih dari tim surfing Indonesia. Peselancar muda Rio Waida yang telah berhasil lolos dalam babak 16 besar pada Minggu (25/7/2021). Torehan ini berhasil diraih usai Rio berhasil finis kedua dalam cabang olahraga Surfing Olimpiade Tokyo 2020. Rio sendiri tampil impresif dengan poin 11.53, di bawah peselancar Amerika Serikat John Florence.
3. Target Bawa Pulang Emas
Dalam Olimpiade Tokyo ini, Tipi Jabrik rupanya memberikan target tinggi untuk Rio Waida. Tipi Jabrik menargetkan untuk dapat membawa pulang medali emas. Ia pun berharap ombak akan memihak dan membantu Rio.
4. Didukung Keluarga
Ikut sertanya Tipi Jabrik dalam perhelatan Olimpiade Tokyo ini juga didukung penuh oleh keluarga. Luna Maya pun turut mendukung sang kakak.
5. Harus Terhenti
Target emas Tipi Jabrik rupanya masih belum bisa tercapai usai Rio Waida terpaksa harus terhenti. Melalui Instagram-nya, Tipi Jabrik mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan semua pihak. Dan bahwa perjalanan masih panjang terutama untuk surfing Indonesia.
6. Dekat dengan Anak
Tipi Jabrik sudah memiliki dua orang anak. Ia pun sangat dekat dengan anaknya. Ia bahkan mengajak sang anak bertandang ke sekolah lamanya.
Itu tadi potret Tipi Jabrik kakak kandung Luna Maya yang jadi pelatih tim selancar Indonesia dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Tag
Berita Terkait
-
Kakak Luna Maya Bongkar Kisah Asmara Sang Adik dan Maxime Bouttier: Normal, Suka Sama Suka
-
Maxime Bouttier Diancam Tipi Jabrik Kakak Luna Maya: Lo Jangan Macam-macam Ya
-
Biodata dan Agama Tipi Jabrik, Kakak Luna Maya yang Ancam Maxime Bouttier
-
Ikut Tampil di Olimpiade Tokyo 2020, 4 Fakta Tipi Jabrik Kakak Luna Maya
-
5 Fakta Tipi Jabrik, Kakak Ganteng Luna Maya yang Jadi Atlet Surfing
Terpopuler
-
Dari Jakarta Hingga Jayapura, Special Screening Film Timur Banjir Antusiasme Penonton
-
BGN Perketat SOP MBG, Distribusi Makanan Kini Hanya Sampai Depan Pagar Sekolah
-
Stok Pangan DIY Dipastikan Aman Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK Soroti Rekrutmen Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
-
Presiden Prabowo Apresiasi Perjuangan Atlet SEA Games, Kirim Salam dan Siapkan Bonus Rp1 Miliar
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia