Yohanes Endra | MataMata.com
Tempat pengolahan air dan pupuk kompos KBA Keputih Surabaya. [SuaraJatim/baehaqi]

Matamata.com - Di akhir Oktober 2024, Surabaya sedang mengalami suhu tinggi yang mencapai 38 derajat Celsius, membuat banyak tanaman di sepanjang jalan menuju Keputih Tegal Timur menjadi kering. Namun, begitu memasuki Kampung Berseri Astra (KBA) Keputih Tegal Timur RW 8, suasana asri dan sejuk langsung menyambut.

Kampung ini dulunya adalah bagian dari program binaan Astra. Pada sekitar tahun 2013, warga bersama-sama berupaya menghijaukan lingkungan mereka. Setiap rumah kini memiliki tanaman sayuran dan boga untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebelum tahun itu, kawasan Keputih dikenal sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya. Baru pada 2001, pemerintah kota memindahkan TPA ke Benowo, meninggalkan area ini dalam kondisi yang tandus.

Baca Juga:
Rayakan HUT Pernikahan ke-10, Raffi Ahmad Ingin Tambah Momongan

Namun kini, wajah kawasan ini telah berubah berkat jejak program Kampung Berseri Astra yang masih terasa hingga sekarang. Pohon-pohon rindang memberikan kesejukan bagi siapa saja yang datang.

Tri Priyanto, salah satu warga KBA Keputih Tegal Timur, menceritakan bahwa kerja sama dengan Astra dimulai pada 2013.

"Tahun 2013, saat itu kami tidak menyangka sebetulnya Astra kok kepingin bermitra, bekerja sama dengan masyarakat membangun kampung," ujarnya ketika ditemui, Rabu (30/10/2024).

Baca Juga:
Menunjang Gaya Hidup Digital, Pentingnya VPN dan Manfaatnya untuk Keamanan Online

Waktu itu, beberapa perwakilan warga diundang ke kecamatan. Mereka awalnya tidak tahu jika dalam pertemuan tersebut ada orang Astra. "Kemudian ditawari program (kampung berseri)," katanya.

KBA Keputih Surabaya. (SuaraJatim/baehaqi)

Setelah berdiskusi, warga sepakat untuk menerima tawaran tersebut, yang meliputi program lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan UMKM.

Tri bersama warga lainnya memilih program lingkungan sebagai prioritas. Astra kemudian menyediakan ribuan bibit tanaman boga, sayuran, dan buah-buahan, yang ditanam di depan rumah-rumah warga dalam pot.

Baca Juga:
Penutupan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024: Jathilan Hingga Sendratari Ramaikan Suasana

Meskipun tanah di wilayah tersebut sulit ditanami, warga tetap bersemangat. Mereka membagi kawasan kampung menjadi beberapa zona tanaman, seperti terong dan tomat.

"Kami buat zona, kita dua RT yang awal ikut program Astra, yang kemudian dibagi beberapa zona, ada terong, tomat, dan lain-lain," katanya.

Kemudian di depan gang, ada zona campuran, yang berisikan sayuran dan tanaman boga.

Baca Juga:
Bikin Gempar! Heboh Pria Mirip Abidzar Pamer 'Burung' Sambil Selfie: Anak Ustaz Begitu?

"Ada rak (tanaman) juga supaya tanpa pot, jadi langsung polibag ditaruh di rak-rak. Bagus sekali," katanya.

Berkat gotong royong warga, program Astra berjalan dengan baik di berbagai bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, dan UMKM.

"Akhirnya sudahlah semua program berjalan, pendidikan berjalan. Kita kan punya Rumah Pintar, waktu itu ada kegiatan pelatihan komputer, ya dasar lah, PAUD ada," kata Tri.

Kampung Berseri Astra (KBA) Keputih Surabaya. [SuaraJatim/baehaqi]

Rumah Pintar Tempat Berkreasi

Di bidang pendidikan, berdirilah Rumah Pintar, tempat warga dan anak-anak belajar serta berkegiatan. Bangunan dua lantai berwarna biru dan putih ini juga didukung oleh mahasiswa yang melakukan kegiatan sosial.

"Banyak fungsinya, dipakai anak-anak belajar dan kegiatan warga," katanya.

KBA Keputih Tegal Timur juga dibantu para mahasiswa yang melakukan kegitan sosial, seperti kuliah kerja nyata (KKN). Mereka memberikan pelatihan komputer di Rumah Pintar.

Selain itu, fasilitas kesehatan Posyandu masih aktif melayani warga, tidak hanya untuk balita dan lansia, tetapi juga untuk keluarga.

Produksi Air Bersih dan Pupuk Kompos Mandiri

Di masa lalu, KBA Keputih Tegal Timur menghadapi kesulitan air saat musim kemarau. Astra membantu menyediakan alat pengolahan air dari sungai terdekat untuk kebutuhan warga. Selain itu, warga juga membangun rumah kompos secara gotong royong.

Tri mengungkapkan bahwa semangat warga untuk memajukan lingkungan adalah dasar yang membuat mereka antusias menjalankan semua program.

"Kita bisa lihat sekarang daripada daerah di sekitar. Kalau masuk dari pintu sana, tentu berbeda," tandasnya.

Load More