Riki Chandra | MataMata.com
Pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024. [Suara.com/Emma]

Matamata.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal menggelar debat Capres 2024 pada Selasa (12/12/2023) di kantor KPU, Jakarta Pusat. Sebanyak 11 nama panelis yang akan merumuskan pertanyaan debat pun telah diumumkan.

Anggota KPU August Mellaz mengatakan, 11 orang panelis debat capres perdana itu sudah terkonfirmasi. “Kami sudah hubungi dan bersedia (mereka) sejak kemarin,” kata August kepada wartawan pada Sabtu (9/12/2023).

Menurutnya, para panelis akan menjalani masa karantina selama merumuskan pertanyaan untuk debat. Berikut nama 11 panelis debat perdana Capres 2024.

1. Mada Sukmajati

Mada Sukmajati merupakan politik UGM yang S1 selesai di UGM. Sementara itu, S2-nya diselesaikan di National Graduate Institute for Policy Studies di Tokyo, Jepang. Kemudian, S3-nya di Heidelberg University Jerman.

Salah satu buku karyanya adalah Politik Uang di Indonesia: Pola Patronase dan Jaringan Klientelisme pada Pileg 2014.

2. Dr. Rudi Rohi

Rudi Rohi merupakan pakar politik dari Universitas Cendana (Undana), Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia meraih gelar S3 dari Fisipol UGM.

3. Prof. Lita Tyesta

Prof. Lita Tyesta adalah pakar hukum tata negara dari Universitas Diponegoro (Undip). Ia merupakan guru besar di bidang Ilmu Perundang-undangan.

4. Dr. Khairul Fahmi

Dr. Khairul Fahmi merupakan pengajar Hukum Tata Negara di Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat. Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Dekan II Fakultas Hukum Unand.

Selain aktif menulis opini di berbagai media massa hingga menulis buku, Khairul Fahmi juga tercatat sebagai peneliti PusaKo Unand hingga PBHI. Kemudian, ia juga seorang advokat yang pernah menjadi anggota KPU Agam pada 2007-2008.

5. Dr. Agus Riewanto

Dr. Agus Riewanto merupakan dosen UNS Solo. Ia merupakan pakar hukum tata negara. Ia kerap dipakai sebagai ahli di Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA) hingga berbagai forum ilmiah lainnya.

Agus Riewanto meraih gelar sarjana di dua kampus: S1 UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta dan s1 Universitas Muhammadiyah Yogjakarta.

Agus juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) FH UNS (2018-sekarang). Selain itu, Agus juga pernah terjun langsung di kepemiluan sebagai Ketua KPU Sragen pada 2008-2013.

6. Prof. Susi Dwi Harijanti

Prof. Susi Dwi Harijanti merupakan Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Ia juga dosen tamu di berbagai kampus.

Susi Dwi Harijanti menjadi salah satu pelapor pelanggaran kode etik Ketua MK Anwar Usman. Hasilnya, Anwar Usman dicopot dari kursi Ketua MK karena melakukan pelanggarat berat yaitu ikut mengadili putusan syarat capres-cawapres sehingga memiliki konflik kepentingan disebabkan keponakannya, Gibran Rakabuming.

7. Prof. Bayu Dwi Anggono

Prof Bayu Dwi Anggono merupakan Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember (FH Unej). Dia termasuk profesor hukum termuda di Indonesia karena meraih gelar Guru Besar pada usia 39 tahun.

Bayu Dwi Anggono meraih gelar sarjana di FH Unej. Kemudian, ia melanjutkan studi S2 dan S3 di Universitas Indonesia (UI). Tulisan dan pendapat Prof Bayu juga kerap menghiasi media nasional. Ia juga meraih berbagai penghargaan di antaranya WBK dari Kemenristek Dikti.

Prof Bayu juga menjadi Sekjen Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (AP HTN-HAN). Sebuah asosiasi dosen yang beranggotakan seribu pengajar lebih dari berbagai kampus di Indonesia.

8. Ahmad Taufan Damanik

Ahmad Taufan Damanik merupakan salah seorang yang konsen terhadap isu HAM dan kerukunan warga. Sehari-hari, Ahmad Taufan Damanik adalah dosen Ilmu Politik di FISIP Universtas Sumatera Utara (USU). Ia juga dikenal sebagai mantan Ketua Komnas HAM.

Selain mengajar, Taufan juga aktif sebagai konsultan penanganan anak korban konflik di Aceh, Kalimantan hingga Timor Leste. Dia juga pernah menjadi Komisioner untuk ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children.

9. Prof. Phil Al Makin

Prof. Phil Al Makin merupakan pemikir Islam di Indonesia. Guru Besar UIN Sunan Kalijaga itu telah memiliki banyak karya tulis yang sudah tersebar ke berbagai negara.

Al Makin juga Rektor UIN Sunan Kalijaga periode 2020-2024. Dia mengusulkan pendidikan keragaman bagi warga Indonesia sejak dini tentang budaya, tradisi dan iman yang berbeda.

Selama ini, pendidikan di Indonesia, dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, hanya mengajarkan tradisi iman sendiri-sendiri, tanpa mengenal tradisi, adat, dan iman yang berbeda.

10. Gun Gun Heryanto

Gun Gun Heryanto merupakan Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Ia kerap menghiasi media saat menjadi pengamat politik pada Pemilu 2014, Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2019 silam.

11. Dr. Wawan Mas’udi

Wawan Mas'udi adalah pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Saat ini, ia juga menjabat sebagai Dekan Fisipol UGM.

Wawan Mas'udi menamatkan S1 di UGM. Sedangkan S2-nya di University of Adger, Norwegia dan gelar PhD diraihnya dari University of Melbourne, Australia. Ia dikenal sebagai seorang akademisi yang paham dengan kebijakan publik hingga sistem pemerintahan.

Load More