Matamata.com - Kematian para jurnalis yang meliput perang Israel-Palestina di Jalur Gaza mulai disoroti Amerika Serikat. Pasalnya mereka tak mendapati petunjuk alasan Israel yang sengaja menargetkan para jurnalis.
Terbaru, jurnalis Al Jazeera, Samer Abudaqa tewas oleh serangan udara yang dituding mengarah pada jurnalis yang tengah bertugas.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby menyatakan bahwa dalam konflik seperti ini, AS tidak akan menjadi hakim dan juri setiap serangan udara.
Baca Juga:
Sebanyak 2 Jurnalis Palestina Dilaporkan Tewas, Israel Dituduh Kaburkan Fakta
"Kami tak berhenti untuk mengingatkan Israel untuk melancarkan serangan dengan hati-hati dan tepat sasaran," ujar Kirby dikutip, Sabtu (16/12/2023).
Menurut Komite untuk Perlindungan Jurnalis atau CPJ, puluhan jurnalis Palestina telah tewas di Gaza selama dua bulan terakhir, dengan jumlah kematian mencapai 57 orang.
"CPJ menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai," kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Baca Juga:
Kejamnya Israel, Pukul dan Telanjangi Petugas Medis di Jalur Gaza
Kematian Abudaqa sendiri sejatinya untuk meliput para tim penyelamat yang sedang berusaha mencari korban serangan yang diprediksi masih selamat.
Koresponden Al Jazeera Wael Dahdouh yang menceritakan kematian Abudaqa berawal saat mereka tengah berjalan untuk meliput para tim ke lokasi pasca perang yang berada di sekolah. Tempat tersebut menjadi tempat pengungsian bagi warga Palestina.
Namun lokasi itu justru kembali diserang dan Abudaqa terluka. Abudaqa sebenarnya masih memiliki kesempatan hidup jika saja tentara Israel tak menahan ambulans yang akan mengantar korban ke rumah sakit.
Abudaqa dipastikan tewas kehabisan darah di dalam ambulans yang akan mengantarnya ke rumah sakit terdekat.
John Kirby yang ikut merespon terhadap serangan yang dinilai sudah membabi buta itu memang tak bisa mendikte perang yang berkecamuk di Jalur Gaza. Kendati begitu, melalui Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, bakal melakukan diskusi dengan pejabat Israel.
Dalam diskusi itu, Israel berencana mengubah operasi militer mereka di Gaza. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Demi Berkurban, King Faaz Tunda Liburan ke Jepang, Fairuz A Rafiq: Buat Palestina
-
Nikita Mirzani Kritik Prabowo Mau Bawa 1.000 Warga Palestina: Bagaimana Mau Menuju Indonesia Emas?
-
Gawat! Imbas Kolaborasi dengan Starbucks, NCT Ramai-ramai Di-Unfollow Penggemar
-
Agnez Mo Lantang Dukung Palestina usai Dihujat, Netizen Kasih Respect: Nah Gitu Dong!
-
Diduga, Bayi Lily yang Diadopsi Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Berasal dari Palestina
Terpopuler
-
Fadly Faisal Dihujat gegara Belakangi Wajah Duta SO7 saat Tampil, Dibela Fans: Sombong dari Mana Sih?
-
Foto Bareng Keanu Massaid di Barcelona, Angelina Sondakh Ingat Adjie Massaid: Senyumnya Mirip!
-
Terlihat Tegar, Geni Faruk Pernah Nangis Ngeluh Capek Punya 11 Anak
-
Tarif Band Gilga Sahid Suami Happy Asmara Capai Rp310 Juta per Manggung, Tuai Sindiran Pedas: Berasa Sekelas Agnez Mo
-
Uut Permatasari Goyang Erotis Padahal Istri Perwira Polisi: Walaupun Kamu Artis, Tolong Kurangi!
Terkini
-
Mulianya Bos DRW Skincare Sumbang Rp100 Juta untuk Korban Kebakaran Pasar Kutoarjo
-
Pendapatan Tumbuh 40 Persen Sepanjang 2023, Arkadia Digital Media Siapkan Strategi Tingkatkan Kinerja
-
Sebut Presiden Boleh Kampanye, Jokowi Diingatkan Bagaimana SBY Memimpin Dulu
-
Foto Dirinya Menghadap Jokowi di Jogja jadi Sorotan, Kaesang Pangarep Bocorkan Isi Perbincangannya
-
Tanggapi soal Ramai Salam 4 Jari, Anies Baswedan Yakin Masyarakat Butuh Perubahan Besar