Matamata.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan dukungannya terhadap inisiatif Jogja Art of Fashion Foundation (JAFF) dalam mengembangkan subsektor fesyen berkelanjutan yang berbasis dari daerah.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyebut langkah ini sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi kreatif nasional melalui pendekatan dari akar lokal.
“Kami punya network untuk kolaborasi dengan sponsor-sponsor yang bisa dikoordinasikan lebih lanjut. Kegiatan yang digagas Jogja Art of Fashion Foundation ini butuh akselerasi yang terarah,” ujar Menteri Riefky dalam siaran pers yang diterima, Kamis (5/6).
Ia menambahkan bahwa pihaknya terus mengembangkan program yang mencakup pengembangan kreasi, pendampingan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) demi menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru (the new engine of growth).
Sebagai contoh, bulan lalu Kemenparekraf mengunjungi sejumlah SMK binaan Djarum Foundation di Kudus guna memperkuat ekosistem ekonomi kreatif. Menteri Riefky menilai, kolaborasi lintas sektor dapat membuka peluang kerja berkualitas bagi generasi muda, khususnya lulusan vokasi.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Direktur Fesyen Kemenparekraf, Romi Astuti, menyatakan komitmen kementerian untuk terus menjembatani para pelaku fesyen melalui pendampingan berkelanjutan.
Ia juga memberikan apresiasi terhadap fokus JAFF pada fesyen berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan. Menurutnya, produk fesyen tidak hanya menciptakan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap pelestarian lingkungan.
“Mudah-mudahan kolaborasi ke depan berjalan baik dan berdampak untuk masyarakat,” ucap Romi.
Jogja Art of Fashion Foundation sendiri telah berdiri sejak 2019 sebagai organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan sustainable fashion dan pendampingan kelembagaan, khususnya bagi lulusan SMK jurusan tata busana di Yogyakarta.
Selain aktif dalam peragaan busana dan seminar fesyen, yayasan ini juga rutin menyelenggarakan pameran seni serta kompetisi desain.
Ketua JAFF, Ninik, menjelaskan bahwa pendekatan yang diusung yayasan menggabungkan seni sebagai inspirasi, tradisi, eksploitasi, eksperimentasi, dan kolaborasi.
“Output yang kami hasilkan tidak hanya berupa busana, tapi juga aksesoris, milineris, dan pelengkap lain yang bermuatan artistik,” jelasnya. Salah satu program yang diunggulkan adalah Dressmaker Forum, yang menekankan kreativitas berbasis kerajinan tangan melalui pendekatan wearable art.
Menjelang 2025, yayasan berencana menyelenggarakan serangkaian kegiatan bertema Taman Sari, meliputi theatrical fashion show, pameran karya, penerbitan buku, serta diskusi dan lokakarya yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan.
Menurut Sekretaris JAFF, Andri, rangkaian acara tersebut dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025 di Yogyakarta, dengan melibatkan seniman dari berbagai daerah.
Dengan dukungan dari Kemenparekraf, inisiatif JAFF diharapkan dapat memperkuat subsektor fesyen nasional melalui pengembangan talenta lokal, perluasan pasar, dan pemanfaatan hak kekayaan intelektual secara optimal. (Antara)
Berita Terkait
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia
-
Swaradwipa: Suara yang Menolak Punah, Dokumenter Titi Radjo Padmaja Debut di JAFF 20
-
ARTJOG 2026: Ars Longa Generatio, Membuka Dialog Seni Lintas Generasi
-
RCTI Didukung Kemenparekraf dan Langit Musik, Hadirkan 'IMA 2025'
Terpopuler
-
Satgas PKH Selidiki 31 Perusahaan Terkait Banjir Bandang di Tiga Provinsi Sumatera
-
Prabowo: Penanganan Bencana di Sumatra Hasil Gotong Royong Semua Pihak
-
Ulama Aceh Minta Presiden Tetapkan Bencana Nasional di Tiga Provinsi Sumatera
-
PPN 2026 Masih Dikaji, Menkeu Tunggu Arah Pertumbuhan Ekonomi
-
KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau Terkait Penyidikan Kasus Abdul Wahid
Terkini
-
Satgas PKH Selidiki 31 Perusahaan Terkait Banjir Bandang di Tiga Provinsi Sumatera
-
Prabowo: Penanganan Bencana di Sumatra Hasil Gotong Royong Semua Pihak
-
Ulama Aceh Minta Presiden Tetapkan Bencana Nasional di Tiga Provinsi Sumatera
-
PPN 2026 Masih Dikaji, Menkeu Tunggu Arah Pertumbuhan Ekonomi
-
KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau Terkait Penyidikan Kasus Abdul Wahid